Tulisan yang anda
baca ini bukanlah Karya ilmiah yang perlu menjelaskan berbagai sumber referensi
dan analisis. Tulisan ini bukan pula catatan sejarah yang mesti memuat
Peristiwa, Tokoh dan Penanggalan berserta sumber – sumbernya, apalagi Kitab
Fiqih yang memuat Hukum – hukum Agama berdasarkan Al – Qur’an, Al – Hadits,
Ijma’ Ulama dan Qiyas. Tulisan ini benar – benar bukan termasuk kategori
tersebut.
Berdasarkan
bentuknya, Karya Tulis ini berupa Gabungan 'Drama' & 'Prosa' 'Fiksi' yang
juga memadukan unsur 'Novel' dan 'Cerpen' sekaligus yang dibingkai dalam sebuah
Karangan bernuansa ilmiah dan alamiah. Dikatakan 'Drama' karena banyak
mengandalkan dialog sebagai pembentuk alurnya. Dikatakan juga 'Prosa' karena
mengandung juga susunan alur yang bebas dan terperinci. Dikatakan juga 'Fiksi'
karena mengandung juga susunan alur yang memperhatikan sistematika penceritaan.
Dikatakan juga 'Novel' karena secara umum dirangkai berdasarkan cerita yang
panjang tentang kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya berikut watak
dan sifat tokoh – tokohnya. Dikatakan juga 'Cerpen' karena terdapat juga
sistematika alur 'cerita' pendek dalam bentuk 'Puzzle'. Dikatakan juga 'Cerita'
karena mengandung Peristiwa, Hal dan kejadian yang mengisahkan Pembicaraan,
perbuatan, pengalaman, penderitaan, perbandingan, perbedaan dan sebagainya.
Dikatakan juga 'Puzzle' karena alur ceritanya bongkar - pasang alias tidak
urut, namun tetap memperhatikan konsep hubungan antara satu cerita dengan
cerita lainnya.
Karangan itu sendiri
merupakan Rangkaian Hasil pemikiran dan perasaan penulis dalam satu kesatuan
tema yang utuh. adapun dikatakan Ilmiah karena terdapat materi – materi ilmu
pengetahuan. Dikatakan juga Bernuansa Alamiah karena menyinggung fenomena nyata
dan apa adanya.
Mengapa diberi judul
‘Suami Otak Kiri’ dan ‘Suami Otak Kanan’?
Pemberian judul
seperti pemberian nama yang tidak mutlak bisa dimaknakan secara bahasa,
melainkan bisa mengalami perubahan bahkan penambahan dari pemaknaan asalnya.
Pada Prinsipnya nama disandarkan pada maksud si pemberi nama. Dalam 'keyakinan'
kami, nama bisa Bermakna do’a pada yang diberi nama. Ketika seseorang dinamai
‘Malik’ (Bahasa Arab) yang secara denotatif bermakna Raja / penguasa, belum
tentu makna itu yang dimaksud oleh si pemberi nama, melainkan bisa jadi si
pemberi nama bermaksud menyandarkan nama tersebut kepada Imam ‘Malik’ yaitu
Salah seorang Tokoh Ulama pendiri Mazhab Maliki. Penambahan atau perubahan
makna 'Malik' dari asalnya ‘Penguasa’ menjadi ‘Ulama’ termasuk dalam pembahasan
jenis kata konotatif. Begitu juga dengan judul karangan kami ini. Selaku
pemberi judul, penulis memiliki Maksud khusus tentang makna ‘Suami Otak Kiri’
dan ‘Suami Otak Kanan’, sebagaimana kedudukan ‘bahasa ilmiah’ dalam berbagai
disiplin ilmu yang berbeda.
Lalu, mengapa
‘Suami’?
Secara Leksikal,
Suami adalah pria yang telah beristeri. Adapun Sebagai Manusia, Suami merupakan
makhluk berakal budi. Dia juga seorang kepala keluarga yang bertanggungjawab
atas isteri dan anak - anaknya. Dia juga seorang anak yang diamanahkan berbakti
kepada kedua orang tua dan menjalin silaturahim kepada saudara - saudara
kandungnya. Dia juga seorang Makhluk sosial yang bermasyarakat. Dia juga
seorang pribadi yang memiliki hasrat dan cita - cita. Maka, berdasarkan
penjabaran tersebut, secara kontekstual kami memilih kata suami sebagai simpul
pertalian makna umum dan khusus yang saling terikat di dalamnya.
Apa yang dimaksud
dengan 'Otak Kiri' dan 'Otak Kanan'?
Pengertian 'Otak
Kiri' dan 'Otak Kanan' dalam karangan ini bukan berarti Salah dan Benar atau
Buruk dan Baik, bukan pula menjelaskan fungsi Otak Kiri dan Kanan secara
ilmiah. Kami berlepas diri dari pengertian tersebut. ‘Otak Kiri’ dan ’Otak
Kanan’ dalam karangan ini digambarkan sebagai proses berpikir dari kiri ke
kanan, bisa juga bermakna Biasa dan Unik, Sempit dan Luas, Logis dan Tidak
Logis, Pesimis dan Optimis, dll. Adapun Penentuan ‘Otak Kiri’ dan ‘Otak Kanan’
merupakan Hak prerogratif Penulis (suka – suka penulis). Bahkan, Seorang Adolf
Hittler pun bisa termasuk golongan ‘Otak Kanan’, tergantung dari sudut mana
anda memandang, karena setiap kita memiliki sisi baik dan buruk yang bisa
diambil hikmahnya. Anda cukup menikmatinya sembari minum kopi Robusta Lampung,
kemudian mengambil pelajaran yang baik menurut pemahaman anda masing-masing.