“Penjara Suci – Bagian 2”
Kisah ini berawal dari sabang sampai merauke, dari pedalaman dan perkotaan, dari berbagai status sosial, dan dari sudut pandang yang beragam. Derap langkah Para pengembara itu melesat dengan Mantabnya menembus ranjau - ranjau duniawi. diantara mereka ada yang melaluinya dengan suka cita dan beberapa diantaranya diselimuti konspirasi kedukaan. Perjalanan ini pun mengharuskan mereka berkorban harta benda, Meninggalkan “zona kenyamanan” dan Kampung Halaman tercinta. mereka berharap Balasan yang dijanjikan oleh Allah, kelak menemui Rosulullah, dan Menerangi kehidupan ini dengan Cahaya Rahmatan lil 'alamin.
....Bermulalah, Perjalanan Mencari Ilmu Agama...
• Suami Otak kiri
(lihat episode sebelumnya). Akhirnya Para orang tua menarik kembali anak – anaknya ke dalam Zona Nyaman. The END of the story.
• Suami Otak Kanan
>>> kisah di balik jeruji “Penjara Suci” pun dimulai… <<<
- Di kantin Pesantren –
Layaknya warga baru, para santri baru masih terjangkit faham ‘individualisme’, maklum masih baru.
Ilyas: (Makan seorang diri)
Jeki: (Menghampiri + Senyum Semangat + mengulurkan tangan)
Assalaamu ‘alaikum wahai saudara baruku?!
Ilyas: (Senyum + menjabat tangan) Wa ‘alaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh!
Jeki: Nama sy Jeki, lengkapnya Jeki Hanafi, fans berat imam Hanafi, hehe...
Ilyas: saya Ilyas.
Jeki: kamu santri baru?
Ilyas: Iya, kamu?
Jeki: Hehe… berarti kita sama yah? (Salaman lagi)
Ilyas: kamu asalnya dari mana?
Jeki: sy asalnya dari wilayah terdepan (garis perbatasan) Tanah Air ini!
Ilyas: (Kagum) Wah jauh yah?
Jeki: Hehe, Sedeng kok. Kalo kamu?
Ilyas: kalo sy dari tanah kelahiran Syeikh Nawawi Al – bantani, Banten.
Jeki: (Kagum menggebu) Whuidih Mantrab!!! Beliau salah satu idola saya selain Syaikh yusuf Al makassari, syaikh khatib minangkabawi, syaikh yasin al fadany, Syaikh bangkali, syaikh muhyi pamijahan, dll…
Ilyas: (Kagum) SubhanAllah!!! kamu kok banyak kenal nama – nama ulama?
Jeki: (senyum misterius) Ah gak juga, tau kan belum tentu kenal, Tapi dengan tau itu kita akan mengenal, karena kenal kita akan faham dan akhirnya sayang…itu kata bapakku, hehe…
Ilyas: (belum faham (&%$#@!)) Oh…ya?
Jeki: ya iyalah, Hehe…Oke ilyas, ini adalah awal, mudah – mudahan Allah menjadikan ini “Al bidayah Wa nihayah” yang baik, hehe…Sampai ketemu lagi saudaraku! (beranjak pergi)
Ilyas: (*&^%$#@!?) Iya sip!
- di kasir kantin –
Pak Qodir: (menghitung + senyum) Semuanya jadi dua puluh ribu de?
Jeki: Oke pak, nanti yang bayar ini saudara saya yang disana ya! (alih fokus) Oiii…iIyas…(Menyapa ilyas + melambaikan tangan)
Ilyas: Oiii… (membalas melambaikan tangan)
Beberapa waktu kemudian…
Pak Qodir: (menghitung + senyum) Semuanya jadi empat puluh ribu de?
Ilyas: (Oh???) Allahu Akbar?! Kok Mahal pak?
Pak Qodir: (heran) Lho kata ade yang tadi (jeki), ade yang bayarin semuanya?
Ilyas: (&^%$#@!??? Tepok Jidat!) Astagfirullah, oke deh klo begitu, hehe…
***
- ceramah perdana dari Kiyai sebelum Masa Orientasi –
Kiyai:
Ba’da Tahmid wa shalawat…
Selamat datang di Pondok Pesantren Al – ikhlas wahai para penuntut ilmu dari berbagai penjuru daerah!
…………………………………………
Berikut ini adalah bekal utama dari beberapa bekal yang senantiasa harus dijaga oleh setiap santri dalam menuntut ilmu disini, Yaitu Niat yang tulus semata - mata karena Allah dan untuk menggapai keridhoanNya:
Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim)
..............................
Maka, saya tegaskan kepada seluruh santri bahwa tugas UTAMA kalian adalah meluruskan niat dan memperbaikinya dari waktu ke waktu agar tidak ternodai hal duniawi yang mengundang kesyirikan yang akan melenyapkan keberkahan dari ilmu! Sesungguhnya santri yang berhasil adalah mereka yang berilmu, mengamalkan ilmunya dan mengajarkan ilmunya ikhlas dan Istiqomah karena Allah!
Dengan demikian, mudah – mudahan Allah mewisuda anda sekalian sebagai 'Sarjana Taqwa' dan Memberikan ijazah berupa "KeridhoanNya”! Aamiin Ya Allah...
>> Bersambung...