‘Penjara Suci’, sebuah istilah yang menyinggung dunia pendidikan Pondok Pesantren (PP). istilah yang bisa bermakna positif juga negatif, tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Istilah ini berkaitan dengan sistem pendidikan PP yang pada umumnya membatasi ruang gerak para santrinya. Umumnya Pengelola mendirikan tembok / ‘Tanda’ yang membatasi antara dunia di luar dan di dalam PP sekaligus sebagai hijab antara Kawasan santriwan dan santriwati. Mengenai hal tersebut, banyak pihak yang mengkritik dan mempertanyakan Maksud dan tujuan didirikannya ‘dinding – dinding pembatas’ itu?
Namun, Husnudzhonlah! InsyaAllah, setiap pesantren memiliki Maksud dan Tujuannya tersendiri. itulah uniqnya pendidikan di pesantren, “Tidak semua pertanyaan atau hal selalu dijawab atau disampaikan dengan kata – kata”, bisa jadi pengalamanlah yang akan menjawab semuanya…
>>> … HIJRAH… <<
SUAMI OTAK KIRI
- setelah 6 bulan dalam masa mondok –
Ayah: (Geram) Pak kiyai gimana sih?! gak becus banget ngurus pesantren!? Masa anak saya dikasih menu sarapan Cuma tempe, makan siang lauknya sayur aja dan malam kalo beruntung daging? Jangan samain dong perut pak kiyai sama anak – anak kita!!!
pantesan anak saya ngerengek mau pulang terus dan sakit – sakitan!
Kami kesini untuk belajar ilmu agama, bukan latihan jadi narapidana!
Kalo tau begini, saya nyesel masukin anak saya kesini!
Pak Kiyai: (Diam)
SUAMI OTAK KANAN
- di atas kereta, dalam perjalanan menuju pondok pesantren -
Ilyas: Ayah, kata temen – temen ilyas, kalo masuk pesantren nanti keluarnya jadi Ustadz yah?
Ayah: (Senyum) Hehe, orang yang baik itu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al - Qur’an. Tapi Urusan Jadi ustadz atau gak, itu tergantung kehendak Allah dan ilyas sendiri.
Ilyas: terus knp ilyas masuk pesantren?
Ayah: Rosul kita Bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu (Ilmu Agama), Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit & bumi hingga ikan yg ada di air. Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, & para Nabi tak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yg sangat besar." [HR. ibnumajah No.219].
Ilyas: (Kagum) Wah yang benar ayah?
Ayah: (Senyum Tulus) Allah Gak akan ingkar janji, makanya ilyas belajarnya harus Ikhlas karena Allah?
Ilyas: (Bingung) Ikhlas itu apaan sih ayah?
Ayah: (Senyum) Penasaran yah? Hehe…Makanya nanti belajar yang bener! Mudah – mudahan nanti ilyas bisa dapet jawabannya di Pondok Pesantren…
Ilyas: tapi kenapa belajarnya harus di pesantren ayah? Kenapa gak di sekolah islam deket rumah kita?
Ayah: (Senyum) ilyas akan tau jawabannya kalo ilyas udah tinggal di pesantren sampe lulus!
Ilyas: (Cemberut + penasaran???) Yahh??
Ayah: (mengelus – elus kepala ilyas) Ilyas tau gak? di pondok pesantren itu ada sebuah tempat yang sangat indah, tempat itu dipenuhi oleh orang – orang yang wajahnya berseri – seri, mereka tinggal dan bermain di dalamnya sedangkan mereka tidak pernah bersedih hati melainkan selalu bahagia…Tempat itu namanya; Riyadlus Shalihin “Tamannya Orang – orang shaleh”
Ilyas: (Kagum) Wah??? terus bagaimana caranya ilyas bisa ke tempat itu ayah?
Ayah: (Senyum Misterius+Jempol) dengan belajar sungguh - sungguh di pondok pesantren!
***
“ Selamat Datang di Pondok Pesantren Al - Ikhlas kepada Santriwan dan Santriwati Baru dari seluruh Wilayah di Nusantara!”
Ilyas & ayah akhirnya sampai di gerbang utama pondok pesantren. Baru saja sampai, ilyas menyaksikan pemandangan yang mengherankan, diantaranya: Seorang anak yang berlari Histeris karena tidak rela ditinggal pergi orang tuanya, beberapa anak yang duduk termangu meratapi kepergian orang tuanya, dan beberapa suasana haru biru lainnya. Wajar saja, mereka sejak lahir tinggal serumah dengan orang tuanya, kini terpaksa berpisah dan merelakan kehangatan dengan keluarga mereka dalam waktu yang cukup lama. Begitulah, Tidak semua anak bisa menerima kenyataan tersebut dengan mudah.
Ilyas: (bingung) ayah! Mereka kenapa???
Ayah: (Senyum) Rahasia, hehe…
***
Setelah menyelesaikan berbagai administrasi dan melengkapi kebutuhan ilyas selama di pesantren, tibalah mereka di ‘ Garis Perbatasan’ , Dalam Kuningnya Senja…
Ayah + ilyas: (duduk di pinggiran taman pesantren)
Ayah: (merangkul pundak ilyas) Alhamdulillah semua urusan ilyas sudah ayah tuntaskan (senyum + melirik ilyas penuh cinta)
Ilyas: (bingung?) terus? ayah mau kemana lagi?
Ayah: (senyum sembako) Ayah mau pulang ke rumah,
Ilyas: (galau) tapi, Ilyas gak kenal mereka ayah? Terus nanti siapa yang ngingetin ilyas solat? Nemenin ilyas baca Qur’an? terusi kalo ilyas butuh bantuan ayah gimana?
Ayah: (Senyum Sembako) keluarga baru ilyas disinilah yang akan menggantikan ayah dan ibu…?
Ilyas: (Matanya berkaca - kaca) tapi, nanti bagaimana kalo ayah, mamah dan ade sakit disana?
Ayah: (Terharu) Hehe, InsyaAllah ada ayah, yang penting ilyas belajar dengan sungguh - sungguh disini yah! Ayah dan ibu Do’akan yang terbaik buat ilyas!
Ilyas: (Menggenggam tangan ayah dengan erat) Ayah, ayah beneran mau ninggalin ilyas sendirian disini???
…Ayah memeluk ilyas erat, semua terasa hening…Air mata membasahi pipi mereka...
Ayah: (memeluk) Ilyas Harus seneng, karena Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit & bumi hingga ikan yg ada di air!
Ilyas: (Tersedu – sedu + bisu)
Ayah: (matanya berkaca - kaca) Ilyas gak akan sendirian karena ada Allah, ada keluarga baru ilyas disini, mereka akan menghangatkan dan mewarnai kehidupan ilyas disini, bersama mereka ilyas akan Menemukan “Riyadlus Shalihin” (Tamannya orang – orang shaleh) InsyaAllah…
Ilyas: (hanyut dalam kesedihan)
Ayah: (Fokus menatap wajah ilyas) Pesan ayah untuk ilyas Cuma satu, “dalam kondisi bagaimanapun, Ilyas Harus JUJUR!”
Perlahan - lahan Ayah menenangkan ilyas, Selangkah demi selangkah, bayangan ayah mulai semakin menjauh, dan lambaian tangan ayah pun mengakhiri perjumpaan mereka...
***
- Sesampainya di kediaman –
Ibu: (dalam dekapan ayah, hanyut dalam kesedihan)
Ayah: (kecup kening) Kamu harus tegar. Ilyas anak yang kuat. saat ini, ilyas tengah diasuh oleh orangtua barunya. mari kita percayakan ilyas kepada mereka, sesungguhnya mereka adalah alim ulama yang zuhud dan wara’, tidak ada sesuatupun yang mereka takutkan kecuali Allah. Mudah – mudahan Allah menjaganya dengan Kasih dan sayangNya.
Namun, Husnudzhonlah! InsyaAllah, setiap pesantren memiliki Maksud dan Tujuannya tersendiri. itulah uniqnya pendidikan di pesantren, “Tidak semua pertanyaan atau hal selalu dijawab atau disampaikan dengan kata – kata”, bisa jadi pengalamanlah yang akan menjawab semuanya…
>>> … HIJRAH… <<
SUAMI OTAK KIRI
- setelah 6 bulan dalam masa mondok –
Ayah: (Geram) Pak kiyai gimana sih?! gak becus banget ngurus pesantren!? Masa anak saya dikasih menu sarapan Cuma tempe, makan siang lauknya sayur aja dan malam kalo beruntung daging? Jangan samain dong perut pak kiyai sama anak – anak kita!!!
pantesan anak saya ngerengek mau pulang terus dan sakit – sakitan!
Kami kesini untuk belajar ilmu agama, bukan latihan jadi narapidana!
Kalo tau begini, saya nyesel masukin anak saya kesini!
Pak Kiyai: (Diam)
SUAMI OTAK KANAN
- di atas kereta, dalam perjalanan menuju pondok pesantren -
Ilyas: Ayah, kata temen – temen ilyas, kalo masuk pesantren nanti keluarnya jadi Ustadz yah?
Ayah: (Senyum) Hehe, orang yang baik itu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al - Qur’an. Tapi Urusan Jadi ustadz atau gak, itu tergantung kehendak Allah dan ilyas sendiri.
Ilyas: terus knp ilyas masuk pesantren?
Ayah: Rosul kita Bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu (Ilmu Agama), Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit & bumi hingga ikan yg ada di air. Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, & para Nabi tak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yg sangat besar." [HR. ibnumajah No.219].
Ilyas: (Kagum) Wah yang benar ayah?
Ayah: (Senyum Tulus) Allah Gak akan ingkar janji, makanya ilyas belajarnya harus Ikhlas karena Allah?
Ilyas: (Bingung) Ikhlas itu apaan sih ayah?
Ayah: (Senyum) Penasaran yah? Hehe…Makanya nanti belajar yang bener! Mudah – mudahan nanti ilyas bisa dapet jawabannya di Pondok Pesantren…
Ilyas: tapi kenapa belajarnya harus di pesantren ayah? Kenapa gak di sekolah islam deket rumah kita?
Ayah: (Senyum) ilyas akan tau jawabannya kalo ilyas udah tinggal di pesantren sampe lulus!
Ilyas: (Cemberut + penasaran???) Yahh??
Ayah: (mengelus – elus kepala ilyas) Ilyas tau gak? di pondok pesantren itu ada sebuah tempat yang sangat indah, tempat itu dipenuhi oleh orang – orang yang wajahnya berseri – seri, mereka tinggal dan bermain di dalamnya sedangkan mereka tidak pernah bersedih hati melainkan selalu bahagia…Tempat itu namanya; Riyadlus Shalihin “Tamannya Orang – orang shaleh”
Ilyas: (Kagum) Wah??? terus bagaimana caranya ilyas bisa ke tempat itu ayah?
Ayah: (Senyum Misterius+Jempol) dengan belajar sungguh - sungguh di pondok pesantren!
***
“ Selamat Datang di Pondok Pesantren Al - Ikhlas kepada Santriwan dan Santriwati Baru dari seluruh Wilayah di Nusantara!”
Ilyas & ayah akhirnya sampai di gerbang utama pondok pesantren. Baru saja sampai, ilyas menyaksikan pemandangan yang mengherankan, diantaranya: Seorang anak yang berlari Histeris karena tidak rela ditinggal pergi orang tuanya, beberapa anak yang duduk termangu meratapi kepergian orang tuanya, dan beberapa suasana haru biru lainnya. Wajar saja, mereka sejak lahir tinggal serumah dengan orang tuanya, kini terpaksa berpisah dan merelakan kehangatan dengan keluarga mereka dalam waktu yang cukup lama. Begitulah, Tidak semua anak bisa menerima kenyataan tersebut dengan mudah.
Ilyas: (bingung) ayah! Mereka kenapa???
Ayah: (Senyum) Rahasia, hehe…
***
Setelah menyelesaikan berbagai administrasi dan melengkapi kebutuhan ilyas selama di pesantren, tibalah mereka di ‘ Garis Perbatasan’ , Dalam Kuningnya Senja…
Ayah + ilyas: (duduk di pinggiran taman pesantren)
Ayah: (merangkul pundak ilyas) Alhamdulillah semua urusan ilyas sudah ayah tuntaskan (senyum + melirik ilyas penuh cinta)
Ilyas: (bingung?) terus? ayah mau kemana lagi?
Ayah: (senyum sembako) Ayah mau pulang ke rumah,
Ilyas: (galau) tapi, Ilyas gak kenal mereka ayah? Terus nanti siapa yang ngingetin ilyas solat? Nemenin ilyas baca Qur’an? terusi kalo ilyas butuh bantuan ayah gimana?
Ayah: (Senyum Sembako) keluarga baru ilyas disinilah yang akan menggantikan ayah dan ibu…?
Ilyas: (Matanya berkaca - kaca) tapi, nanti bagaimana kalo ayah, mamah dan ade sakit disana?
Ayah: (Terharu) Hehe, InsyaAllah ada ayah, yang penting ilyas belajar dengan sungguh - sungguh disini yah! Ayah dan ibu Do’akan yang terbaik buat ilyas!
Ilyas: (Menggenggam tangan ayah dengan erat) Ayah, ayah beneran mau ninggalin ilyas sendirian disini???
…Ayah memeluk ilyas erat, semua terasa hening…Air mata membasahi pipi mereka...
Ayah: (memeluk) Ilyas Harus seneng, karena Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit & bumi hingga ikan yg ada di air!
Ilyas: (Tersedu – sedu + bisu)
Ayah: (matanya berkaca - kaca) Ilyas gak akan sendirian karena ada Allah, ada keluarga baru ilyas disini, mereka akan menghangatkan dan mewarnai kehidupan ilyas disini, bersama mereka ilyas akan Menemukan “Riyadlus Shalihin” (Tamannya orang – orang shaleh) InsyaAllah…
Ilyas: (hanyut dalam kesedihan)
Ayah: (Fokus menatap wajah ilyas) Pesan ayah untuk ilyas Cuma satu, “dalam kondisi bagaimanapun, Ilyas Harus JUJUR!”
Perlahan - lahan Ayah menenangkan ilyas, Selangkah demi selangkah, bayangan ayah mulai semakin menjauh, dan lambaian tangan ayah pun mengakhiri perjumpaan mereka...
***
- Sesampainya di kediaman –
Ibu: (dalam dekapan ayah, hanyut dalam kesedihan)
Ayah: (kecup kening) Kamu harus tegar. Ilyas anak yang kuat. saat ini, ilyas tengah diasuh oleh orangtua barunya. mari kita percayakan ilyas kepada mereka, sesungguhnya mereka adalah alim ulama yang zuhud dan wara’, tidak ada sesuatupun yang mereka takutkan kecuali Allah. Mudah – mudahan Allah menjaganya dengan Kasih dan sayangNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar