Sering kali kita bertanya - tanya tentang sesuatu yang berada di luar jangkauan kita. sering kali kita meratapi nasib yang tidak sesuai dari rencana kita. tidak jarang kita merasa galau mengenai persoalan - persoalan yang aneh tapi nyata. "Kok bisa? kenapa jadi begini? bagaiman mungkin? Mustahil?!!! " Begitulah kita. Sesungguhnya, pertanyaan - pertanyaan tersebut telah menyadarkan kita Bahwa kita adalah manusia yang lemah di hadapan Sang Pencipta.
* SUAMI OTAK KIRI
- Larut malam -
Ayah: (membuat perencanaan bisnis)
mamah: Ayah, sudah solat isya belum? ayo solat biar berkah rezekinya...
Ayah: Ah...mamah ini, solat gak solat rejeki itu tergantung kita! lihat aja para penghuni masjid itu! solatnya rajin, rejekinya kepepet, akhirnya apa? Mesjid dijadiin "Tameng" buat sarana ngemis?!
Mamah: (ngelus dada) Astagfirullah ayah kok bisa - bisanya ngomong gitu?
* SUAMI OTAK KANAN
dalam rapat terbatas (Ayah + ibu)
Ayah: (Gembira luar biasa) mah, Alhamdulillah, besok semua kambing di peternakan kita akan diborong habis oleh seorang konglomerat! hari itu akan menjadi hari kebangkitan perekonomian kita yang selama ini tergopoh - gopoh! hehe...
mamah: (Senyum Delima) Alhamdulillah...terus ayah jadi gak pake uang tabungan mamah?
Ayah: Jelas Donk! ayah mau beli kambing tambahan di peternakan teman karena permintaan beliau di luar kapasitas kita...
***
- Pagi yang cerah -
Ayah: (kecup kening mamah) Mudah - mudahan Allah melimpahkan rezeki yang banyak!
Mamah: (Senyum delima) Amiin…
Anak: (menghampiri) Ayah minggu depan jadi kan beliin komputer buat kakak?
Ayah: (Senyum Sembako) InsyAllah! mudah - mudahan ayah juga bisa membelikan lemari perpustakaan untuk membangun perpustakaan keluarga! hehe
Anak+mamah: (Saling melirik + senyum) Amiin.
***
- di peternakan-
Ayah beserta tim menggiring semua kambing menuju Truk.
Konglomerat: (Senyum) Alhamdulillah ya Akhi. seperti yang sudah kita sepakati, pembayarannya melalui cek ya Akhi? nanti tinggal Akhi urus saja ke bank
Ayah: (Senyum) Iya pak, BaarakAllah, terimakasih!
Konglomerat: (berjabat tangan) Sama - sama Akhi! senang berbisnis sesama muslim!
***
- Di bank -
Teller: Maaf pak, apakah sebelumnya bapak pernah melakukan transaksi dengan cek?
Ayah: Ini baru pertama kali mbak, sy tukang kambing, hehe...
Teller: (Senyum) Maaf pak, ternyata cek ini Kosong...
Ayah: (Kosong?????????? + Galau) maksudnya mbak?
Teller: Cek ini Palsu, jadi gak ada uang yang bisa bapak terima dari cek ini
Ayah: (Tidak Percaya) Maaf mbak, kata orangnya disini ada uangnya kok, ah mbak bercanda aja nih? hehehe...
Teller: Maaf pak, sy sungguh - sungguh, cek ini kosong
Ayah: (Bisu + Terpaku + Berlinang air mata + ROBOH)
***
***
Di rumah,
Mamah: (menerima telpon) Ke luar kota??? Kok mendadak banget sih ayah??? Tapi ayah pulang dulu kan ke rumah???!!!
Ayah: Mmm…ayah mau langsung aja mah, ini mendadak banget, InsyAllah cuma 2 - 3 hari kok
Mamah: (Khawatir + Curiga) Ada apaan si ayah??? Akh...Mamah gak ngerti...kalo gitu ayah harus jaga kesehatan, harus disiplin makannya, jangan makan sembarangan, minumnya harus cukup, banyakin makan sayur sama buah, kalo tidur ngadepnya ke kanan, gosok gigi sebelum tidur, baca doa selalu, jangan jelalatan!!! pokoknya kabarin mamah terus, titik! mamah sayang sama ayah?!
Ayah: (senyum Sembako) Hehe...(kayak ke anak kecil aja) terimakasih mamah...Ayah juga sayang mamah
Bagaimana pun, selama ayah dan ibu kita masih hidup, mereka tetaplah orang tua kita. Ayah pun mencoba menenangkan diri di kampung halamannya, dalam dekapan kasih sayang Orang tuanya.
***
Pemandangan sawah yang berlatarkan gunung, memberikan nuansa ketenangan tersendiri dalam hati dan pikiran kita. Dalam sejuknya suasana pagi ini, ayah duduk seorang diri, ditemani secangkir teh manis dan Singkong. Hehe...Sarapan Mewah ala kampung.
Abi (ayahnya ayah): (menghampiri + duduk bersebelahan dengan ayah)
Ayah: (melirik + bisu)
… HENING dalam waktu yang lama…Antara Anak dan Ayah…Antara Murid dan Guru…
Abi: (Senyum Sembako) Ehm, Lima – Satu yah?
Ayah: (Senyum Geli) Hehe…terus, harus 4 kali bangkrut gitu buat Mengalahkan abi?
Abi: Siapa bilang bangkrut? Kamu sungguh telah berhasil kok!
Ayah: (???)
Abi: (Senyum Sembako) Tidak ada satu pengusaha pun yang tidak pernah mengalami kebangkrutan baik secara materi maupun non materi, melainkan setelah itu mereka menjadi lebih baik lagi
Ayah: bagaimana cara abi menjadi lebih baik lagi?
Abi: (Senyum Sembako + Berdiri) bagi orang – orang yang beriman, Kebangkrutan ini adalah sebuah kebaikan, karena jika mereka mendapatkan kebahagiaan mereka bersyukur dan jika mereka mendapatkan musibah mereka bersabar. Dan semua itu menjadi kebaikan bagi mereka…Mudah – mudahan hal itu meningkatkan derajat keimanan mereka? Manakah yang lebih penting di sisi Allah? Prestasi Bisnismu atau Prestasi keimananmu?
Ayah: (Senyum Sembako + Tentram) Ya…pastinya keimanan kan?
Abi: (Senyum Sembako) Karena Prestasi Keimananmu akan berbanding Lurus dengan prestasi usahamu!
Ayah: tapi bagaimana dengan anak dan istriku Abi?
Abi: Jika mereka kau didik dengan keimanan, InsyAllah kehadiranmu di tengah – tengah mereka, lebih berarti daripada lembaran kertas (uang) yang kau berikan
Ayah: (Mengusap Wajah + Senyum Sembako) Terimakasih…(Sungkem)
Abi: (Senyum tulus) Semoga Allah memberkati kalian! Abi dan umi, selalu mendoakan yang terbaik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar