Selasa, 13 Agustus 2013

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 53



Dalam proses menuju pernikahan dikenal juga sistem “Tuker Biodata”, dalam rangka saling mengenal antara pria dan wanita yang siap menikah. Kira – kira, Berikut Gambaran umumnya (Jika ada pendapat lain bisa ditambahkan / dikurangi):

1. Antara pria dan wanita membuat biodata diri mereka secara lengkap,
2. Biodata diserahkan kepada perantara (Keluarga / Guru / Sahabat / lembaga) yang dipercaya menghimpun data tersebut
3. baik si pria maupun wanita memahami isi biodata calon pasangannya dengan sebaik – baiknya dan berkoordinasi dengan Orang tua + Guru + Sahabat,
4. Jika ditemukan titik temu yang baik dan cocok, mereka dipertemukan dengan didampingi Mahram (keluarga sedarah) untuk saling mengenal secara personal
5. Setelah itu, Mereka saling beristikharah (solat meminta petunjuk) dan Berkoordinasi dengan Orang tua untuk lebih memantapkan keyakinan dalam waktu yang disepakati
6. apabila keyakinan semakin bertambah, baik si pria maupun wanita, berkunjung ke rumah calon pasangannya untuk berkenalan dengan keluarga calonnya
7. setelah masing – masing keluarga mantab, mereka melanjutkan pada proses Tunangan / Khitbah
8. Menikah

* SUAMI OTAK KIRI

My Biodata:

Nama : DR. Soki
Pekerjaan : Manajer Produksi di PT. Zirbad
Hobi : Travelling, bermain game, Olah Raga dan Mancing
Makanan Favorite : Pizza, Steak dan Sea Food
Minuman Favorite : Milk Shake, Black Coffee dan Aneka Jus
Pendidikan Terakhir : S3 di Universitas terFavorite di Luar negri
Penghasilan : Lebih dari 30.000.000 / bulan
Tentang Saya : “Stay Cool”
Prinsip Hidup : Uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang

Dan seterusnya……………………..

***

Soki: gmn bro?

Sobat Soki: Wah…Wah, Cuma cewek rabun yang gak buru2 nuker biodata sama lo bro? hehe... secara, lo Doctor jebolan kampus paling favorite di dunia, hobi lo bikin cewek2 iri, pekerjaan lo manteb dan pastinya penghasilan lo buat mereka klepek2 deh, wahaha…

Soki: (Senyum) klo gitu Tolong diurus ya brow…

Sobat Soki: Siap bos!

***

Akhirnya Soki Menikah………..

***

Hidup tidak selalunya indah, Perusahaan tempat soki bekerja sudah lama bangkrut…

- Di kamar-

Soki: (heran) Lho? Mamih mau kemana beres – beres?

Istri: (Senyum kesemek) Mamih udah gak tahan dengan kehidupan kita yang melarat, sebelum kita semakin sulit, lebih baik mamih pulang ke rumah orang tua, disana mamih bisa hidup lebih layak daripada ini?!

Soki: (Jlebb+berlinang air mata) Mamih kok gitu?! Masa mamih tega ninggalin papih yang lagi ketiban musibah begini?

Istri: (Senyum Kesemek) Maaf ya pih, bukannya mamih gak sayang papih tapi mamih gak siap klo terus – terusan hidup susah begini,,,

• SUAMI OTAK KANAN

My Biodata:

Nama: Soka
Pekerjaan: Kuli
Hobi: Dakwah
Makanan + Minuman Favorite: Halalan Thayyiban
Riwayat Pendidikan: Pernah SMA
Penghasilan: Kurang Lebih UMR (Upah Minimum Rata2)
Tentang Saya: Biasa saja
Prinsip Hidup: Semua Berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah

Dan seterusnya……………………..

***

Soka: gmn bro?

Sobat Soka: (Bengong???) Lho kok begini isi biodatanya bro? maksudnya apa ini? Lo kan Doctor+Presiden direktur pula dengan penghasilan minimum lima puluh juta? Heran gw, Sebenarnya cewek model apa sih yang lo cari?

Soka: (Senyum Sembako) yang mau tukeran dengan biodata gw ini, hehe…

***

Akhirnya, setelah Hampir satu tahun menganggur, biodata Soka pun menemukan jodohnya…

***

Keluarga dan Rumah yang sederhana adalah impian soka. rumah kecil yang bernuansa minimalis. Barang – barang rumah tangga yang seperlunya dan Segala sesuatu yang diatur dengan standar cukup.

Setelah bertahun – tahun menikah bahkan sampai mereka punya anak, tidak ada yang tahu soal latar belakang sang ayah. Kawan dan sanak sodara dari pihak ayah sudah diajak kerjasama soal ini. Bahkan Hal – hal yang menyangkut perusahaan tidak pernah soka bawa ke rumah. Soka hadir di tengah – tengah mereka sebagai seorang ayah yang bekerja sebagai Kuli, lebih tepatnya “Kuli Allah yang mengelola harta benda milik Allah”.

# Belajar Prihatin…Belajar Prihatin…Belajar Prihatin #

Soka: Mah, ini uang belanja bulan ini. maaf ya baru segini?

Istri: (Senyum Tulus) Alhamdulillah kita masih bisa hidup layak

Soka: (Senyum tulus) Mudah – mudahan Allah mencukupkan kita

Istri: (Senyum Delima) Sesunggunya Rasa Syukur lebih nikmat daripada Sepiring Nasi dan segala isinya.

Soka: Banyak – banyak bersyukur dan berdoa ya mah… Siapa tahu besok atau lusa kita bisa makan enak kan? hehe

Pendidikan Prihatin ini bukan Cuma untuk anak dan istrinya. Selama di kantor, soka hanya memakan perbekalan dari rumahnya. Bahkan ketika rapat dan pertemuan dengan rekanan bisnisnya di restoran mana pun, ia tetap memilih menikmati bekal sang istri. “Bagaimana mungkin saya menikmati semua hal ini sedangkan anak dan istri saya tengah belajar prihatin?!” tegasnya kepada semua rekanan perusahaannya.

Namun pada kesempatan - kesempatan tertentu, dengan dalih "dapet bonus" atau "diajak kawan", soka mengajak keluarganya liburan dan menikmati aneka kuliner. "Rasa Syukur itu dapat dinikmati oleh mereka yang terbiasa prihatin" By Soka.

***

Sepulang sang anak dari kuliahnya…

Ayah: Kemana motormu kak?

Kakak: Masuk Bengkel yah…

Ayah: (Tegas) Lho kenapa? Cepet Bawa kembali motornya ke rumah!! Biar ayah yang urus dulu..

Kakak: Memangnya ayah bisa betulin?

Ayah: (menunjuk kepalanya) jangan remehkan pemberian Allah. Sekarang juga bawa kesini motornya…

Berbekal pengalaman, peralatan lengkap dan relasi montir, ayah dan kakak menyervis sendiri motornya

Ayah: (Menelpon montir kantor) sy sudah buka busi dan pancing pengapiannya, tapi masih padam pak?

Montir: Coba Bos urut kabel – kabel pengapiannya, biasanya tersambung dengan CDI, umumnya warna merah, pastikan tidak putus pak?

Ayah: Oke thanks ya pak (menutup telpon). ayo kakak, kita urut kabel pengapiannya…

Ternyata kabel pengapian terbakar dan putus…setelah disambung kembali, motor pun kembali menyala…

Kakak: (Senyum Bahagia) Wahahaha senangnya…Akhirnya bisa nyala juga ya ayah? Hehehe

Ayah: (Mengacungkan jempol) apapun masalah yang kita hadapi, mintalah pertolongan kepada Allah, berusahalah semaksimal mungkin, barulah minta bantuan orang lain…itulah citra pribadi mandiri dan berdikari!

***

Adik: Ayah... ade minta duit dong? ade dapet tugas kerajinan tangan dari sekolah, buat kreatifitas apapun yang bisa bernilai seni?

Ayah: memangnya ade mau buat apa? Mau ayah bantuin g?

Adik: Gak tau? Mau mau?

Ayah: mau aja apa mau banget? Hehe

Adik: IKhhh…mau banget!?

Ayah: (menggiring adik ke halaman) ayo ikut ayah!

Wow, ternyata ayah mengajak si adik membuat kerajinan tangan yang berbahan dasar tanah, tanah di halaman rumah mereka. Hari libur ini menyita waktu ayah dan adik. setelah melakukan banyak percobaan dan gagal dengan tubuh yang berlumuran tanah, akhirnya mereka mampu membuat kerajinan asbak dan kendi berukuran setengah yang uniq dan elok.

Adik: Yeyeyeheheh…Berhasil (Tepok tangan ayah / Tosan)…ayah hebat

Ayah: ade hebat juga, hehe…

Adik: ayah kok bisa sih?

Ayah: (Menunjuk kepalanya) Syukuri pemberian Allah! Uang gak bisa membeli segalanya…tapi dengan ini (otak) kita bisa menghasilkan uang bahkan menciptakan uang!

Adik: (Kagum) Wah…

Satu lagi konsep yang uniq dari sang ayah. Setiap anak – anaknya dibekali jajan dalam jumlah yang cukup. Jika uang jajan yang dibekali habis terpakai, maka ayah akan mengurangi uang jajannya namun jika mereka berhasil menyisakan uang jajannya dan menabungnya di celengan dengan persentase tertentu, ayah akan menambah uang jajan mereka.

***

Waktu berlalu mendewasakan kita. Atas Izin Allah, perusahaan ayah bangkrut. Ketika itu semua anaknya sudah dewasa dan berdiri di kaki sendiri. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang tahu soal perusahaan tersebut termasuk sang istri. Mereka hidup secukupnya dan sewajarnya karena bagi Soka semua harta dan perusahaannya adalah kepunyaan Allah. Harta yang ia miliki dipergunakan dengan sebaik – baiknya dan secukup – cukupnya untuk kebutuhan kelurga dan Dakwah (Profesional dan proporsional).

“Aku khawatir anak dan istriku Terlena dan sombong karena harta yang Allah titipkan padaku. Kini, Aku bersyukur karena kami hidup secukupnya dan bangkit dengan segala kecukupan yang kita miliki”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar