Di suatu Negri yang tengah dilanda multi krisis…
* SUAMI OTAK KIRI
Kepala Negara: (BerPidato)
"Negri kita ini tengah krisis, kemiskinan mewabah dimana - mana sampai ke pusat - pusat kota, Keuangan Negara sering kali defisit (lebih banyak pengeluaran daripada pemasukkan), hutang kita dimana - mana, SDM Loyo, SDA banyak dijajah Asing, Korupsi merajalela, Kenaikan harga sudah tidak bisa dibendung lagi, Nilai Mata uang kita juga terjun bebas,,,Sektor - sektor perekonomian lumpuh,,,(Mengelus Dada)
Maka, Sy mengajak kepada segenap Rakyat untuk hidup hemat dan sederhana!
Kepala Negara: (Menerima Telpon dari istrinya)
Istri: Pih, Maaf yah Jatah Uang Bulanan kita yang 1 miliyar habis kepake buat beli kebutuhan kita selama liburan? Sebagian uangnya digunakan kakak untuk beli Motor Harley yang baru dan memodifkasi mobilnya, sebagian lagi digunakan adik buat mentraktir teman – temannya Pesta Ulang Tahun di Luar Negeri, Hehe… jangan marah yah?! Ini buat kebahagiaan anak – anak kita juga kok. Mamih sayang papih, hehe…
Pimpinan Negri: (Tepok jidat)
* SUAMI OTAK KANAN
>> Dalam Rapat perdana Kenegaraan
Bendahara Negara: berikut fasilitas yang akan anda terima selaku kepala Negara yang baru. Mobil Keluaran Terbaru dari Perusahaan *** dengan teknologi mutakhir yang memberikan kenyamanan tiada banding, Istana Agung dan Istana – istana kecil di berbagai belahan wilayah, Pakaian dan perhiasan yang lumrah bagi seorang raja, dan seterusnya…
Kepala Negara: (Menunduk + Haru biru) Sesungguhnya aku takut, Allah akan membinasakanku atas semua fasilitas ini. Sebagai Gantinya, SUmbangkanlah seluruh fasilitas tersebut ke Badan Keuangan Negara untuk membantu meringankan beban rakyat kita! Aku akan gunakan sebagiannya hanya untuk kepentingan Negara, tidak lebih dari itu.
Bendahara: (Tercengang???) Lantas Bekal Apa yang akan anda gunakan untuk memimpin negri ini?
Kepala Negara: (Senyum Sembako) Sebaik - baik perbekalan adalah Ketaqwaan.
***
Suatu Hari, Putera Daerah dari belahan wilayah negri yang jauh dari kata sejahtera, menempuh perjalanan menuju Ibu Kota untuk menyampaikan aspirasi daerahnya kepada kepala Negara. Sesampainya di ibu kota, ia mencari kepala Negara di Istananya, namun tidak ia temui. Ia coba mencari Rumah – rumah yang paling megah, ternyata juga tidak ia temui. Akhirnya, seseorang menunjukkan sebuah alamat menuju kediaman kepala Negara. Berjalanlah ia sehingga sampai di rumah sang kepala Negara yang benar- benar sangat sederhana…
Aspirator: (Cengok?) Ya Allah? Apa mungkin ini rumah kepala Negara kami? Bahkan kandang kuda milik penduduk kami lebih besar daripada ini?
Ketuk Pintu+Ucap Salam…disambut sang Ibu Negara…Sang Aspirator dipersilahkan masuk
Aspirator: (Melihat sekeliling + tidak percaya) Wahai Ummi, benarkah ini Rumah dari Kepala Negara?
Ummi: (Senyum Tulus) Iya benar, apa yang anda hendak sampaikan?
Aspirator: (Wajahnya memerah) Kami mendengar Negri kita adalah negri yang kaya raya, di ibu kota warganya hidup dengan Layak dan serba kemudahan. Baru kali ini aku berkunjung kesini dan kulihat bangunan dan rumah megah yang tidak pernah aku lihat selumnya. Sedangkan di Wilayah kami tengah gagal panen dan terjangkit wabah penyakit. Kesenjangan ini mengiris perasaan kami, dan kami berharap keadilan yang merata dari Kepala Negara. Kami butuh keadilan!
Ummi: (Terharu Di'Atas Sajadah Panjang Berlinang AirMata Penyesalan Dosa)
Aspirator: Bolehkah saya menemui beliau?
Ummi: Tentu saja. Abi...?!
Abi: (Membawakan hidangan dengan tangannya sendiri bagi sang tamu+Senyum Tulus) Selamat datang di kediaman kami yang sederhana wahai saudaraku, maaf jika harus menunggu lama?
Aspirator: (???)
Ummi: (menyentuh tangan kepala negara) wahai saudara kami, beliaulah seseorang yang anda cari?
Aspirator: (BISU+ Hati dan pikirannya luluh lantah melihat sosok kepala Negara yang sangat sederhana + bahkan melayaninya dengan tangannya sendiri)
***
Badan keuangan Negara tengah mengklasifikasikan tingkat kemiskinan penduduk yang berhak menerima sumbangan Negara….
Kabag: (Kaget) Hey kalian! Yang benar saja, bagaimana mungkin kalian memasukkan nama kepala Negara kita sebagai golongan Miskin yang berhak menerima sumbangan?!
Ajudan: Memang begitu adanya pak, beliau bahkan lebih miskin diantara tetangga – tetangganya yang miskin
***
Dalam suatu kesempatan, Anak kandung sang kepala Negara bermaksud menyampaikan suatu permasalahan kepada ayahnya di kantor.
Anak: Assalaamu ‘alaikum wahai Abiku?
Abi: (berdiri dan memeluknya) Wa ‘alaikum salaam Wa rahmatullahi wabarakaatuh Ya bunayya? Apa maksud kedatanganmu kesini?
Anak: ingin menyambaikan persoalan dalam rumah tangga kami Abi?
Abi: (Senyum Sembako) Baik, karena ini soal keluarga kita, lebih baik kita tinggalkan tempat ini karena semua fasilitas kantor ini bersumber dari harta Rakyat dan Untuk kepentingan Ummat
***
Dalam Rapat Anggaran Negara
Menteri: mengapa anda menganggarkan begitu besar anggaran Negara untuk pendidikan wahai kepala Negara? Bahkan semua pendidikan gratis?
Kepala Negara: (Senyum SEmbako) Sesungguhny kebodohan itu menjerumuskan pada kesesatan dan kesesatan itu menjerumuskan pada Jalan yang buruk. Sebaliknya Ilmu membuka jalan yang cerah bagi diri dan masa depan kita semua. Tidak sepantasnya Negara merasa rugi membiayai pendidikan rakyatnya karena kelak merekalah generasi pewaris masa depan. Kita semua berharap pewaris masa depan adalah orang – orang yang berilmu dengan amal dan beramal dengan ilmu yang senantiasa mencari keridhoan Allah. Sehingga negri ini akan menjadi negri yang baik dan diberkahi Allah…
"Terima KAsih atas sedikit Inspirasinya Wahai Umar bin Abdul Azis"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar