Rabu, 20 Februari 2013

"Suami Otak kiri dan suami otak kanan – episode 7"




Perkenalkan Pak, Nama sy Manan, sy bermaksud melamar anak Bapak, Putri. Alhamdulillah saat ini masih nganggur karena sebelumnya di PHK., tapi saya sedang menjalankan usaha dan tetap bertekad untuk mencari kerja lagi, segera pak

*SUAMI OTAK KIRI

(Senyum kesemek+Suram+Sangar) Heh, Wong Edan!!
berani2nya pengangguran melamar anak orang?!
Camkan! iKi DORO, Ora Sudi nikahkeun budak urang ka maneh!?!
Siit! (masuk kamar)

*SUAMI OTAK KANAN

Ayah: (Senyum sembako) apa motivasi anda melamar anak sy?

Manan: jiwa sy pak, merasa harus segera menikah, pastinya krn tuntunan agama.

Ayah: knp hrs putri?

manan: melalui pengamatan+ informasi yg sy dpt dr berbagai sumber, putri wanita yg baik dan ada bbrp poin yg bisa kita bangun ketika menjadi suami - istri

Ayah: (senyum) hehe... putri sudah sering bercerita tentang kamu, tidak ada yg rumit disini, persiapkan saja yg semestinya yg anda sanggup dengan koridor2 yang Wajar, pinanglah anakku ini dengan "kesederhanaan" yg "bersahaja" smg Allah segera melapangkan rezekimu nnak manan!
manan: (hampir nangis) Alhamdulillah, insyaAllah pak

mamah: ayah, kok semudah itu?

Ayah: klo bisa dipermudah, knp hrs dipersulit mah? ini kan bukan ngurus KTP

Mamah: justru itu, ini kan soal masa depan anak kita, pernikahan lho?

Ayah: JUSTRU krn ini soal pernikahan, harus dipermudah...kita sudah banyak mempersulit anak kita (gak boleh pacaran, gak boleh jalan tanpa muhrimnya, dll), knp kita hrs mempersulit mrk lg dalam kebaikan? bukankah pernikahan itu jalan yg Allah Ridhoi? bukankah keridhoan Allah itu lbh tinggi drpd syurga dan neraka? klo Allah ridho, soal pekerjaan+rezeki pasti lancar mah?

mamah: tp kan kita perlu tahu latar belakang+tetek bengek tentang manan?

ayah: kuncinya mereka saling menerima+memberi. soal latar belakang+ keluarga, sekalipun kita tahu, bukan Hak kita untuk mendahului Allah. bnyk rahasia di balik rahasia, insyAllah Allah Maha tahu. Iman dan Kekafiran tidak dapat diwarisi, itulah letak kuasa Allah. oke?
Mamah: (lega) insyAllah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar