Senin, 23 September 2013

Suami Otak kiri dan suami otak kanan: episode 61


“Penjara Suci – Bagian 2”

Kisah ini berawal dari sabang sampai merauke, dari pedalaman dan perkotaan, dari berbagai status sosial, dan dari sudut pandang yang beragam. Derap langkah Para pengembara itu melesat dengan Mantabnya menembus ranjau - ranjau duniawi. diantara mereka ada yang melaluinya dengan suka cita dan beberapa diantaranya diselimuti konspirasi kedukaan. Perjalanan ini pun mengharuskan mereka berkorban harta benda, Meninggalkan “zona kenyamanan” dan Kampung Halaman tercinta. mereka berharap Balasan yang dijanjikan oleh Allah, kelak menemui Rosulullah, dan Menerangi kehidupan ini dengan Cahaya Rahmatan lil 'alamin.

....Bermulalah, Perjalanan Mencari Ilmu Agama...

• Suami Otak kiri

(lihat episode sebelumnya). Akhirnya Para orang tua menarik kembali anak – anaknya ke dalam Zona Nyaman. The END of the story.

• Suami Otak Kanan

>>> kisah di balik jeruji “Penjara Suci” pun dimulai… <<<

- Di kantin Pesantren –

Layaknya warga baru, para santri baru masih terjangkit faham ‘individualisme’, maklum masih baru.

Ilyas: (Makan seorang diri)

Jeki: (Menghampiri + Senyum Semangat + mengulurkan tangan)
Assalaamu ‘alaikum wahai saudara baruku?!

Ilyas: (Senyum + menjabat tangan) Wa ‘alaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh!

Jeki: Nama sy Jeki, lengkapnya Jeki Hanafi, fans berat imam Hanafi, hehe...

Ilyas: saya Ilyas.

Jeki: kamu santri baru?

Ilyas: Iya, kamu?

Jeki: Hehe… berarti kita sama yah? (Salaman lagi)

Ilyas: kamu asalnya dari mana?

Jeki: sy asalnya dari wilayah terdepan (garis perbatasan) Tanah Air ini!

Ilyas: (Kagum) Wah jauh yah?

Jeki: Hehe, Sedeng kok. Kalo kamu?

Ilyas: kalo sy dari tanah kelahiran Syeikh Nawawi Al – bantani, Banten.

Jeki: (Kagum menggebu) Whuidih Mantrab!!! Beliau salah satu idola saya selain Syaikh yusuf Al makassari, syaikh khatib minangkabawi, syaikh yasin al fadany, Syaikh bangkali, syaikh muhyi pamijahan, dll…

Ilyas: (Kagum) SubhanAllah!!! kamu kok banyak kenal nama – nama ulama?

Jeki: (senyum misterius) Ah gak juga, tau kan belum tentu kenal, Tapi dengan tau itu kita akan mengenal, karena kenal kita akan faham dan akhirnya sayang…itu kata bapakku, hehe…

Ilyas: (belum faham (&%$#@!)) Oh…ya?

Jeki: ya iyalah, Hehe…Oke ilyas, ini adalah awal, mudah – mudahan Allah menjadikan ini “Al bidayah Wa nihayah” yang baik, hehe…Sampai ketemu lagi saudaraku! (beranjak pergi)

Ilyas: (*&^%$#@!?) Iya sip!

- di kasir kantin –

Pak Qodir: (menghitung + senyum) Semuanya jadi dua puluh ribu de?

Jeki: Oke pak, nanti yang bayar ini saudara saya yang disana ya! (alih fokus) Oiii…iIyas…(Menyapa ilyas + melambaikan tangan)

Ilyas: Oiii… (membalas melambaikan tangan)

Beberapa waktu kemudian…

Pak Qodir: (menghitung + senyum) Semuanya jadi empat puluh ribu de?

Ilyas: (Oh???) Allahu Akbar?! Kok Mahal pak?

Pak Qodir: (heran) Lho kata ade yang tadi (jeki), ade yang bayarin semuanya?

Ilyas: (&^%$#@!??? Tepok Jidat!) Astagfirullah, oke deh klo begitu, hehe…

***

- ceramah perdana dari Kiyai sebelum Masa Orientasi –

Kiyai:

Ba’da Tahmid wa shalawat…

Selamat datang di Pondok Pesantren Al – ikhlas wahai para penuntut ilmu dari berbagai penjuru daerah!
…………………………………………

Berikut ini adalah bekal utama dari beberapa bekal yang senantiasa harus dijaga oleh setiap santri dalam menuntut ilmu disini, Yaitu Niat yang tulus semata - mata karena Allah dan untuk menggapai keridhoanNya:

Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim)
................................

Maka, saya tegaskan kepada seluruh santri bahwa tugas UTAMA kalian adalah meluruskan niat dan memperbaikinya dari waktu ke waktu agar tidak ternodai hal duniawi yang mengundang kesyirikan yang akan melenyapkan keberkahan dari ilmu! Sesungguhnya santri yang berhasil adalah mereka yang berilmu, mengamalkan ilmunya dan mengajarkan ilmunya ikhlas dan Istiqomah karena Allah!
Dengan demikian, mudah – mudahan Allah mewisuda anda sekalian sebagai 'Sarjana Taqwa' dan Memberikan ijazah berupa "KeridhoanNya”! Aamiin Ya Allah...

>> Bersambung...

Minggu, 15 September 2013

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 60 “PENJARA SUCI” - Bagian 1

‘Penjara Suci’, sebuah istilah yang menyinggung dunia pendidikan Pondok Pesantren (PP). istilah yang bisa bermakna positif juga negatif, tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Istilah ini berkaitan dengan sistem pendidikan PP yang pada umumnya membatasi ruang gerak para santrinya. Umumnya Pengelola mendirikan tembok / ‘Tanda’ yang membatasi antara dunia di luar dan di dalam PP sekaligus sebagai hijab antara Kawasan santriwan dan santriwati. Mengenai hal tersebut, banyak pihak yang mengkritik dan mempertanyakan Maksud dan tujuan didirikannya ‘dinding – dinding pembatas’ itu?

Namun, Husnudzhonlah! InsyaAllah, setiap pesantren memiliki Maksud dan Tujuannya tersendiri. itulah uniqnya pendidikan di pesantren, “Tidak semua pertanyaan atau hal selalu dijawab atau disampaikan dengan kata – kata”, bisa jadi pengalamanlah yang akan menjawab semuanya…

>>> … HIJRAH… <<

SUAMI OTAK KIRI

- setelah 6 bulan dalam masa mondok –

Ayah: (Geram) Pak kiyai gimana sih?! gak becus banget ngurus pesantren!? Masa anak saya dikasih menu sarapan Cuma tempe, makan siang lauknya sayur aja dan malam kalo beruntung daging? Jangan samain dong perut pak kiyai sama anak – anak kita!!!
pantesan anak saya ngerengek mau pulang terus dan sakit – sakitan!
Kami kesini untuk belajar ilmu agama, bukan latihan jadi narapidana!
Kalo tau begini, saya nyesel masukin anak saya kesini!

Pak Kiyai: (Diam)

SUAMI OTAK KANAN

- di atas kereta, dalam perjalanan menuju pondok pesantren -

Ilyas: Ayah, kata temen – temen ilyas, kalo masuk pesantren nanti keluarnya jadi Ustadz yah?

Ayah: (Senyum) Hehe, orang yang baik itu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al - Qur’an. Tapi Urusan Jadi ustadz atau gak, itu tergantung kehendak Allah dan ilyas sendiri.

Ilyas: terus knp ilyas masuk pesantren?

Ayah: Rosul kita Bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu (Ilmu Agama), Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit & bumi hingga ikan yg ada di air. Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, & para Nabi tak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yg sangat besar." [HR. ibnumajah No.219].

Ilyas: (Kagum) Wah yang benar ayah?

Ayah: (Senyum Tulus) Allah Gak akan ingkar janji, makanya ilyas belajarnya harus Ikhlas karena Allah?

Ilyas: (Bingung) Ikhlas itu apaan sih ayah?

Ayah: (Senyum) Penasaran yah? Hehe…Makanya nanti belajar yang bener! Mudah – mudahan nanti ilyas bisa dapet jawabannya di Pondok Pesantren…

Ilyas: tapi kenapa belajarnya harus di pesantren ayah? Kenapa gak di sekolah islam deket rumah kita?

Ayah: (Senyum) ilyas akan tau jawabannya kalo ilyas udah tinggal di pesantren sampe lulus!

Ilyas: (Cemberut + penasaran???) Yahh??

Ayah: (mengelus – elus kepala ilyas) Ilyas tau gak? di pondok pesantren itu ada sebuah tempat yang sangat indah, tempat itu dipenuhi oleh orang – orang yang wajahnya berseri – seri, mereka tinggal dan bermain di dalamnya sedangkan mereka tidak pernah bersedih hati melainkan selalu bahagia…Tempat itu namanya; Riyadlus Shalihin “Tamannya Orang – orang shaleh”

Ilyas: (Kagum) Wah??? terus bagaimana caranya ilyas bisa ke tempat itu ayah?

Ayah: (Senyum Misterius+Jempol) dengan belajar sungguh - sungguh di pondok pesantren!

***

“ Selamat Datang di Pondok Pesantren Al - Ikhlas kepada Santriwan dan Santriwati Baru dari seluruh Wilayah di Nusantara!”

Ilyas & ayah akhirnya sampai di gerbang utama pondok pesantren. Baru saja sampai, ilyas menyaksikan pemandangan yang mengherankan, diantaranya: Seorang anak yang berlari Histeris karena tidak rela ditinggal pergi orang tuanya, beberapa anak yang duduk termangu meratapi kepergian orang tuanya, dan beberapa suasana haru biru lainnya. Wajar saja, mereka sejak lahir tinggal serumah dengan orang tuanya, kini terpaksa berpisah dan merelakan kehangatan dengan keluarga mereka dalam waktu yang cukup lama. Begitulah, Tidak semua anak bisa menerima kenyataan tersebut dengan mudah.

Ilyas: (bingung) ayah! Mereka kenapa???

Ayah: (Senyum) Rahasia, hehe…

***

Setelah menyelesaikan berbagai administrasi dan melengkapi kebutuhan ilyas selama di pesantren, tibalah mereka di ‘ Garis Perbatasan’ , Dalam Kuningnya Senja…

Ayah + ilyas: (duduk di pinggiran taman pesantren)

Ayah: (merangkul pundak ilyas) Alhamdulillah semua urusan ilyas sudah ayah tuntaskan (senyum + melirik ilyas penuh cinta)

Ilyas: (bingung?) terus? ayah mau kemana lagi?

Ayah: (senyum sembako) Ayah mau pulang ke rumah,

Ilyas: (galau) tapi, Ilyas gak kenal mereka ayah? Terus nanti siapa yang ngingetin ilyas solat? Nemenin ilyas baca Qur’an? terusi kalo ilyas butuh bantuan ayah gimana?

Ayah: (Senyum Sembako) keluarga baru ilyas disinilah yang akan menggantikan ayah dan ibu…?

Ilyas: (Matanya berkaca - kaca) tapi, nanti bagaimana kalo ayah, mamah dan ade sakit disana?

Ayah: (Terharu) Hehe, InsyaAllah ada ayah, yang penting ilyas belajar dengan sungguh - sungguh disini yah! Ayah dan ibu Do’akan yang terbaik buat ilyas!

Ilyas: (Menggenggam tangan ayah dengan erat) Ayah, ayah beneran mau ninggalin ilyas sendirian disini???

…Ayah memeluk ilyas erat, semua terasa hening…Air mata membasahi pipi mereka...

Ayah: (memeluk) Ilyas Harus seneng, karena Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit & bumi hingga ikan yg ada di air!

Ilyas: (Tersedu – sedu + bisu)

Ayah: (matanya berkaca - kaca) Ilyas gak akan sendirian karena ada Allah, ada keluarga baru ilyas disini, mereka akan menghangatkan dan mewarnai kehidupan ilyas disini, bersama mereka ilyas akan Menemukan “Riyadlus Shalihin” (Tamannya orang – orang shaleh) InsyaAllah…

Ilyas: (hanyut dalam kesedihan)

Ayah: (Fokus menatap wajah ilyas) Pesan ayah untuk ilyas Cuma satu, “dalam kondisi bagaimanapun, Ilyas Harus JUJUR!”

Perlahan - lahan Ayah menenangkan ilyas, Selangkah demi selangkah, bayangan ayah mulai semakin menjauh, dan lambaian tangan ayah pun mengakhiri perjumpaan mereka...

***

- Sesampainya di kediaman –

Ibu: (dalam dekapan ayah, hanyut dalam kesedihan)

Ayah: (kecup kening) Kamu harus tegar. Ilyas anak yang kuat. saat ini, ilyas tengah diasuh oleh orangtua barunya. mari kita percayakan ilyas kepada mereka, sesungguhnya mereka adalah alim ulama yang zuhud dan wara’, tidak ada sesuatupun yang mereka takutkan kecuali Allah. Mudah – mudahan Allah menjaganya dengan Kasih dan sayangNya.

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 59

“ PENCURIIIIII…………!!! PENCURIIIIII…………!!!”

Akhirnya, sosok pencuri yang sudah lama meresahkan warga, terlihat juga batang hidungnya. Segenap warga pun mengerjarnya dengan Hasrat yang tinggi. Mereka berharap bisa membasminya untuk selama – lamanya, sebagai peringatan bagi generasi pencuri selanjutnya.

Sang pencuri berlari dengan sekuat tenaga. Pelariannya mengantarkannya pada sebuah rumah. Ia berharap bisa mendapat perlindungan dari penghuni rumah tersebut.

* SUAMI OTAK KIRI

Pencuri: (Tergesa – gesa menghampiri penghuni rumah yang kebetulan tengah duduk di teras rumahnya) Pak, sy mohon tolong saya! Izinkan saya masuk rumah bapak! Saya harus segera sembunyi pak! Tolong saya pak! Tolong! (pintanya memelas)

Soki: (bingung) Ada apaan sih?

Pencuri: (Bingung) E…nanti saya ceritain pak, sekarang juga Saya harus segera bersembunyi!

Soki: (Curiga) Ck, ya udah cepet masuk sana!

Pencuri: (terharu + cium tangan) Terimakasih pak, saya akan mengenang jasa bapak!

….Beberapa detik kemudian…warga menghampiri rumah pak soki…

Warga: (menghampiri) Pak soki! Lihat anak muda yang lari ke daerah sini gak?

Soki: (curiga) Memangnya kenapa pak?

Warga: tu orang pencuri ulung yang selama ini kita cari – cari!

Soki: (WADUH?) jadi dia pencurinya?! (berbisik) coba kalian cek ke dalam rumah saya! Mudah – mudahan itu orang yang kalian maksud!

… Apes Bukan main, pemuda itu pun tertangkap basah…warga menyeretnya dari rumah soki ke Alun – alun Pasar…

Pencuri: (lewat di hadapan pak soki) Pak? (memelas)

Soki: (geram) Cuih, Mau ngomong apa lo?? Sialan, Kalo gw tau lo pencurinya, udah gw abisin daritadi!

* SUAMI OTAK KANAN

Pencuri: (menghampiri penghuni rumah yang kebetulan tengah duduk di teras rumahnya) Pak, sy mohon tolong saya! Izinkan saya masuk rumah bapak, Saya harus segera sembunyi pak! Tolong saya pak! Toloong! (pintanya memelas)

Soka: (Senyum tulus) Oh iya, silahkan Masuk…

….Belum sempat masuk, warga sudah memergokinya ….

Warga: WWOOOYY ITU DIA! (menghampiri rumah soka + berhenti tepat di depan rumahnya) Eh bangsat! Ngapain lo di rumah pak kiyai! (berusaha menerobos dan menangkapnya)

Pencuri: (bersembunyi dengan takutnya di belakang soka)

Soka: (menahan mereka dengan isyarat)

Warga: (Kikuk) Lho pak kiyai?

Soka: (Senyum Sembako) saat ini, beliau tengah menjadi tamu saya, maka saya bertanggungjawab untuk melayaninya dengan sebaik - baiknya!

Warga + pencuri: (Tercengang?)

Warga: (Jengkel???) Gak bisa bagitu pak kiyai, knp pak kiyai akan melindungi seorang pencuri?

Soka: Memangnya apa yang telah dia curi sehingga kalian sangat berhasrat untuk menghukumnya?

Warga: hari ini dia mencuri beras, tapi kita gak tau, selama ini apa saja yang sudah dia curi?

Soka: (Senyum Tulus) bagaimana? (menoleh kepada pencuri)

Pencuri: selama ini saya hanya mencuri makanan pak kiyai?

Soka: (Terharu + Astagfirullah + terdiam) Sesungguhnya Negri kita tengah mengalami krisis berkepanjangan, bahkan krisis tersebut tengah mengikis rasa kemanusiaan kita. Mudah – mudahan Allah memberikan pahala atas kesabaran kalian. Semua yang dicuri oleh pemuda ini, InsyAllah akan saya ganti?! Siapa pun yang merasa barangnya dicuri bisa menyampaikannya kepada saya?

Warga: (WAduh?) pak kiyai, ini bukan soal ganti rugi, ini soal keamanan dan kenyamanan lingkungan kita! Kalo pencuri seperti mereka tidak dibasmi, maka lingkungan kita Selamanya akan terganggu!

Soka: (mengangkat jarinya) Sesunggunnya, kenyamanan + keamanan + kedamaian itu hakikatnya hanya bisa kita dapati dengan mendekatkan diri kita kepada Allah. Orang – orang yang hatinya senantiasa tertaut kepada Allah, mereka itulah yang merasakan kedamaian hakiki!

Warga: (Bisu)

SOKA: (Senyum tulus) dan Allah mencintai orang – orang yang Pemaaf. Allah akan menolong seseorang yang melepaskan kesulitan saudaranya! Bukankah kita semua sesama muslim adalah bersaudara? Adakah diantara kalian yang membutuhkan pertolongan Allah?

Warga: (Nelen ludah + terpaku + merenung)

SOKA: Persoalan menuntaskan kemiskinan adalah tanggungjawab kita bersama, maka biarlah pemuda ini tinggal bersama saya! Mudah – mudahan Allah memberikan Taufiq dan HidayahNya kepada kita semua…(Senyum tulus)

Warga: (Pasrah dan tidak berdaya) sesungguhnya Allah telah meninggikan derajat Pak kiyai diantara kami, karena ilmu agama anda. (menghela Nafas) Dan kami serahkan pencuri itu kepada Pak kiyai lantaran anda adalah orang yang Berilmu agama lagi terhormat.

SOKA: (memejamkan mata) Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan…

Warga: (terharu) Tapi bagaiman jika dia kembali mencuri pak kiyai?

Soka: (Senyum Sembako) jangan mendahulukan Allah! Berprasangka baiklah!

Pencuri: (Terharu + berlinang air mata)

… warga pun kembali ke tempatnya masing – masing …

… pemuda (sang pencuri) pun menerima tawaran Soka untuk tinggal
bersamanya …

Pemuda: Terimakasih pak kiyai, jika saja tidak ada pak kiyai pasti saya sudah habis dihakimi warga?

Pak kiyai: (senyum tulus) Awalilah rasa syukurmu hanya kepada Allah, dalam semua hal karena sesungguhnya atas ridho dan rahmatNyalah
kita dipertemukan

pemuda: (terharu) Iya Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin…

***

Selama beberapa Bulan tinggal bersama Soka, pemuda itupun kembali hidup dengan layak. Kehidupannya kembali normal. Kebutuhan hidupnya tercukupi selama tinggal disana. Mengenai ibadah dan keilmuan, Soka tidak pernah memaksakannya, cukuplah ia belajar dari ketauladanan dan keinginannya sendiri.

***

- Kuningnya Senja, dalam diskusi di teras Rumah –

Pemuda: Pak kiyai, anda bahkan tidak makan dan tidur sebanyak saya? Memenuhi hidup anda dengan ibadah, belajar dan mengajar… bahkan senantiasa menjaga senyum itu tetap tulus? Bersama anda saya merasakan kedamaian yang belum pernah saya rasakan selama ini? Apa rahasianya?

SOKA: (Senyum Sembako) Ilmu Agama itu membuka jalan menuju Pendekatan diri kepada Allah. Wahai anak muda, sesungguhnya orang – orang yang berilmu + mengamalkan ilmunya Ikhlas karena Allah, mereka itu sedang membangun taman yang luas di dalam hatinya, taman itu senantiasa ia bawa sepanjang hidupnya… Mereka memenuhi perutnya dengan buah – buahan dari taman itu dan tertidur pulas di hamparannya karena taman itu ditanam dengan ilmu, dirawat dengan amal dan dihiasi dengan keikhlasan. Maka kedamaian itu tumbuh di hati mereka dan menghiasi wajah mereka dengan senyuman yang tulus. InsyaAllah.

Pemuda: (terpesona) SubhanaAllah, apakah saya bisa membangun taman seperti itu di dalam hati saya Pak kiyai?

SOKA: ( Senyum tulus) Tentu saja…

Pamuda: bagaimana caranya?

SOKA: (Senyum Sembako) dengan Ilmu + Amal + Ikhlas