Kamis, 17 Juli 2014

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 80



- NaBi Musa a.s. yang diizinkan berbicara dengan Allah Ta'ala di Dunia, Masih disuruh Ngaji (Belajar Agama) kepada Nabi Khidir a.s.
- NaBi Muhammad SAW Sang Penutup Para Nabi, Senantiasa Ngaji kepada Malaikat Jibril a.s.
- ImAm Abu Hanifah pencipta Ilmu Fiqih ngaji kepada Imam Hammad bin Salamah sampai salah satu diantara mereka wafat (kira - kira: 18 tahun)
- ImAm Syafi'i Ngaji kepada Imam Malik yang Ahli Hadits dunia saat itu, sampai Imam Malik Wafat (kira - kira 10 tahun)
- SEtAn juga ngaji (untuk menyesatkan Manusia) kepada Iblis Laknatullah, sampai hari kiamat

EH,,,Yang Bukan Nabi juga bukan Ulama, tapi maunya masuk surga, ditanya:

Soka: (Baru pulang Ngaji) Lagi Ngapain bro?

Soki: Lagi MeRRRess Tape.

Soka: Lho Kok Gak Berangkat Ngaji?

Soki: UdAh LuLuS...(sambil meres tape)

Soka: (!@#$%^&*())

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 79

#DIALOG HIKMAH#



Soki: Pada Dasarnya, sebelum menjadi Manusia Utuh kita adalah Kera yang ber-Evoluasi menjadi Manusia dengan melalui berbagai macam proses dalam waktu yang lama.

Soka: (Polos) Wuidih, Hebat, Terus sebelum menjadi Kera, bentuk kita apa? sebelumnya lagi dan sebelumnya lagi apa?

Soki: (Loading.....)

Soka: Ah lelet, Buruan Jawab Nyet?!

Soki: (Geram) Kamu menghina saya?!

Soka: (Polos) Lho kok monyet marah dipanggil monyet? bukannya situ yang bilang berasal dari monyet?!

Soki: saya itu Kera bukan Monyet. selain itu saya sudah menjadi manusia utuh!

Soka: Ya elah, baru keturunan Kera aja belagu!

Soki: Jangan sombong, kamu pun berasal dari Kera!

Soka: Walah, jangan bawa - bawa saya! jelek - jelek begini Keturunan Nabi Adam A.S.! Manusia coy, bukan kera!

Soki: (Senyum Kesemek) klo begitu sebelum jadi Nabi Adam, bentuknya apa?

Soka: Tanah.

Soki: Lho kok bisa jadi Manusia?

Soka: Karena ada yang menciptakan, yakni Allah Ta'ala

Soki: Siapa yang menciptakan Allah?

Soka: Allah, Tabaraka wa Ta'ala ada sebelum segala sesuatu (By: Imam Abu Hanifah)

Soki: Apakah kamu bisa memberikan bukti dari dunia nyata untuk menjelaskan Masalah ini?

Soka: Angka berapa sebelum Tiga?

Soki: Dua

Soka: Sebelum Dua?

Soki: Satu

Soka: sebelum Satu?

Soki: Tidak ada atau Nol atau Kosong...

Soka: (Senyum Sembako) Jika angka satu saja tidak didahului oleh sesuatu pun, lalu bagaimana dengan Dzat yang Maha satu yang Hakiki, yaitu Allah Ta'ala? Dia adalah dzat yang terdahulu, tidak ada yang mendahului keberadaanNya! (By: Imam Abu Hanifah)

Soki: (Bisu)

Soka: Giliran ane, klo memang Kita adalah Hasil dari Evolusi Kera, mengapa masih banyak Kera berkeliaran di sekitar kita? mereka hidup lalu mati dan tidak berevolusi?

Soki: (Ngeles) itu beda spesies atau mungkin mereka gagal berevolusi atau...

Soka: Ah...Ngaco Ah, cukup, cukup. klo begitu, bagimu pendapatmu bagiku pendapatku. jadi kesimpulannya kamu Keturunan Kera dan saya Keturunan Nabi Adam!

Soki: (Jengkel) apa bedanya? pada akhirnya kita juga manusia

Soka: Ya jelas Beda Kampung Halamannya nanti di AkhiraaT. menurut keyakinan kami, Kita semua keturunan Nabi Adam (yang Selamat), Pulang kampungnya ke Surga. Nah lho, Nanti di akhirat Keturunan Kera Pulang kampungnya kemana? cari aja sendiri, hehe...

Sabtu, 05 Juli 2014

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 78



* Suami Otak Kiri

Anak: (Babak belur pulang tawuran)

Soki: (Geram + menenggelamkan kepalanya di bak Mandi berkali - kali+ Memenjarakannya di Gudang Rumah)

* Suami Otak Kanan

Abdullah:
“Ini sedikit cerita tentang babeh ane. Beliau seorang Ahli Ilmu Agama (Fiqih) yang mengajarkan ilmunya kepada Masyarakat. Masa Senjanya sibuk Belajar dan Mengajar. Akhlaq sama orang tuanya bagus banget, klo ngadepin kelakuan anaknya juga sabar. Beliau Ayah sekaligus Guru bagi ane. Masyarakat Biasa Panggil Beliau, Kiyai.”

***

Jakarta Saat itu jauh dari Kesejahteraan dan Kedamaian. Demoralisasi meluas di setiap sisi dan sudut kota ini. Tawuran menjadi ‘Games’ Harga diri bagi Para pemudanya, termasuk Abdullah.

Soka: (Khawatir) Dul, mau kmn lo?

Dul: (Ngeles) Ada Urusan Beh (Acuh dan segera Pergi)

***

- Sepulangnya dari urusan –

Dul: (Babak Belur+Masuk Rumah)

SOka: (Berdiri tepat di balik pintu) Oh, jadi ini urusan lo?

Dul: (Berpaling+Acuh+berjalan menuju kamar)

Soka: Dul, Bukannya Lo udah khatam Kitab Riyadhus Sholihin? (sindiran)

Dul: (Nyolot) Terus kenape???

Nyak: (nenangin babeh) Udah, udah, babeh ayo duduk dulu yak? Biar adem atinya (mengajak duduk)

Soka: (Ngelus dada) Astagfirullah lulusan pesantren kok begitu...

Nyak: (ikut bersedih) Sabar ya beh, Maklum anak muda…

***

- Suatu hari, rapat keluarga –

Soka: Dul, sebagai Ayah, Babeh udah penuhi kebutuhan pendidikan ilmu agama lo. Sekarang, semuanya terserah lo deh karna lo juga udah gede. tapi Tenang aje, Babeh bakal tetep penuhi kebutuhan lo kok sampe mapan. Tapi babeh Cuma minta satu hal aja?!

Dul: (Nyimak) Apa tuh beh?

Soka: jangan pernah sekali – kali lo mati dalam keadaan Berdosa! Mau gimana kek caranya, lo gak boleh mati dalam keadaan berdosa! Itu juga klo lo mau babeh ama enyak lo ridho!

Dul: (berpikir pendek, Terpatri di Hati) Iya InsyaAllah beh

Soka: (Senyum Misterius)

Nyak: (melirik babeh???)

Soka: (Isarat: ‘tenang aje’)

***

- Akan terjadi tawuran besar dimana dul terlibat di dalamnya –

Dul: (bergegas keluar Rumah)

Soka: (Mencegat + memandang dengan isarat)

Dul: (Geleng kepala+Tegas) Ini soal Harga Diri Beh!

Soka: (Senyum sinis) Wuidih, Hebat, hebat! Pengangguran ngomong soal Harga diri?! Mendingan lo Demonstrasi soal Harga Minyak!

Dul: (berpaling+Acuh+pergi)

Soka: (Teriak) Woy Dul, Inget kesepakatan kita!!!

Dul: (selalu ingat)

- Di majelis Soka –

Masyarakat: (tergesa – gesa menghampiri) Kiyai, Dul!!! (terengah - engah)

Soka: (tenang) Kenape dul?

Murid: (gugup) itu, dia ikut tawuran disana!

Soka: (Tenang) masih hidup kan?

Murid: (Tegas) SEKARAT!

Soka: (Bangkit dan bergegas menuju TKP)

***

Hari berganti Hari, di rumah....

Dul: (terbaring kaku+terbalut luka - luka+tulang kakinya patah)

Soka: (Senyum Sembako) gpp dul, lo udah tepatin janji lo ma babeh, itu udah cukup! (terharu)

Sepanjang waktu babeh dan nyak merawat dul. menyuapinya makan, membimbingnya buang air, nyebokin, memotivasinya dengan penuh kasih sayang tanpa keluhan, seperti Sedia dulu kala ketika dul masih bayi. mereka tidak henti - hentinya berdo'a untuk kesehatan dan kebaikan anaknya. dul mulai bermuhasabah. Perlahan - lahan semua itu merobohkan tembok keangkuhannya, membuka cakrawala pikirannya dan menyadarkannya betapa tinggi derajat dan kasih sayang orang tua. ia pun mulai mengingat kembali harapan babehnya. babehnya selalu berharap kelak dul yang menggantikannya memimpin majelis ilmu.

***

Dul: (dalam pembaringannya) Beh, bisa ajarin dul ilmu Fiqih?

Soka: (Terkejut bukan main??? Senyum Sumringah + Semangat) Oh, Ayo!!! siapa takut?! Hehe...

Dul: (senyum) tapi dul gak bisa nyakalin (memberikan syakal), dul dengerin aje yak sambil berbaring?

Soka: Gpp, belajar menurut kesanggupan dul aje.

***

Agama itu Hidayah. Sumber Hidayah terbesar adalah Orang Tua. Allah Ta'ala gak berteori, jika dia berkehendak, maka jadilah!
(KH. Abdul karim bin abdul Hamid Addary)

Masa - masa sulit yang dialami Dul, dilaluinya sembari belajar Agama kepada Babehnya. Sang babeh pun penuh semangat dan suka cita mengajarkannya. Ilmu agama pun perlahan - lahan menarik dul kepada Keikhlasan. ia mulai membuat dul jatuh cinta sehingga setelah sembuh dari sakitnya pun dul senantiasa belajar terus - menerus dengan tekun dan jarang keluar rumah kecuali untuk keperluan ibadah.

***

- di majelis Ilmu sepeninggal (Wafatnya) sang Kiyai -

Masyarakat: (menunggu dengan penasaran) siapa yang gantiin kiyai?

Kordinator: kata Umi (istri kiyai), pengganti kiyai udah ada, beliau ngajar hari ini, tungguin aja deh!

"Assalaamu 'alaikum!" terdengar salam yang tidak asing lagi.

Masyarakat: (sontak menjawab) Wa'alaikum Salaam Wr.Wb. (terkejut) Lah? jadi lo dul yang gantiin Kiyai?

Dul: (Senyum Tulus) iye, ini amanah dari babeh. (duduk lesehan di tempat Kiyai) jadi gimana? masih pada mau ngaji?!

Masyarakat: (teringat Masa lalu Dul yang suram, saling melirik, Bisu)

Dul: (Menghela nafas, Senyum Sembako) ane cuma memenuhi amanah, klo pada mau pulang silahkan, yang mau ngaji, kita lanjut?!

Masyarakat: (apa salahnya mencoba) Lanjut dul!

"Buah tidak jatuh jauh dari pohonya". Pengajian pun dimulai dengan Asma Allah, do'a2, menyelipkan kisah - kisah hikmah, canda tawa, bahasa yang ringan tapi dalam, istilah - istilah yang uniq, dan kasus - kasus Fiqih terkini. inilah hasil kaderisasi sang Ayah. hal itu membuat masyarakat betah.

***

waktu demi waktu majelisnya mulai dipenuhi pemuda se-tawurannya bahkan lawan - lawannya. dul mulai sibuk dengan belajar dan mengajar. kelak ia akan menjadi Guru bagi Soka (Episode Keliling Dunia)

Dul: Kata Enyak, babeh sepanjang hidupnya selalu membaca do'a ini buat istri dan anaknya. nyok tiap abis ngaji, kita doa rame - rame!

Dul dan Masyarakat: (Mengangkat tangan)

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS: Al – Furqan: 74)

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 77


(NB: Baca Episode serupa, sebelumnya. ini Episode Lanjutan - Dalam Perjalanan Menembus Impian; keliling Dunia)

Sebuah Syair: "Garisan Sang Pengembara"

"Ketika Aku harus hidup di dunia yang Fana ini 
dan Ketika Aku harus menghadapi rintangan di Masa ini

Aku Akan pergi, Meresapi semua yang terjadi 
dan membuang semua beban - beban di Masa ini
Aku Kembali saat diriku lebih dewasa
dan menghadapi rintangan di masa ini

Ketika aku harus kembali dari perjalanan ini
dan ketika aku harus menghadapi rintangan di masa ini

Aku hadapi semua rintangan di masa ini
dari semua yang kualami di perjalananku
Aku akan Bahagia apabila semuanya berakhir
seperti yang kuharapkan selama ini

Kini aku sendiri, berdiri sendiri, takkan kubiarkan mereka bersimpati
dah hari ini aku merasa lebih dewasa dan terus - terus dewasa
Takkan kubiarkan diriku terjatuh hingga terseret kefanaan ini
dan akan terus kuhancurkan musuh - musuh hidupku, dan terus kuhancurkan!

(Karya: Ogey_peace)

***

Lautan telah disebranginnya, Beberapa gunung telah didakinya, Menembus Hutan Belantara, Menyusuri Sungai, Singgah di beberapa Desa sampai menaiki Kendaraan yang belum pernah dilihat di Wilayah Kesultanannya, Yakni Mobil (Bus), hingga sampailah Soka di Ibu Kota Nusantara (DKI Jakarta).

sejak memasuki Ibu kota, pandangan Soka senantiasa merekam setiap sisi dan sudut kota tersebut, mencoba menakwilkan bagian demi bagian agar menghasilkan sebuah tafsiran yang baik terhadap situasi dan kondisi tempat dimana ia akan mencari ilmu dan merubah Nasibnya. Dahulu, di kota inilah Sang Ayah (Muhammad bin Soleh) mengadu Nasib.

Perjalanan pun dilanjutkan dengan berjalan kaki mengelilingi pusat kota. sering kali soka terkagum dan terheran dengan hal - hal yang baru ia lihat. hal ini lumrah terjadi bagi mereka yang berangkat dari kawasan tertentu menuju kawasan tertentu dengan perbedaan yang mencolok dari apa yang mereka ketahui dan pahami tentang sesuatu. Adapun kesultanan Zirbad (Tempat kelahiran dan tumbuhnya soka) adalah kesultanan Islam yang menjaga Akhlaqul Karimah, Para Wanitanya menjunjung tinggi 'Hijab', dan menumpas segala bentuk kemaksiatan yang dilakukan terang - terangan. adapun di ibu kota ini, soka merekam banyak hal yang ia anggap baru.

***

Dewi Malam mulai menampakkan keelokannya, rasa penasaran telah berganti letih, soka yang kehilangan arah pun memutuskan istirahat di Halte sebelah Warung Klontongan yang kebetulan sedang ramai karena perjudian dan Pesta Miras.

Soka: (Menghampiri + senyum) Permisi Tuan - tuan, Bolehkah saya Sejenak beristirahat disini?

................. hening .........

Masyarakat: (Memperhatikan keadaanya+memahaminya) Oya, silahkan Bang! tiduran aja noh disana yak?! klo mau minum tinggal minta aja kesini!

Soka: (Senyum Bahagia, berkata dalam hati: sambutan yang baik)

***

Belum lama soka berlayar di Alam mimpi, tiba - tiba gerombolan Pria berpakaian serba Hitam, sambil terus Menyerukan 'Takbir' menyerbu Warung tersebut dan menghancurkannya. Soka Terbangun dan Terbelalak menyaksikan peristiwa itu. Apesnya, ia dan semua orang yang berada di sekitar warung itu dikeroyok tanpa ampun, tak berkutik, hingga babak belur.

***

- Kawasan Padat Penduduk, Pemukiman Pengamen, Jembatan Lima -

Soka: (sadar) Allahu Akbar?! dimana? dimana? (bingung)

Alam: (Tanggap) Wuish, tenang Bang, kau aman disini? ini rumah kita

Soka: (memperhatikan Mereka + seisi Rumahnya) Alhamdulillah...(mulai tenang) AUWW!!! (Luka - lukanya baru terasa sakit)

Surya: Tenang dulu Bang, abang baru jadi korban keroyokan, jadi badannya pada luka!

Soka: Innalillahi...(meratap) ngomong - ngomong, siapa kalian?

Alam: (Senyum Misterius) Oh, Aku Alam, keturunan kesekian dari Kerajaan Pagaruyung di Minang Kabau (Ah Masa?)

Surya: (Senyum Misterius) Aku Suryawarman, keturunan kesekian dari Kerajaan Tarumanegara! (yang bener?)

Soka: (Terkejut) Wah? Benarkah?! jadi, kalian anak Raja?! dimana Istananya?

Surya+Alam: (Murung) Yah... sudah lama kami tinggalin demi perantauan

Soka: (terheran) Meninggalkan Kerajaan demi Perantauan?

Surya+Alam: (Geleng KEpala) Susah, susah dijelasinnya...

Soka: (Menyimpulkan) Oh... jadi kalian orang - orang yang terbuang yah?

Surya+Alam: (Jleebbb + Senyum Kesemek) Et Dah,,,,Abang sendiri bagaimana?

SOka: Nama Sy Soka, Saya Seorang Pengembara dari Wilayah Kesultanan Zirbad

Surya+Alam: Oh??? (Cengok sejenak, saling menatap, Menahan Ketawa+ Ngakak) Wakakak...(guling - gulingan) Kesultanan Zirbad? (saling menatap) Wakaka... (lompat - lompat jongkok) KIta punya teman baru, wahaha...

Surya: (Membahas) Hadeuh, 'Orang Susah' emang gak jauh dari khayalan...

Alam: (Menanggapi) Menurutku, Justru Khayalan yang buat orang jadi susah!

Surya: (Menanggapi) Justru Kesusahan yang buat orang jadi banyak berkhayal!

...........Yah, Debat Kusir Deh ................

Soka: (Memotong, senyum tulus) Ehm, Ehm, Terimakasih banyak atas bantuan kalian!

Surya+Alam: (Tersadarkan, Menenangkan diri, Membalas Senyum) Terimakasih kembali. sesama perantau, kita harus saling berbagi!

Soka: (Terharu, Mengingat) Oya,siapakah gerangan gerombolan orang tadi?

Surya: (Analisis) menurut Kita, berdasarkan Penampilan dan gerak - geriknya, mereka sepertinya dari Pasukan Negara Islam, yang ingin mewujudkan Negara Islam dengan Menerapkan Gerakan Anti Maksiat dan lainnya

Soka: (heran) kenapa mereka serta merta menyerbu? bahkan saya pun kena getahnya?

Alam: (Cletuk) salah sendiri, abang kenapa tidur disana? serbuan tak pandang bulu. untung kami bawa kemari...

Soka: (Berpikir Keras) Apakah itu dibenarkan dalam Islam?

Surya: (No coment)

Soka: (pikirannya menerawang) Hmmmph...

Alam: Ck, aduh mikir terus kalian ini macam pengamat, ayolah kita makan hidangan ini! kita rayakan kehadiran saudara baru kita ini!

SOka+Surya+Alam: (Makan Bersama)

***

" Persinggahan dan Peraduan Nasib Soka pun sudah akan dimulai "

................................Bersambung.........................

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 76



Ilmu berperan penting dalam mempengaruhi ‘cara pandang’ seseorang. Dalam Prosesnya, ‘cara pandang’ berawal dari ‘melihat’, lalu menyimpan, menganalisis (mengklasifikasi dan mengklarifikasi), mempertimbangkan berdasarkan Hati, selanjutnya memutuskan. Namun pada kenyataannya, untuk melalui tahap demi tahap tesebut membutuhkan waktu yang cukup.

Mari Kita ambil sebuah kasus tentang 'Barang Sisa'. Pada umumnya Manusia Melihat 'Barang sisa' sebagai sampah, namun Segilintir Manusia justru melihatnya sebagai potensi. Perhatikan, Berapa banyak orang yang ‘melihat’ sampah di lingkungan mereka? Namun berapa banyak yang berhasil mengolahnya kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat? Ini persoalan ‘cara pandang’. Seseorang yang memahami ilmu tentang mengelola sampah akan memiliki cara pandang berbeda mengenai sampah dibandingkan dengan mereka yang tidak berilmu. Baginya, ketika ‘melihat’ Gunungan sampah maka tergambarlah Sketsa Perencanaan sampah di dalam otaknya, lalu ia akan Mulai mengklasifikasi gunungan sampah itu dalam beberapa kategori dan mengklarifikasi berdasarkan nalarnya untuk selanjutnya dipertimbangkan berdasarkan Hati sehingga lahirlah sebuah keputusan yang kelak menghasilkan Buah Pemikiran. WaAllahu A'lam.

* SUAMI OTAK KIRI

Soki: (Baru pulang kantor + masuk Rumah dan mendapati anak balitanya tiada) Lho, Mah si dede dimana (Nada Gelisah)?

Mamah: (Terbangun Kaget) Hah? Tadi disini pah sama mamah?

Mereka pun mulai mencari. Ternyata, si balita tertidur di Warung internet sebelah rumah.

- Di rumah -

Soki: (Gerutu) Argh Dasar TOLOL!

Mamah: (Tersinggung) Siapa yang TOLOL, Pah?!(Nada tinggi)

Soki: (berpaling) siapa lagi klo bukan kamu!! Bisa – bisanya anak ketiduran di Warnet?! Emangnya Kerjaan kamu apa sih? Cuma ngurus satu anak aja gak becus!

Mamah: (Emosi Bocor) Oh, jadi begini cara papah menghargai mamah? Aku yang tiap pagi buta sudah bangun, nyiapin keperluan kita, belanja, masak, nyuci, berbenah rumah, mengasuh anak dan melayani kamu, terus kamu bilang TOLOL?!!! (Bentak)

Soki: (Berkelit) Ya...Papah juga capek, Kamu ngertiin Papah dong! Papah ini seharian kerja banting tulang buat cari nafkah!

Mamah: (Heran) Lho Harusnya papah yang ngertiin Mamah! Klo kegiatan Papah Cuma nyari nafkah, ngebujang aja!

Soki: (Grrr..) Oh jadi begitu mah?! jadi itu yang kamu mau?

Mamah: (Terdiam + berlinang air mata) Astagfirullah pah, Mikir dong! Maksud mamah, Kamu itu kan suami aku dan bapak anak kita, bijaklah sedikit, aku ini bukan Pembantu Rumah Tangga!

Soki: ( Kicep )

* SUAMI OTAK KANAN

- Ba'da Subuh -

Soka: (Menenteng Keranjang Belanja sambil Berjalan Menuju Pasar)

Soni (Tetangga Jauh): (Kebetulan bangun Pagi+Terheran) Assalaamu 'alaikum! Lho Pak Ustadz mau kemana? (Nyengir)

Soka: (Senyum + Menghampiri) Wa'alaikum Salaam Wr.Wb.Wm.Wr. biasa, Belanja ke pasar...Lho ente sendiri kemana aja baru kelihatan? (sindiran)

Soni: (Tersipu Malu) Ahaha, bisa aja pa Ustadz ini, kayaknya ane lagi dapet Wangsit nih jadi bangunnya pagian. Ehm (Menatap Keranjang Soka), ternyata Pak Ustadz 'S.U.S.I.' juga? hihi (sindiran)

Soka: Hehe, (Terdiam sejenak+Senyum Simpul) Gini Son, Ane mau tanya sama ente, Kira - kira klo ente punya Perhiasan Antiq, gimane nyikapinnya?

Soni: (Tanggap) oW Jelas ane jaga bae - bae lah, simpen di brangkas, jangan ampe semua orang liat, biar pada kagak ngiri, klo kebelet ngiri kan berabe, nanti rumah ane dibobol, hehe

Soka: (Senyum) Hmm, Kayaknya ente beneran dapet wangsit, cerdas banget jawabnya. satu lagi son, menurut ente klo perhiasan ditaro di tempat kotor macem comberan gmn?

Soni: (Tanggep) Ya gak pantes lah, gak enak dipandang, bisa ngerusak tu barang, nanti disangka perhiasan abal - abal. (Sadar) Nah Lho ini obrolan kok jadi kesini arahnya yak? hehe

Soka: (Senyum Sembako) Pan tadi ente yang mulai. Pertanyaan ente buat ane, udah ente jawab sendiri. Sesungguhnya perhiasan yang paling indah adalah wanita solehah. InsyaAllah semua wanita itu solehah selama ia berakhlaqul Karimah. termasuk Isteri kita. seperti kata ente tadi, ane gak mau perhiasan pribadi ane gak enak dipandang, rusak dan jadi barang abal - abal lantaran tiap hari ke pasar.

Soni: kenapa Pak Ustadz?

Soka: karena Pasar itu tempat yang paling tidak disukai oleh Allah Ta'ala. Ampe setan aje bertelor dan ngibarin bendera disana. Hadeuh, Ribet deh Ribet, klo sampe kemilau perhiasan pribadi ane pudar, nanti giliran ane yang disuruh tanggungjawab,

Soni: (Penasaran) Tanggungjawab ama siapa???

Soka: Allah.

Istri Soni: Waduh...(Nelen Ludah)

- di Pasar, Kios Daging -

Tukang: (Penasaran) Pak Ustadz kok Istrinya diumpetin aje nih di rumah? apa kagak percaya istrinya yang belanja? hehe (Sindiran)

Soka: Ah ente bisa aja, pan ente tau dari bujangan ane biasa belanja ke pasar? Ya elah Timbang ke pasar, nyuci, bersih - bersih doang mah laki - laki kudu bisa, tapi klo soal ngasuh anak sama masak, ane Nyerah deh, itu spesialis seorang Ibu,

Tukang: klo begitu Istri banyak nganggurnya dong?

Soka: Tergantung. Emangnya gampang ngasuh anak? Ya cobain aje, hehe...Pokoknya kagak ada deh yang bisa gantiin peran Ibu bagi anak - anaknya, tangannya beda, hehe...

Tukang: Ya bener juga sih (merenungi Nasib Istrinya)

Soka: setidaknya, biar perhatian ibu banyak ke anak, kasian klo semua - muanya Bini kita yang kerjain, emangnya bini kita Pembokat?

Tukang: Ckckckc...(tertawa kecil + terangguk - angguk)

- di rumah, sepulang dari pasar -

Soka: (Ngepel Teras Rumah)

Istri: (Memandangi Soka+Senyum Delima)

Soka: (membalas pandangan istri+heran) Umi knp? sakit?

Istri: (Menahan tertawa) sehat kok. umi cuma gak kebayang aja punya suami kayak abi? rajin bersih - bersih, nyuciin baju kita dan membatasi umi belanja ke pasar

Soka: (senyum tulus) cukuplah bagi abi, seorang isteri yang menjaga harta suaminya dengan Amanah, membesarkan anak - anak dengan kasih sayang dan patuh terhadap suami dengan kesabaran. Mudah - mudahan Allah menjadikan generasi kita kuat dan menurunkan ketenangan di dalam rumah tangga kita

Istri: Aamiin (Senyum Delima)

- Berangkat Mencari Nafkah -

Soka: (bersiap - siap berangkat + kecup kening umi + berdo'a) "Aku menitipkan kalian kepada Allah yang tidak akan menyia - nyiakan titipan - titipan-Nya" (Kitab Al - Adzkaarun Nawawiyyah)

Istri: (Balas mendo'akan) "Aku menitipkan kamu, agamamu, dan amanatmu serta semua penutup amalmu kepada Allah" (Kitab Al - Adzkaarun Nawawiyyah)

(Episode ini terinspirasi oleh Almarhum KH. Abdul Hamid bin Abdul Halim Addary "Semoga Allah Merahmati beliau")

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 75


(Edisi Ngaco: Es Jeruk Yang Panas - 3)

* SUAMI OTAK KIRI

- di Pasar Kaget -

Soki: (Promosi) Yak, kakaknya Dijual Obatnya, Obat Herbal dari timur tengah: Madu, Habatsauda, Zaitun dan Kurma! anti miskin! Biar Lulus UN! Biar Lulus Tes PNS!

Konsumen: (Tertarik + Penasaran) Serius Bang Anti Miskin? Biar Lulus UN? Tes PNS?

Soki: (Senyum Sumringah) Hoho...Klo anti Miskin, Jualin aje Obat2 abang biar dapet duit. Klo mau Tes UN dan PNS Fisik kita Kudu Sehat? klo Mau sehat ya Minum Obat Produk Abang ini, hehe..

Konsumen: Ah, Kerek lo (melempar Es Tong - tong ke wajah Soki)

Soki dan Komsumen: (Berantem)

* SUAMI OTAK KANAN

- di sebuah Majelis atau bisa anda pahami juga di tempat nongkrong-

Soka: (Menghampiri kumpulan orang di Majelis)

Peserta Majelis (PM): (Heran) Kenapa tangan lo blepotan?

Soka: Ah Biasa abis Bongkar Vespa, Olinya udah berkerak, susah banget dibersihinnya

PM: Pake sabunlah

Soka: Udah ane coba tapi masih sulit dan gak tuntas, makanya ane lagi cari tanah

PM: (Bingung) Tanah?

Soka: Lho kalian gak tau? tanah itu memiliki unsur pembersih yang bagus. bahkan ketika kita dijilat anjing, salah satu alat pembersihnya tanah kan?

PM: Oh iya yah...(Memperhatikan soka)

SOka: (mengambil sebagian tanah+dicampur sedikit air+digosokkan ke bagian tangannya yang berlumuran oli)

PM: (Takjub) Wuidih ternyata bersih juga yah?

Soka: (Senyum Misterius) Keren kan? masalahnya masyarakat kita jarang yang tau manfaat dari tanah sebagai pembersih yang efektif, sekalipun tau, sebelum ini, belum ada Produsen yang mengolah tanah menjadi Sabun. Tapi jangan khwatir, baru - baru ini, sudah ada produsen yang mengolah tanah secara higienies menjadi sabun yang bisa kita gunakan untuk mandi dan keperluan lainnya.

PM: (Tertarik) Serius lho? dijual dimana tuh?

Soka: (murung) Nah itu dia, Sayangnya gak semua toko jual sabun itu. jadi masih jarang yang jual, tapi klo kalian mau beli, bisa kok pesen sama ane?

PM: (Terbantu) Serius? Oke deh, kita pesen sama lho ya?!

Soka: (Senyum Misteris, Bicara dalam Hati: Ya iyalah orang ane agenya, hehe) Cocok! Sip!!!