Rabu, 26 Maret 2014

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 72

(NB: Baca Episode serupa, sebelumnya. Episode Lanjutan - Dalam Perjalanan Menembus Impian; keliling Dunia)

Selain sebagai Negri kepulauan, Indonesia juga dikenal sebagai Negri Pegunungan. Antara Pegunungan dan penduduknya ibarat sayur dan garam yang memberikan cita rasa tersendiri. Anda bisa saksikan bahwa Berbondong – bongong manusia dari berbagai penjuru negri dan luar negri ini, menempuh berbagai petualangan panjang dalam pendakian – pendakian yang menakjubkan. Ada beberapa hal yang memotivasi mereka mendaki, beberapa diantaranya untuk refreshing, mencari jati diri, menguji keberanian, mencari Hikmah, mempererat tali kekeluargaan, bersatu dengan alam, mentafakuri tanda – tanda kekuasaan Allah dan lain – lain. Bahkan Diantara mereka ada yang membuat tema dalam setiap pendakian. InsyaAllah semuanya menjadi baik jika diniatkan baik dan dengan cara – cara yang baik.

Banyak sekali kisah yang beredar seputar pendakian yang sampai kepada kami; melalui pengalaman Pribadi, Teman – teman kami ketika mendaki dan dari orang tua kami selaku pendaki. Ada satu Hal yang sama – sama harus kita ketahui selaku Manusia, bahwa Alam ini tidak diciptakan begitu saja dengan main – main. Tidaklah alam ini diciptakan melainkan dengan Ilmu yang di dalamnya menyimpan segudang Misteri dan teka - teki yang tidak terpecahkan kecuali melalui Ayat – ayat yang tertulis di dalamnya. hal tersebut diketahui bagi yang mau mengetahui. Mungkin berdasarkan sebab itulah, para Manusia Pecinta Alam tertantang menempuh berbagai petualangan dan berusaha menguak misteri di dalamnya. WaAllahu A’lam.

# Garisan Sang Pengembara #

>> Suatu Rombongan dalam ‘sebuah Tema’ Pendakian.

Kapten: (brifing: memastikan semua kru lengkap dan siap menempuh petualangan)

Semua Kru: (Aman) Semua siap kapten!

Kapten: (memotivasi) … Baiklah, Sesungguhnya orang yang rugi adalah orang yang tidak mengambil pelajaran dari setiap sisi dari petualangan ini. Betul tidak?

Semua Kru: (Tegas) Betul!!!

Kru 1: Kapten, apa tema petualangan kita kali ini?

Kapten: (Senyum) Bersatu dengan Alam!

Semua Kru: (saling melirik) Mantab!!!

***

> Tapai Orai / Jalur Ular, sebuah rute panjang nan berliku di pinggiran bukit menuju Gerbang Pendakian Gunung…

Kru 2: (Gregetan) Kapten bisa dipercepat gak langkahnya? Klo lambat begini kapan sampainya?

Kapten: (senyum) Jangan pernah lupakan esensi dari petualangan ini! di belakang kita masih banyak orang yang kelelahan, lebih baik kita seperti ini daripada sampai di puncak namun kehilangan banyak kru kita. sesungguhnya kita hanya perlu bersabar dan tersenyum, “CISSH”? hehe…

Kru: (Senyum) Cissh!

***

> Pasir Kuda

Kapten: (menghampiri Petani yang tengah mengolah lahannya+senyum+salam) Pak, kira – kira Gerbang Pendakian ke gunung masih jauh gak ya?

Petani: (Senyum) Masih dua Pasir lagi de!

Kapten: Pasir? Oh, oke Terimakasih Pak!

***

… Sudah sekian lamanya mereka berjalan…

Kru 3: (Senyum Kesemek) Kapten, kita udah jalan sejauh ini tapi gak ketemu satu gundukan pasir pun?

Kapten: (bingung + bisu)

Kru 4: Kapten, itu ada petani lagi jalan kesini, coba kita Tanyain?

Kapten: (menghampiri sang petani+senyum+salam) Mau Tanya Pak, gerbang pendakian ke gunung masih jauh kah?

Petani: (Senyum) Oh, tinggal satu pasir lagi!

Kapten: (bingung) Pasir??? Kami gak nemuin pasir sepanjang perjalanan, Pasir itu apa ya pak?

Petani: (nyengir) Hehe, pasir itu bahasa kami, kalo di Kota namanya Bukit!

Semuanya: (Gubrak!!!)

***

- Gerbang Pendakian –

Semua: (Melewati Kawasan Pemakaman Para Pendaki+berhenti+Mengheningkan cipta)

Kapten: Sesungguhnya, sebelum kita, sudah ada orang – orang yang melalui jalur ini. diantara mereka ada yang sampai ke puncak dan kembali dengan selamat, diantaranya lagi dikebumikan disini. Kuburan ini menjadi bukti bahwa di dalam perjuangan itu pasti ada pengorbanan, meskipun tidak selalu nyawa yang dikorbankan.

Kru 5+6+7: (Jiper + merinding ketakutan) Kapten, kami udah putusin. kami mau pulang aja! kami gak mau berakhir seperti mereka yang terkubur ini! klopun harus berkorban, lebih baik nyawa kami dikorbankan untuk hal yang lebih bermanfaat dari ini!

Kru 3: (Geram) Eh Toldo! Memangnya kita mendaki buat cari mati?! Lurusin niat dong!!!

Kru 4: (menarik lengan baju salah satu dari mereka) Sadar Woy!! Kita udah jalan sejauh ini?!

Kapten: (Wajah Datar) Sudah Cukup! jangan dipaksain!

Semua: (Hening)

Kapten: (Senyum) Sebuah keyakinan tidak akan bercampur dengan keraguan. Mudah – mudahan keraguan kalian tidak bersumber dari kelemahan, begitu juga kemantapan hati kita yang tetap mendaki sampai puncak! (berat Hati) Silahkan, Kembalilah ke rumah masing – masing dengan selamat!

Kru 5+6+7: (Meneteskan Air Mata) Maafkan kami kapten! kami pamit lebih dulu...

***

Petualangan yang lebih menantang pun dimulai. Rute pendakian memasuki Kawasan Hutan Pinus, Tanah Lapang yang ditumbuhi rerumputan, semak belukar, ladang bebatuan, lembah yang licin dan curam, menjumpai Sumber mata air panas, melewati tebing – tebing yang curam, berpapasan dengan Harimau gunung yang tengah istirahat, Air Terjun mini, jalur Lintah (pacet), tanah amblas, taman bunga, dan rute - rute pada umumnya.

***

Padahal Perjalanan malam jauh lebih mencekam dan menantang. namun Derap langkah mereka masih terdengar jelas di malam hari dari balik sarang semut. Darisini Anda bisa menyaksikan pantulan cahaya dari bola mata hewan – hewan karnivora. setiap kali mencapai titik poin tertentu, Sang kapten sering kali melakukan cek ulang anggota; mengenai keutuhan jumlah Kru dan kesiapan melanjutkan perjalanan.

***

Pendakian pun Terhenti di sebuah hamparan luas yang langitnya terbuka, berhiaskan rembulan dan bintang – bintang.

Kapten: (brifing) Bangunlah tenda, kelilingi kawasan kita dengan garam, kita akan berapi unggun ria namun jangan pula terlalu lama karena ada beberapa resiko di dalamnya. siapapun yang mau meninggalkan kawasan ini untuk keperluan buang air, dll, wajib lapor!

Semua Kru: Yooo’i !!

Kapten: (memotivasi) Saya bisa mencium wangi puncak darisini, besok kita akan berjalan dengan santai dan InsyaAllah menjelang sore kita akan sampai dipuncak!

Semua kru: (saling memandang riang) Yooo’i !!

***

> Rute Liar

Semua: (menebas Ranting dan rerumputan yang menghalangi jalan)

Kapten: (mencekam) sejak kasus kematian misterius dua tahun silam, gunung ini sudah lama tidak didaki oleh pendaki manapun, kisah – kisah mistis kembali disandarkan pada gunung ini, rute ini pun menjadi angker dan kembali liar…

Kru 1: (mencekam) gunung ini emang terkenal dengan kisah mistisnya, bahkan menjadi tujuan para dukun dan ahli ilmu hitam lainnya

Kru 3: (mencekam) selain itu terkenal karena rutenya yang sulit ditempuh dan banyak yang tersesat dan wafat

Keu 2: (mencekam) Iya, bahkan sejak memasuki gerbang pendakian, kita gak bertemu seorang manusia pun

Kru 4: (BeTe) Et dah bocah ya? Oi,,,Kagak ada pembicaraan yang lebih positif napa?

Semua: (Ngakak) Wahaha…

Kru 1: (melihat sesuatu di langit) Kapten?! Lihat! Itu Elang putih si Penunjuk jalan?

Kapten: (Senyum) Wah??? Hehe, ternyata, kisah itu benar adanya? Ayo kita buktikan!

***

> Puncak Gunung <

"...Sabda Alam menghanyutkan suasanaku, kadangkala kebosanan mencekam jiwa...
sabda alam berbuat kodrat tak tertahankan, rasa cinta rasa nista berpadu satu..."
(Chrisye: Sabda Alam)

Semua: (Takbir, Tahmid dan Tasbih dalam sujud, Sorak – sorak bergembira, mengibarkan bendera dan menancapkannya, inilah citarasa yang tidak bisa kami ungkapkan dengan kata - kata) YOOO’i! Yooo’i! Yoo’i! yooooooooo...........'i!

Semuanya : (berkeliling dan menghampiri bendera – bendera para pendahulu yang pernah sampai disini)

Kru 1: (Berbangga) ini adalah pencapaian kita yang gemilang!

Semua Kru: Yooo’i

Kru 2: (Berbangga) kitalah tim yang pertama kali sampai disini setelah dua tahun terakhir!

Semua Kru: Yooo’i!

Kru 3: (Berbangga) Kitalah yang terhebat dari yang terhebat!

Semua Kru: Yooo’i!

Mereka pun terus merayakannya, hingga waktu kembali menjadi hening lantaran fokus mereka teralih pada sang kapten yang sejak tadi berdiri terpaku di tepian puncak dengan pandangannya terfokus pada sudut lain dari puncak itu yang terselimuti kabut tipis.

Kapten: (jiper+merinding+bisu+pucat)

Semua Kru: (Heran + cemas) ada apa kapten???

Kapten: (menunjuk sebuah titik lokasi di puncak itu)

Semua: (jiper + Merinding + sport jantung + pucat+ bisu)

Pandangan mereka terbelalak melihat seorang Pemuda berpakaian putih Polos yang tengah duduk bersila (Berdzikir) di atas batu besar beralaskan sajadah tanpa peralatan dan perbekalan mendaki. sempat Terbesit di dalam pikiran mereka tentang Kisah – kisah mistis dari gunung ini, juru kunci, dan Roh Pendaki yang wafat.

Kapten: (Tersadarkan) Melangkah dengan hati – hati ke titik lokasi pemuda itu

Semua kru: (kemelut mencekam) mengikuti di belakang sang kapten

***

Semua: (berdiri membelakangi sang pemuda itu + memperhatikan keseluruhannya)

Kru: (berbisik) sepertinya ia manusia kapten?

Kapten: (menelan ludah+mencoba menyapa)

Pemuda misterius (PM): (segera Menoleh dan berbalik Badan ke arah mereka)

Kapten+Kru: (Kaget+Roboh+terduduk+Bisu+Gemetar)

PM: (Senyum Tulus) Wah? Assalaamu ‘alaikum?!

Kapten+Kru: (Lega) Wa’alaikum salaam Warahmatullahi Wabarakaatuh!

PM: Alhamdulillah, setelah sekian lamanya, akhirnya aku bertemu dengan manusia di puncak gunung ini…

Kapten: (memberanikan diri + menundukkan kepala) Maaf tuan, kami hanya pendaki, apakah tuan Penunggu Gunung ini? (gemetaran)

PM: (gak ngerti) Penunggu? Maksudnya?

Kapten+Kru: (tambah bingung) Jadi sebenarnya tuan siapa?

PM: (Senyum Sembako) aku hanyalah seorang pengembara

Kapten+Kru: (terbelalak) Hah?! Pengembara? (Cuma itu?) Memangnya Darimana asal tuan? Dan hendak kemana?

PM: (Senyum Misterius) aku berasal dari negeri entah berantah, Yakni Zirbad, negrinya para pengembara! Aku sedang menempuh perjalanan ke ibu kota tanah air ini

Semuanya: (Super Bingung?) Negri para pengembara? Negri macam apa itu? Dimanakah itu? ada perlu apa anda ke Ibukota?

PM: (terdiam + keningnya mengkerut)

Kapten+Kru: (penasaran+menunggu jawaban)

PM: (nyengir) Ahh… lupakan saja! Hehe…

Kapten+Kru: (gubrak!)

Kapten: (penasaran) Tuan, dimana perbekalan dan peralatan mendaki anda?

PM: Maksudnya? (memperhatikan peralatan yang mereka bawa + sadar) Oh jadi begitu yah? (bertanya pada diri sendiri) Ayahku pernah menyampaikan Firman Allah Ta’ala, “Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik – baik bekal adalah Taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”
(QS. Al baqarah (2):197)”

Kru 1: (Gak masuk Akal) Ah Masa Cuma Taqwa? rute kesini kan liar, rumit dan berbahaya?

Kru 2: (logikanya terpatahkan) kami aja nyiapin segalanya untuk pendakian ini, tapi anda, bahkan…Akh! bisa Gila gue!

Kru 4: (prasangka) atau jangan – jangan anda seorang Wali Allah?! gue denger seorang wali memiliki karomah? Dengan karomah itu dia bisa berpindah – pindah tempat secepat kilat sesuka hati!?

PM: Wali Allah? (teringat) Oh ya, Aku pernah membaca Kitab karangan ayahku tentang Biografi Ulama Nusantara. mereka menyebutnya wali Allah. Lho Bukankah para wali itu berasal dari luar dan dalam tanah air ini? Demi berdakwah, mereka menempuh luasnya daratan, terjangnya ombak samudera, gunung – gunung yang tinggi menjulang bahkan tanpa Perbekalan dan peralatan lengkap seperti kalian ini? bukankah itu juga jelas tidak masuk akal?

Kapten+Kru: (Tersadarkan) Oh iya ya?

PM: InsyaAllah mereka itu adalah orang – orang yang Bertaqwa. soalnya dalam kitab tersebut, Ayahku juga Mengutip Firman Allah Ta’ala, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa” (QS. Yunus (10): 62 - 63)”

Semua Kru: (Berpikir keras + saling berbincang antar sesama) Iya emang gak masuk akal sih apa - apa yang telah mereka lakukan…

PM: (Senyum sembako + menyambung) Wahai saudaraku, Ayahku juga pernah berkata mengenai pengalamannya saat mengembara: “sesungguhnya yang terbatas (akal) tidak akan pernah bisa mencapai Ilmu Allah Ta’ala yang tidak terbatas. Sedangkan Kebanyakan kita berbekal berdasarkan kadar logika kita.” Lihatlah semua peralatan kalian itu? mungkin semua itu bisa menjaga kalian dari hal yang Nampak, namun sekali - kali tidak akan pernah bisa mencegah dari yang tidak Nampak yaitu Musibah dan kematian!

Semuanya: (Jlebb! Muhasabah: karena selama ini menreka mengandalkan kemampuan manusiawi dan perhitungan Logika semata dalam mendaki gunung)

Kapten: (tertunduk malu+berendah hati) ternyata, di atas puncak masih ada puncak yang lain. Oh, Wahai Sang Pengembara yang sudah melanglangbuana, Bagaimana caranya anda bisa sampai kesini dengan polos? (senyum harapan) sudikah anda memberikan kami Nasihat?

PM: (senyum) Ayahku selalu berpesan, “Ketika kalian menuju suatu tempat, maka penuhilah Hak – haknya!”

Semuanya: (Maksudnya???)

PM: Sesungguhnya selain Allah adalah Makhluk ciptaan-Nya. Begitu juga gunung ini. mereka senantiasa berdzikir kepada Allah Ta’ala dan sangat risih kepada Manusia yang bermaksiat dan mempersekutukan Allah Ta’ala di dalamnya. Maka, wajar saja jika makhluk – makhluk itu menjadi tidak bersahabat dengan kita.

Semua: (Muhasabah) Astagfirullah…

Kapten: (Penasaran) Tadi anda sampaikan bahwa sebaik – baik bekal perjalanan adalah Taqwa? Apa hubungannya sehingga anda bisa berpetualang sesuka hati dengan polosnya?

PM: (senyum) Ayahku pernah menyampaikan juga bahwa dengan Ketaqwaan Allah Ta’ala akan memuliakan kita dan mencukupkan kebutuhan – kebutuhan kita. Dan Allah Rela kepada Hamba-Nya yang bertaqwa. Ayah pernah membacakan Firman-Nya:

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya),

“dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran

“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak guncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,

“dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.

“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.

(QS. An-Nahl (16): 12 – 17)

Semua: (Muhasabah + berlinang air mata) Alhamdulillah, melalui anda, Allah telah menunjukkan kepada kita Hakikat dari “bersatu dengan Alam” ini…

PM: (Senyum) Aku? Hehe…Entahlah, aku Bahkan tidak tahu apakah aku ini termasuk orang yang bertaqwa atau tidak, karena Allah Ta’ala tidak akan membiarkan Hambanya mencapai gelar Taqwa kecuali dengan Berbagai Ujian di dalamnya.

***

Setelah banyak berbincang,

PM: (Bangkit dan Bersiap Pergi)

Semua: (Hah?) Hey Tuan, Anda Mau kemana lagi?

PM: (Senyum Sembako + Menunjuk Ke salah satu Arah mata angin) melanjutkan Perjalanan, Bertebaran di Muka bumi!

Semua: Bergabung sajalah dalam Tim kami! kita berjalan bersama!

PM: Maaf saya menolaknya. Terimakasih karena ini sudah menjadi Prinsip kami.

Semua: Wah…(Senyum Kagum)

Kapten: Maaf Sebelumnya (Terlupakan), siapakah gerangan Nama sang pengembara ini?

PM: (Senyum) Namaku, Soka bin Muhammad Bin Soleh AZ-Zirbadi, dan kalian bisa memanggilku Soka! (Senyum) Assalaamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh! (Mulai Melangkah tanpa menoleh ke belakang)

Semua: (Melambaikan tangan) Wa ‘alaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh!

***

“Teruslah Berjalan! baik dengan terpaksa maupun suka cita, kelak kau pun akan sampai, pada sebuah titik temu dimana sebuah keraguan berubah menjadi kepastian…” (Sang Pengembara)


Link: https://www.facebook.com/SuamiOtakKiriDanSuamiOtakKanan

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 71

(Edisi Bisnis: Simulasi)

* SOKI

" Mau bisnis tapi gak punya duit? gimana mau mulainya?"

" Mau promosi tapi gak punya Black Berry? gimana mau laku barang - barangnya?"

* SOKA

Bagi soka Modal Utama = Nyawa, Sehat, Muda, Waktu, dan harta

1. Berencana, Berdo'a, Berusaha dan Tawakkal

2. Mengunjungi kawan yang mendirikan pabrik / distributor usaha + Mengadakan kerjasama

3. MemBuat Brosure yang berisikan produk yang akan dijual + No. Hp+ Email + Alamat Website / Blog, dll

4. memBuat Kartu Nama dengan keterangan: " Soka (Pimpinan Perusahaan + No. Hp)"

5. bagikan brosure dan kartu nama seluas - luasnya

6. jika ada pemesanan, Hubungi Relasi Perusahaan anda untuk menyiapkan pesanannya, pastikan pesanan dalam kondisi baik sampai ke tangan pemesan!

7. Ada barang, ada uang, kerusakan barang dari kami, uang kembali atau ditukar kembali

8. Membangun usaha dengan Jujur dan Amanah

9. Selamat Mencoba!!!


Link: https://www.facebook.com/SuamiOtakKiriDanSuamiOtakKanan

Rabu, 12 Maret 2014

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 70

(Edisi Bisnis: Penjualan)

...Biasa pake Kendaraan Pribadi dalam memenuhi aktifitas Usaha, Karena bangkrut, Sekarang Harus Naik Angkot ...

Pandangan Umum:

Naik Motor: Hemat Biaya+Jarak Tempuh lebih cepat+Energi lebih kecil+banyak waktu luang +Resiko - resiko bisa diperkecil+Daya Angkut bisa diatur+nyaman (Privasi), lebih Efektif dan Efisien

Naik Angkot: Biaya tergantung Tujuan+Jarak tempuh tergantung sopir dan kondisi lalulintas+Energi yang keluar tentatif+Waktu Luang tentatif+Resiko - resiko banyak bergantung faktor Eksternal+Daya angkut bisa lebih banyak/ lebih sedikit+Kurang privasi, mungkinkah bisa Efektif dan Efisien?

*Suami Otak Kiri

"Halaaah...Gimana Usahanya mau berkembang kalo begini mah...Malay deh ..."

Semangat Usaha soki pun Lumpuh, Usahanya pun Lumpuh,,,

*Suami Otak Kanan

Motivasi diri: "Baru Naik Angkot, Naik sepeda atau jalan KAki pun, ane jabanin!"

Agenda Perjalanan Via Angkot:

1. Membaca Al - Qur'an / Kitab - kitab Ilmu, semaksimal Mungkin sepanjang perjalanan, bagian dari memanfaatkan waktu senggang dan menambah kebaikan

2. Membagikan Brosur kepada Sopir + Penumpang. bayangkan berapa banyak orang yang anda temui selama naik angkot?! belum tentu seefektif saat naik motor

3. Berkenalan / Silaturrahiim dengan penumpang di sebelah anda dan Berikan Kartu Nama anda

4. Lakukan Presentasi / promosi kecil - kecilan kepada penumpang di sebelah anda, baik sambil memberikan kartu nama / brosure maupun saat berkenalan

5. Ajaklah Sopir Angkot + Ojek + Becak sebagai Rekanan bisnia anda!

6. Berikan pengertian sebaik mungkin kepada pelanggan anda mengenai jarak tempuh

7. InsyAllah rezeki gak akan kemana - mana...

8. Tetap BerAkhlaqul Karimah dan Ayo Laksanakan!

Seorang Pengusaha biasanya di dalam Otaknya sudah terinstall Software Analisator!

Seorang Pengusaha Biasanya berpikir, "bagaimana merubah yang tidak mungkin menjadi mungkin atau sesuatu yang sulit menjadi Mudah atau sesuatu yang merugikan menjadi menguntungkan!"

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 69

(Edisi Bisnis: Mendirikan Usaha)

- Mendirikan Usaha -

* Suami Otak Kiri (soki)

Waduh siapa yang jadi wakil sy yah?
Siapa yang jadi manajer keuangannya?
Siapa yang jadi Manajer pemasaran?
Siapa yang jadi bagian administrasi?
Berapa total biaya gaji mereka yah?

Soki pusing 7 keliling dan akhirnya batal mendirikan usaha...

* Suami Otak Kanan (soka)

Nama Perusahaan: AnA (Bahasa Arab artinya: saya)

Struktur Organisasi Perusahaan AnA

Direktur Utama: Saya sendiri
Wakil Direktur: Saya sendiri
Manajer keuangan: Saya sendiri
Manajer Pemasaran: Saya sendiri
Bagian Administrasi: Saya sendiri
Office Boy: Saya sendiri
Kurir: Saya sendiri

"Pembahasan ini Terinspirasi Oleh Bapak Ir. Hattarajasa"
"Mulailah dari diri sendiri, Mulai dari yang kecil, Mulai dari sekarang!" (Aa Gym)

Pengusaha Harus siap mandiri dan berdiri di kaki sendiri...Selalu Belajar, Berdoa dan Bertawakkal
Mudah2an Allah membantu memberikan orang - orang yang terbaik bagi tim kita

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 68

(Edisi Bisnis: Pelayanan Prima)

Pelanggan:

Mas ini semua produk herbalnya dari dalam/ luar negeri?
Asli semua gak?
cangkang kapsulnya bersertifikat MUI / minimal ada jaminan halalnya?
Madu - madunya asli gak?
Kok Madunya ada yang pake kemasan dirijen? bukan bekas minyak kan yak?
sy klo belanja disini dapet diskon berapa?


* Suami Otak Kiri

soki: (Ketus) Maaf BU, sebenarnya Ibu mau cari produk apa sih?

Pelanggan: (nyengir) gak ada yang dicari kok mas, cuma nanya - nanya aja, hehe

Soki: (Gondoq + nyindir) Ckck, udah gak beli, banyak Nanya lagi...

* Suami Otak Kanan

Soka: (Senyum+sopan+santun) silahkan duduk dulu Ibu biar saya jelaskan satu persatu...

1. Herbal kami Berasal dari dalam dan luar negeri, Produk Importnya seperti Zaitun + kurma + Habatsauda, klo produk Lokalnya seperti Madu Hutan, Pegagan, Sambiloto, dll

2.InsyAllah produk kita Asli dari produsennya, walau ada satu - dua produk yang kemasannya tidak orijinal, namun isinya original seperti koyo herbal. kami selalu berusaha selektif dalam memilih produk berdasarkan kualitas dan keaslian

3. Cangkang kapsul yang digunakan Herbal InsyAllah Halal krn tersertifikasi MUI dan atau dikelola pihak yang Berhati - hati

4. Madu - madu kami dari produsen - produsen yang lama (teruji waktu), populer, dan Terbukti dengan laporan laboratorium, Rata - rata sudah terdaftar Depkes, dan tersertifikasi SNI. bahkan salah satu produsennya punya laboratorium sendiri. InsyAllah Aman.

5. kemasan dirijen itu adalah salah satu kemasan paling efektif bagi madu. itu khusus dikemas buat madu. umumnya madu kami adalah madu hutan yang mengandung tekanan udara, dirijen tersebut mampu menahan tekanan udara di dalamnya karena elastis, sehingga tidak terjadi ledakan yang merusak kemasan.

6. Pelanggan yang mendaftarkan diri sebagai 'Langganan', berhak mendapat diskon 10 - 20 %. diskon bisa berupa pengurangan / pemberian produk lain

Pelanggan: (Senyum) Terimakasih Informasinya ya De, klo begini kan ibu jadi jelas, InsyaAllah klo ada rezeki ibu belanja disini

Soka: (Senyum Sembako) InsyaAllah. silahkan ambil brosure dan Kartu nama saya, jika suatu saat nanti ibu mau konsultasi atau memesan, bisa langsung menghubungi Nomor di dalamnya...

Pelanggan: (Senyum) Baik,

"Pedagang Harus berkali - kali lebih sabar dari pada Pelanggan, Mudah - mudahan buah kesabaran itu menjadi Matang dan bisa dinikmati"

Kamis, 06 Maret 2014

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 67 (NB: Baca Episode serupa, sebelumnya. Episode Lanjutan - Dalam Perjalanan Menembus Impian; keliling Dunia)

# Catatan Kaki Seorang Soka #

Zirbad (Negeri bawah Angin), begitulah mereka menyebutnya. Sebuah Wilayah Misterius di kepulauan Berkabut , Yakni Negrinya Para Pengembara. Disinilah titik Awal dan Akhirnya Peradaban mereka, dimana belum ada seorang asing pun yang mengetahui, melihat dan berlabuh di dalamnya kecuali Para Isteri dan Anak yang mereka peroleh sekembalinya dari Petualangan panjang.

Siklus Pengembaraan telah membawa Zirbad pada kemajuan yang pesat khususnya dalam Ilmu Pengetahuan, karena para pengembara selalu kembali dengan berbagai ‘Buah tangan’ berupa Informasi yang berguna dalam membangun Peradaban Negri ini. saat ini, Zirbad mengalami kemajuan di bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan, Industri rumahan dan Keagamaan. Penduduk Negri ini Menganut Agama Islam sebagai satu – satunya Agama Resmi. Adapun Zirbad, dipimpin Oleh seorang Sultan, yang berasal dari keluarga Pertama yang menempati Wilayah ini dan keturunannya.

***

Pada Masa Keemasan Zirbad, Pernah Hidup seorang Ustadz yang sangat Alim, Hafizh Al – Qur’an, Lihai dalam Bidang Tafsir, Pandai dalam Ilmu Sejarah, cakap dalam bidang hadits, Guru Fikih, kebanggaan Zirbad, seorang Da’I, Penulis kitab – kitab berkualitas, Pengembara Ilmu, Motivator Ulung yang tidak tergantikan di masanya, ialah Abu Soka (ayahnya Soka) Muhammad bin Soleh. Ia hidup bersama keluarga kecilnya yang sederhana di lembah Kunang – kunang.

>> Dalam kegelapan Malam yang diterangi Kunang – kunang, di Ruangan Khusus Sang Ustadz

Ustadz: (Menulis Kitab)

Soka (Umur 10 Tahun): (Memperhatikan dengan penasaran) Ayah lagi Nulis apa lagi?

Ustadz: (Senyum Sembako) Biografi Para Ulama Nusantara, berikut Nasab dan Sanadnya…

Soka: (Terpesona Penuh kepolosan) Hebat! Hehe… (Teringat sesuatu) Eh, ayah, kata orang – orang ayah Hapal Al – Qur’an yak? Ayah Al Hafizh dong?

Ustadz: (Diam sejenak + Senyum) Ayah bukan seorang Al – Hafizh, Ayah cuma hamba Allah yang mencintai Al – Qur’an.

Soka: (Kecewa) Yaahhh, kirain ayah Hapal Al Qur'an Dan Al Hadits

Ustadz: (Senyum Simpul + mengusap kepala soka) Soka, Apalah Artinya gelar ‘Al-Hafidz’ di mata manusia? Sedangkan Pujian – pujian Manusia itu bisa mencemarkan hati dan menjerumuskan kita ke Neraka?

Soka: (Bingung) ???

Ibu: (Senyum Delima) bingungkan? Makanya, sekarang soka harus tidur karena sudah larut malam. masa anak - anak suka begadang? gak baik kan ya ayah? (melirik)

Soka: (Cemberut) kalo gitu soka gak mau kayak anak – anak, soka mau kayak Ayah! Pokoknya soka mau terus nemenin ayah menulis!

Ustadz: (Senyum+memberi kode izin) Baiklah, tapi Syaratnya soka gak boleh bertanya apapun sampai ayah selesai menulis, Sepakat?!

Soka: (Nyengir) Yak, Sepakat!! Hehe…

Begitulah, soka selalu menemani Sang ayah ketika menulis kitab, sepanjang Malam.

***

>> Suatu hari Menjelang Berbuka Puasa (Puasa Nabi Daud AS)

Soka: (Selesai Setor Hapalan Al – Qur’an)

Ustadz: (kecup Kening) Alhamdulillah, soka sudah sejauh ini, masih ada 17 Juz lagi yang harus dihapal yah?

Tiba – tiba…”TOK! TOK! TOK!” , terdengar suara Ketukan yang begitu keras. “Assalaamu ‘alaikum!!”

Ustadz: (bergegas membuka Pintu) Wa 'alaikum Salaam Warahmatullahi wabarakaatuh wa maghfiratuh wa ridhwaaanuhu!

Pengawal2 Sultan: (Langsung Meringkus Ustadz) Maaf Ustadz, kami mendapat Perintah untuk menangkap dan membawa Anda ke hadapan Sultan dalam keadaan Hidup!

Ustadz: (Senyum Tawakkal) Hm, Akhirnya, Masa Uji berkalaku telah tiba…

Ibu dan Soka: (Kaget+Histeris) Allahu Akbar!!! Apa – apaan ini! (mencoba meraih Paksa Ayah dari cengkeraman para pengawal namun tak kuasa) Kalian ini!!! bukankah kalian Muslim??? Suami saya bahkan belum berbuka Puasa!

Pengawal2 Sultan: (tegas) Maafkan kami, Anggap saja ini situasi darurat, kami harus segera membawa Ustadz ke Istana!

Ustadz: (Tenang + Senyum Sembako) semua akan baik – baik saja! Tenanglah, teguhlah, berpikir positiflah! karena di penghujung setiap malam ada pagi yang cerah, di balik setiap bukit ada taman yang indah, setelah perjalanan jauh ada sungai yang mengalir, dan di balik batu yang besar ada mata air yang sejuk, di bawah terik matahari ada tempat bernaung, dan setelah kelelahan ada tidur yang tenang yang lelap dan melapangkan (dikutip dari DR. ‘Aidh Al - Qarni)

Ibu+Soka: (berlinang air mata) Ayah....

Ustadz: (Senyum Tulus) InsyaAllah ayah akan baik – baik saja, (matanya berkaca - kaca) Ayah titipkan kalian kepada Yang Maha Melindungi!

Ibu+Soka: (Berlinang Air mata + Pasrah) tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah…(terduduk roboh)

Secara umum Ustadz memang tidak sepaham dengan berbagai kebijakan yang diatur oleh kesultanan Zirbad, tampak dari Nasihat - nasihatnya kepada Para pejabat dan Sultan. Akan tetapi Hal itu tidak membuktikannya sebagai pemberontak. Namun, para pendengki memanfaatkan situasi tersebut dengan menyebarkan isu bohong yang disandarkan kepada Ustadz tentang Rencana Pemberontakan Ustadz dan Para Jamaahnya. Maka, Orang – orang mulai mencemooh dan meremehkannya, merusak rumahnya dan memporak – porandakan keluarganya. Lalu Al – Ustadz dikurung di Penjara Bawah tanah dalam sebuah ruangan yang sempit selama lima Tahun tanpa ada seorang pun yang boleh diizinkan menemuinya.

***

>> 5 Tahun Kemudian, di Penjara Bawah Tanah, terselip pembicaraan menarik...

Penjaga 1: Bocah itu semakin terkenal, bahkan ia menjadi seorang penceramah yang laris di pasar – pasar dan sangat dihormati, sebab selain isi ceramahnya yang bagus, ia selalu membumbuinya dengan lantunan Prosa dan Puisi.

Penjaga 2: (Tersadar+Kagum) Maksudmu Ibnu Soleh? Aku dengar ayahnya juga seorang Ustadz…Namun, dia adalah ayah yang gagal karena meninggalkan keluarganya dalam keadaan lemah

Penjaga 3: Hmph, betapa beruntungnya bocah itu, minggu depan ia diundang oleh Sultan untuk menyampaikan Syair di hadapan keluarga Istana, para pejabatnya dan rakyat.

Penajaga 1+2: Benarkah?! Dalam rangka apa?

Penjaga 3: dalam Rangka Memeriahkan proses Eksekusi Biang Pemberontak Negri, Al – Ustadz Muhammad

Ustadz: (Mendengar pembicaraan mereka + Hatinya terketuk) Apakah itu “engkau”? (berlinang air mata) Sungguh Ayah merindukan kalian,,,

***

>> Pelataran Istana Kesultanan Zirbad, sebelum Proses Eksekusi

Ibnu Soleh (alias Soka bin Muhammad bin Soleh): (membaca syair dengan gaya Penyair)

“Wahai Jiwa, celakalah kamu jika Uban telah tumbuh
Maka untuk apakah bujuk rayu dan untuk apa pernyataan cinta
Masa mudaku hilang dan Masa tuaku bertahan
Seakan – akan jiwaku penuh dengan kealpaan
Sedangkan utusan kematian telah datang
Andai saja syairku sampai kepada orang yang kutuju
Dan Allah telah menetapkan takdir azaliku”
(dikutikp dari Ibnu Asakir)

Semua Hadirin: (Berdiri + Bertakbir)

***

Proses Eksekusi pun dimulai, Al – Ustadz dibawa ke pelataran oleh Para Algojo. Akhirnya Usaha soka untuk bertemu sang ayah pun berhasil. ketika melihat sang ayah, Soka merinding dibuatnya dan tak kuasa menahan Rindu. betapa banyak hal yang ingin ia sampikan kepada sang ayah.

Sultan: (interogasi) Wahai Ustadz, bukankah aku senantiasa menghormatimu?

Ustadz: (senyum tulus) Iya, engkau senantiasa menghormatiku

Sultan: Lalu, apa yang membuatmu berani memberontak kepadaku hai Ustadz?

Ustadz: (senyum) Aku hanya berusaha menyampaikan kebenaran, namun kalian anggap itu pemberontakkan, sesungguhnya Setan telah menguasai hati kalian!

Sultan: (Geram) Cih, Keras Kepala!!! Pancung dia!

Soka: (Teriak ) Ayaaahhh…!!! (berlari menghampiri Ustadz)

Semua orang: (Tersentak kaget?) Ayah???

mereka tidak menyangka bahwa Soka adalah anak dari Al - ustadz karena menurut rumor keluarga sang Ustadz telah binasa. sedangkan soka tergolong anak rumahan yang tidak begitu terkenal di masyarakat.

Algojo: (tertahan untuk memancung)

Sultan: (terpaku)

Soka: (memeluk Erat ayah + air mata membanjiri wajahnya) Oh ayah, kami hidup sengsara dan (Terdiam+terisak - isak) Tahun lalu ibu wafat…

Ustadz: (Berlinang Air mata + terisak - isak) Sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepada – Nya, Sungguh Engkau telah menganugerahkanku sebaik - baik pendamping hidup ya Allah...mudah – mudahan Engkau menikahkan kami kembali di Surga sana. Amiin Wahai Tuhan seluruh Alam…

Algojo: (bersiap – siap memancung)

Sultan: Tahan! Biarkan ia memberikan kata – kata perpisahannya!

Ustadz: (senyum tulus) bagaimana kabarmu wahai buah hatiku?

Soka: (hatinya meleleh) sesungguhnya Allah masih menaruh belas kasihan kepadaku ayah...

Ustadz: (Senyum bangga) Syairmu sungguh menawan soka. kini kau sudah tumbuh dengan cemerlang wahai soka anakku, apakah soka membaca kitab – kitab ayah? hehe

Soka: (Senyum di dalam kesedihan) I, i.. Iya, Ayah

Ustadz: (heran) Mengapa Soka menangis? bukankah usia ayah telah mencapai lima puluh lima tahun?

Soka: (membisu dalam kesedihan yang dalam)

Ustadz: (Spontan) Ayo, bangkitlah anak muda! Sudah saatnya soka melihat Masa depan! Mengembaralah! tinggalkan negri ini! bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah dimanapun soka berada!

Soka: (memeluk erat + Menangis histeris) Ayah, tapi soka gak punya keluarga selain ayah!!! (Memelas) Ayo kita pulang!

Ustadz: (Tegas!!!) SOKAAaa!!! (berbisik) ayah gak punya banyak waktu untuk semua ini. Ini perintah terakhir dari ayah dan soka harus patuh!

… Hening…

Ustadz: (berbisik lirih) Selamanya ayah tidak akan pernah rela mati di hadapan Soka, ayah khawatir semua ini akan menjadi beban dendam yang soka pendam seumur hidup! Maka dengarkanlah kata – kata ayah!

Soka: (membisu+menyimak)

Ustadz:

1. jadikanlah Al – Qur’an dan Al hadits sebagai Pedoman hidup soka! Bawalah mereka selalu kemanapun soka berada!

2.Tempuhlah jalan para penuntut Ilmu Agama Islam, karena setiap orang memiliki suku dimana mereka berlindung di dalamnya sementara para penuntut Ilmu tidak memiliki tempat berlindung kecuali Allah Ta’ala.

3.Pergilah ke Ibu kota Nusantara! Tempuhlah semua jalur ke Utara, soka akan melalui lautan yang luas, pegunungan, perbukitan, sungai – sungai sehingga sampai disana, banyak – banyaklah bertanya dan bertawakkal!

Soka: (terdiam + pikirannya menerawang)

Ustadz: (Alih fokus) Wahai Sultan, Izinkanlah buah hatiku mengembara!

Sultan: (Menegaskan) Mengembara adalah suatu kehormatan bagi Negri ini dan suatu kehinaan bagi siapapun yang menghalangi seseorang untuk mengembara!

ustadz: (senyum) Terimakasih. (kembali fokus) Ayo segera Pergilah! jangan pernah sekalipun menoleh ke belakang! Pantang bagi seorang pengembara menoleh ke belakang! Ayo pergilah soka!!! (tegas)

Soka: (Terisa – isak+Berlinang air mata+mencium wajah + tangan Ayah) Assalaamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh! (melangkahkan kakinya dengan berat hati dan perlahan meninggalkan sang ayah)

Ustadz: (Berdo’a + Terisak – isak) Wa’alaikum salaam Warahmatullahi Wabarakaatuh Wamaghfiratuh Waridhwaanuh!
"Semoga Allah membekali kamu dengan takwa, mengarahkan kamu kepada segala kebaikan, melaksanakan bagimu segala kebutuhan dan keperluanmu, menyelamatkan agama dan duniamu, mengembalikan kamu pulang dengan selamat dan memperoleh keberuntungan". (HR. Ibnu Babawih)
Amiin Wahai Allah, Tuhan semesta alam.

Soka: (Berjalan semakin jauh meninggalkan Sang Ayah tanpa menoleh sedikit pun ke belakang)

Algojo: (kembali Bersiap – siap memancung)

Ustadz: (Syahadat+Berdo’a)
“Waha Dzat Yang Maha Pemaaf atas orang – orang yang banyak dosa – dosanya
Akan datang kepadamu seorang yang bergelimang dosa seraya memohon ampunan atas dosa – dosa yang telah diperbuatnya
Saya adalah seorang tamu, maka balasan seorang tamu adalah belas kasih dan kebaikan baginya”
(dikutip dari Wasiat Ibnu Al - jauzi)

***

Itulah hari kemenangan bagi Setan karena Wafatnya seorang Ulama. Pasar – pasar ditutup, orang – orang berdatangan dari berbagai penjuru Negri, Mereka baru menyadari semuanya, mereka Sungguh menyesal dan meratapi kepergian Sang Pelita harapan Negri.

Cukuplah seseorang itu dikatakan baik karena ia tidak pernah menzholimi / merugikan kita sama sekali, lantas atas dasar apa kita ikut campur menghinakan seseorang lantaran kesalahan manusiawinya (jika memang terbukti) yang juga bisa terjadi pada diri kita semua. Semoga Allah merahmati para Ulama.

***

dan soka pun memulai petualangannya sebagai pengembara...

https://www.facebook.com/SuamiOtakKiriDanSuamiOtakKanan

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 66

>> Dialog Hikmah antara Ustadz Soki dan Ustadz Soka

Soki : Sesungguhnya Ulama itu tidak terjaga dari kesalahan!

Soka: sepakat!

Soki : Setiap Pendapat Ulama bisa diambil dan ditinggalkan kecuali Rasulullah SAW

Soka: sepakat!

Soki : Maka jangan 'Ngekor' (ikut - ikutan) tanpa Ilmu!

Soka: sepakat!

Soki : haram Hukumnya Bermadzhab!

Soka: (Senyum Kesemek)

Soki : Ulama ini dan itu bertentang dengan Rasulullah!

Soka: (Acuh)

Soki: hal Ini dan itu Bid’ah + Syirik + Kafir!

Soka: (Berpaling)

Soki: (Heran) Lho Soka, kenapa ente berpaling dari ane?

Soka: (Tegas) Maaf Bro, Masalahnya ente bukan seorang Ulama! Jika seorang ulama saja bisa diambil dan ditinggalkan pendapatnya, Apalagi Ente! Memangnya ente siapa? ente adalah orang yang lebih pantas untuk ditinggalkan dan lebih pantas untuk tidak didengar pendapatnya lantaran Ilmu ente yang tidak se-level dengan para ulama, sanad ente yang masih Abu - abu dan Amalan ente yang sibuk mencela orang lain! Jika hanya karena beberapa kesalahan yang terdapat dari seorang Ulama membuat ente meninggalkan Ulama, Maka kepada siapakah kita belajar Ilmu agama ini? Apakah dengan orang – orang tidak berilmu? Apakah dengan para guru yang tidak memahami Al – Qur’an dan Al – Hadits melainkan sedikit? Apakah dengan para guru yang suka mencela kelompok lain?

Soki : (nelen Ludah)

Soka: (Senyum Sembako) Sori bro, Ane jauh lebih baik dibilang 'Ngekor' sama Ulama Ahli Hadits, Ahli Tafsir, Ahli Bahasa, Ahli Fiqih, daripada sama orang kayak ente! Syukron!