Selasa, 13 Agustus 2013

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 50 " IBU "


* SUAMI OTAK KIRI

- di panti Jompo -

Soki: Maaf ya Mih, soki sekarang sudah berkeluarga dengan aktifitas yang semakin padat. istriku juga wanita karir, jadi kami tidak bisa merawat mamih dengan baik. mudah - mudahan di panti jompo ini, mamih mendapatkan perawatan yang baik. soki sudah bayar mahal kok untuk perawatan mamih. mamih akan diberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik.

Mamih: (bisu dalam rapuhnya di atas kursi roda)

Soki: Maafin soki ya mih (sungkem) InsyAllah setiap minggu soki sempetin jenguk mamih!

* SUAMI OTAK KANAN

‪#‎Catatan‬ keHidupan seorang Ibu#

"Ini kisahku. Kami adalah keluarga yang Uniq. antara aku, suamiku dan anakku menganut agama yang berbeda. Hal ini sudah lumrah dalam keluarga kami secara turun temurun. Soal beragama kami sangat toleran dan saling menghargai. begitulah keluarga kami sampai Suamiku meninggalkan kami menuju dimensi yang lain.

Suatu hari aku temukan pangeranku (anakku) menderita suatu penyakit yang aneh, penyakit tersebut tiba - tiba saja muncul seperti virus yang dijinakkan. ternyata, dia tengah Jatuh Cinta dengan seorang gadis muslimah. Sejak itu, anakku mulai mengenal dan memahami agama yang selama ini belum penah kita anut, hingga akhirnya ia memeluk islam dan menikahi Gadis muslimah itu. "

- di Kantor, Ruangan Pimpinan -

Pimpinan: (Kaget) Lho? apa alasan anda mengundurkan diri dari perusahaan ini?! Kinerja anda bagus, gaji anda besar bahkan jika anda sedikit bersabar, anda akan menempati posisi manajer tahun ini?!

Soka: (bisu)

Pimpinan: (Menebak) Sebut saja, berapa jumlah gaji yang anda butuhkan? kami akan penuhi?!

Soka: (Senyum Sembako) Sejak ayah meninggalkan kami, ibu yang sudah tua renta tinggal seorang diri di rumah, sedangkan sy sudah tinggal di rumah yang berbeda dengan istri. hal ini terus menggentayangi hati dan pikiran sy, setelah lama mempertimbangkan, akhirnya sy putuskan untuk meninggalkan pekerjaan ini dan merawat ibu sy di rumah karena dalam agama sy, Berbakti kepada kedua orang tua, terlebih ibu, merupakan kewajiban bahkan jihad! Sungguh balasan dari tuhan lebih baik daripada apapun.

Pimpinan: (Senyum) Mmmm...anda kan tinggal sewa pengasuh atau berdayakan istrimu, urusan selesai bukan?!

Soka: (Senyum Sembako) Beliau ibu kandung saya, mengasuh sy sejak lahir sampai dewasa dengan tangannya sendiri. Sudah sepantasnya sy merawatnya dengan tangan sy sendiri.

Pimpinan: tapi bukankah beliau berbeda kepercayaan (agama) dengan anda?

Soka: Selama hal itu tidak mengganggu kepercayaan sy, berbhakti kepada orang tua tetap menjadi kewajiban

Pimpinan: (Senyum Haru) Luar biasa, Sudah lama sy tidak mendengar curahan hati yang mendalam seperti ini. Benar apa yang dikatakan para pengawas tentang anda, anda sungguh berbudi pekerti luhur.(Senyum Tulus) Kapan pun anda mau, kantor ini akan selalu terbuka menyambut anda kembali...

Soka: (Senyum Tulus) Terima kasih pak atas semuanya…

" Pangeranku pun meninggalkan kantor yang sudah lama ia tempati untuk merintis karir dan menjadi penopang kehidupan kami selama ini, semua itu ia lakukan demi berbhakti kepadaku, ibunya."

***

- di rumah -

Soka: (Senyum Sembako) Istriku, maaf yah, jika keputusan ini terkesan sepihak, ini soal mamihku, bagiku ini lebih penting daripada pekerjaanku saat ini...

Istri: (Senyum Kesemek) Maaf ayang, aku gak terima!

Soka: (Lho???) kenapa?

Istri: (Senyum Delima) Aku gak terima jika yang ayank maksud "mamihku", karena beliau ibuku juga!!! dan aku pun akan membantu merawat beliau seperti merawat ibuku sendiri...

Soka: (Senyum Sembako + memeluk) Mudah - mudahan Allah mempertemukan kita di surga sana sebagai sepasang kekasih surga!

" Mereka berdua pun memutuskan untuk pindah dalam waktu yang lama ke rumahku. selain itu, Berbekal pengalaman dan modal yang cukup, Pangeranku pun mencoba merintis usaha 'warung sembako dan lain - lain' sebagai penopang ekonomi kami. "

***

- di rumah mamih -

mamih: (Berlinang air mata + heran) untuk apa kamu berbuat sejauh ini soka?! mamihmu yang sudah tua ini lambat laun pun akan kembali ke tanah, tapi karir dan keluarga mu itu masih panjang?!!!

Soka: (Kecup kening + menatap wajah mamih) mamihku sayang, soka dan keluarga akan baik - baik saja karena tuhan kami selalu menyertai...

" Pangeranku yang dahulu berstatus karyawan eksekutif, kini menjadi pedagang warung sembako sekaligus pengasuh utamaku. Jujur, aku sungguh merasa bersalah dan tidak berguna sebagai ibu. jika saja aku bisa lebih kuat lagi..."

***

" kini, Setiap pagi aku ditemani pengeranku berjalan - jalan keliling komplek dengan kursi roda, sekedar menikmati nuansa pagi hari. Hal ini mengingatkan aku akan kenangan saat ia kecil. kami juga berbelanja di pasar, memasak bersama, nonton telenovela + sinetron, dialog, dan lain sebagainya. Demi menghargai kepercayaanku, sang pangeran pun rela antar - jemput aku ke tempat ibadah. bukan hanya itu saja, untuk membuatku bahagia, ia sering kali mengajaku ke tempat wisata, restoran, mall, Shopping, dan tempat - tempat yang bisa membuat seorang wanita menjadi gembira. Dia memang pangeran yang setia... "

- Ruang TV, Siaran televisi : Sinetron Tersanjung -

Mamih: (geram) Ih kok abis kecelakaan tokohnya diganti sih?!

Soka: (Analisis) mungkin karena tokoh tersebut sudah kehilangan pamor mih atau ada tokoh pengganti yang lebih tenar yang tengah dipersiapkan sebagai penggantinya?

Istri: Ayank tau darimana?

Soka: dari pola ceritanya, proses tabrakan itu sebagai fase pergantian peran, apalagi ditinjau dari luka di wajah yang harus dioperasi plastik? ditambah kebutuhan industri perfilman. pokoke udah kebaca deh...

Mamih: (Senyum geli) Hihi, kamu soka, film sinetron aja sampe dianalisis begitu, Lebay....hehe

- di toko -

Istri: (Heran) Ayank, ternyata penjualan toko kita setiap bulan semakin meningkat?

Soka: (Senyum Sembako) salah satu dari pintu - pintu rezeki adalah berbhakti kepada kedua orang tua. bisa jadi ini akibat dari ridho mamih...

***

- Ba'da subuh -

Mamih: (penasaran) sejak malam kalian sudah beribadah sampai subuh tadi...kenapa Tuhanmu membebankan banyak ibadah dan larangan kepada hambaNya?

Soka: (Senyum Sembako) mamihku sayang, ibadah ini bukanlah beban, ini adalah bentuk syukur dan penghambaan terhadap keimanan kita. prinsipnya tuhan kami tidak membutuhkan ibadah, justru kamilah yang dengan sukarela menjalankannya semata - mata untuk mendapatkan kerelaan dan kasih sayangNya

Mamih: iya tapi mamih cuma kasian aja liat kalian ibadah terus?! larangan - larangan itu sendiri buat apa? bukankah kalian sudah banyak beribadah?

Soka: (menggenggam tangan mamih) tidaklah sesuatu itu dilarang oleh agama melainkan hal itu baik buat kita. Sungguh Islam itu indah dan mudah jika mamih mengetahuinya, suatu saat mamih akan mengerti, mudah - mudahan Allah Memberikan taufiq dan hidayahNya kepada mamih untuk masuk islam (Cium pipi)?

Mamih: (merenung) Entahlah, hati mamih masih ragu...

***

"Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, warung sembako milik pangeranku pun berkembang dengan pesat, bahkan beliau sudah memilik beberapa karyawan yang didik dengan keislaman. Anehnya, semua hal itu bukan membuat pangeranku semakin jauh, justru semakin sayang terhadapku, begitu juga istrinya yang luar biasa. kami seperti satu tubuh yang tidak terpisahkan"

- larut Malam yang sunyi -

soka: (menggendong mamih yang tertidur di sofa menuju kasurnya + membaringkannya + menyelimutinya + kecup kening) Selamat tidur mamih, mudah - mudahan Allah memberikan kesehatan dan Kebaikan bagimu...

Mamih: (Terbangun + Menggenggam tangan soka + Senyum Delima) Terimakasih pangeranku...

Soka: (Senyum Tulus) Ups maaf, mamih jadi bangun deh,

mamih: (bangun dari pembaringan dan menyandarkan kepalanya di pundak soka+berlinang air mata)

Soka: (Terharu) Mamih kenapa?

Mamih: (tersedu - sedu) Soka, mamih merasa bersalah atas semua ini, mamih sudah menjadi beban bagi hidupmu? kasihan istrimu harus terbagi cintanya...

Soka: (Menciumi kepala mamih + Menggenggam tangan mamih) Kami tidak pernah sebaik ini mih...

Mamih: ???

Soka: (Senyum Sembako) Semua ini kami lakukan karena Allah dan Tauladan Nabi Muhammad

Mamih: (Terharu + penasaran) apa yang Tuhanmu sampaikan?

Soka: (Membaca terjemahan Surah al - isra)

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (Q.S Al Israa’, 17:23)

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S Al Israa’, 17:24)

Mamih: (Tersentuh + Menangis) Tuhanmu sungguh Agung...Tapi, bukankah Muhammad tidak sempat merawat ibunya?

Soka: (Senyum Sembako) justru karena itu, beliau sangat menghormati wanita dan menyayangi para ibu seperti ibunya sendiri dan mengajak seluruh umatnya untuk mencintai ibu lebih daripada siapapun

mamih: (penasara) Benarkah? Maukah soka ceritakan kisah tentang Muhammad?

Soka pun menceritakan riwayat kehidupan Sang Nabi yang Terpuji itu. malam itu pun menjadi sangat panjang dan indah...

Mamih: (Air mata mengalir tiada henti + merenung lama) Luar biasa gerangan Nabi Muhammad. Soka Pangeranku, Apakah agamamu masih membuka pintu bagi orang – orang yang sudah lanjut usia?

Soka: (Senyum Sembako) Selama mamih masih bernyawa, selama itu pula Pintu islam terbuka dan Tuhan kami adalah Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…

Mamih: (Tersedu - sedu) kenapa soka berharap mamih masuk islam?

Soka: (Memeluk + Senyum Sembako + berlinang air mata) Karena soka sayang mamih, dan soka berharap kita dikumpulkan kembali di surga sebagai satu keluarga...

Mamih: (Terharu + berbisik) Pangeranku, Ajarkan mamihmu ini Syahadatmu yah…

***
***
***



“Wahai Allah, melalui pangeranku yang berbudi pekerti luhur kau titipkan taufiq dan hidayahMu, sekiranya ia orang yang "keras" pastilah keras hatiku ini. Namun kasih sayangnya yang mendalam terhadapku semata - mata karenaMU sungguh membuatku tersentuh, Terimakasih Atas karuniaMU terhadap kami. Wahai Tuhan yang menguasai hari pembalasan, jemputlah keluarga kami menuju surgaMu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar