Senin, 20 Oktober 2014

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 81

(NB: Baca Episode serupa, sebelumnya. ini Episode Lanjutan - Dalam Perjalanan Menembus Impian; keliling Dunia)

"Episode ini adalah Bagian terluar dari cerita namun mengiringi cerita" (Penulis)

>> RADIO ZIRBAD <<

Entah orang gila mana yang saat itu mengekspresikan buah pikirannya untuk mendirikan Radio ini? Yang jelas, sampai saat ini kita masih bisa menikmati serangkaian peristiwa mengenai perjalanan hidup para pengembara dari kesultanan Zirbad, di berbagai Penjuru dunia melalui siaran Radio ZIRBAD.

***

Disini, padang ilalang itu terlihat indah dan sangat luas karena sejauh mata memandang hanya merekalah yang bisa kita lihat. ketika angin berhembus, padang ilalang itu menari-nari Menyambut iringan gelombang angin yang menghampirinya, seakan-akan menyerupai gelombang lautan yang indah. berbeda, ketika sang malam tiba, padang ilalang itu begitu mencekam, Seakan-akan Ada sejuta rahasia yang menyelimutinya.

Siapapun tidak akan mengira <namanya juga imajinasi>, bahwa di tengah - tengah padang ilalang seluas itu, berdiri sebuah rumah yang terbuat dari bahan dasar kayu Balo merah, yang tengah melaksanakan tugasnya. Rumah itu terdiri dari beberapa ruangan. Ruang istirahat berkapasitas tiga orang, Ruang Memasak, Ruang Tamu, Ruang penyiaran, kamar mandi dan gudang Arsip. Adapun di gudang arsip tertumpuk berbagai macam Arsip, seperti lembaran-lembaran kertas, manuskrip, botol, kaleng, dan surat - surat dengan jumlah besar yang menyerupai gundukan sampah. Selain itu, di sudut atap rumah yang terbuat dari jerami itu terpasang sebuah antena yang menyerupai parabola atau sejenisnya.

***

Saat itu, Suhu di luar terasa dingin. Anehnya, Di langit, dewi malam telanjang bulat <Mudah – mudahan tidak masuk angin>. Jarum jam menunjukkan pukul 00.00 WZ. (Waktu Zirbad)

>> di Ruangan Penyiaran, Hening...

Telah duduk dua ’Makhluk Tanah’ dengan manis, yakni sepasang penyiar yang belum pernah ada di radio mana pun <karena tidak ada satu radio pun yang mau menerima mereka sebagai penyiar>, di depan meja siaran bersama dua cangkir kopi hitam kupu – kupu. Salah satu diantara mereka bernama Zaman, kunyahnya [nama Panggilan] adalah ’Akhir Zaman’. Selainnya bernama Imam, Kunyahnya adalah ’Imam Masbuq’. Mudah – mudahan mereka ditunjukan kepada jalan yang lurus dan para pendengar dianugerahi kesabaran dalam menyimak siaran ini.

***

... Siaran di mulai...

Zaman+imam : (membuka lembaran-lembaran yang ada di hadapan mereka + Membaca Al-fatihah+Shalawat+berdiri tegap)
Assalaamu’alaikum Wr.Wb. kami ucapkan kepada anda sekalian para penggemar kehidupan para pengembara atau biasa kami sapa dengan sebutan Mustami’un?! juga bagi para Mustami’un yang baru mengetahui atau menemukan keberadaan siaran priodik ini di RADIO ZIRBAD, Siarannya para pengembara!!!
(Suara Datar+Kaku+bercucuran keringat)

Zaman : (masuk) E...Para Mustami’un yang budiman dan rajin menabung!
mungkin istilah siaran priodik bagi para Mustami’un baru, masih agak membingungkan yah? Saya pun mengalami hal yang sama <Gagal ngeLawak>. Ehm, Maksudnya, siaran ini tidak disiarkan secara Live atau On Air, setiap hari atau setiap waktu, melainkan setiap priode dalam bentuk rekaman. (ngelap keringat)

Imam : (Ganti) Teknisnya, siaran ini disiarkan berdasarkan sumber-sumber yang kami peroleh setelah diolah dengan sedemikian rupa. Sedangkan proses pengumpulan dan pengolahannya memakan banyak waktu, <waktu kok dimakan?> sehingga sementara ini, siaran ini belum mampu menyiarkan siarannya secara Up To Date! (ngelap keringat)

Zaman+Imam : (Salah baca, longkap Naskah) ini soal Loyalitas! (teriak+tegas!!) <Dasar, Jaka sembung bawa golok!>

Zaman : (Masuk) E... Maka dari itu, tidak ada seorang pun yang ingin menggantikan posisi kami sebagai penyiar tetap disini (seraya menatap kawan siarannya + senyum dingin) <ya jelas aja, kontraknya seumur hidup>

Imam : (Ganti+membalas senyum dingin) Semua yang sudah terlanjur seperti ini bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Mungkin kalian akan mengerti bila menjadi kami...hanya saja mereka tak pernah mau mengerti <Et dah, dia Curcol>

Zaman : (ganti) E... para Mustami’un yang Qanaah!
kita kembali ke topik! <topik yang mana?> seperti biasa, kami akan Menceritakan, menginformasikan dan membawa anda terhanyut dalam kisah perjalanan para pengembara yang tersebar luas di berbagai penjuru dunia yang bersumber dari Manuskrip-manuskrip, jejak-jejak sejarah, Folklor, Riwayat bersanad, hikayat, kabar burung, kabar yang dibawakan oleh burung, pesan dari negeri bawah angin, kabar dari lautan, Surat kaleng, buah bibir, rumput yang bergoyang, kesaksian para saksi dan lain sebagainya.

Imam : (ganti) Termasuk kabar ghaaib! <Stress >

Zaman : (Ganti) E... Bisa jadi. <sama – sama stress>

Imam : (ganti) Perlu Mustami’un sekalian ketahui, bahwa kisah dan informasi yang dikaji dan dibahas di siaran ini, kemungkinan besar tidak akan kalian temukan di media manapun <Ya jelaslah, Wong alamnya juga beda>, tempat anda menjalani hidup sehari-hari layaknya manusia pada umumnya! <Maklum, ni penyiar dari golongan manusia khusus>

Zaman : (ganti) E... Benar sekali <bener – bener ngaco kali?>. Biasanya, tanpa Mustami’un sadari, ketika anda mencoba terhanyut dalam siaran ini, anda akan dipaksa untuk menyerahkan seluruh hati dan pikiran anda sekalian, bahkan jiwa dan raga untuk meresapi apa yang sebenarnya terjadi di dunia yang entah berantah ada dimana? <Awas calo aliran sesat!>

Imam : (ganti) Anda tidak percaya??? Apalagi kami!!! <Ngaco!!!>

Terdiam sejenak seraya merapihkan lembaran-lembaran naskah yang berantakan...

Zaman+Imam : kembali lagi bersama...

Zaman: (Masuk) E..saya, Zaman. Salam kenal <gak nanya?>

Imam: (ganti) dan saya Imam

Zaman: (ganti) E... Oke, Mustami’un yang Zuhud dan Wara'!
kali ini Radio Zirbad akan menceritakan Sebuah kisah pengembaraan Soka bin Muhammad bin Soleh Az-zirbadi yang telah diketahui sebelumnya bahwa beliau baru menginjakkan kakinya di ibu kota nusantara, Jakarta.

Imam : (ganti) Menarik sekali untuk ditelaah kisah demi kisahnya!

Zaman: (Ganti+salah baca naskah) E..Nah betul itu! tulisan-tulisan dan kabar-kabar dari merekalah yang menjadi salah satu sumber kisah di siaran tertulis ini. Sedangkan tugas tim kreatif adalah mencari potongan-potongan kisah yang tersebar dari berbagai tempat dengan berbagai cara. <Gagal Fokus>

Imam : (Ganti+Bingung) uhuk (keselek rangginang) Mustami’un yang baik hati dan tidak sombong!
Semua ini tidak semudah yang anda pikirkan!

Mr.Rius: (sedari tadi duduk di belakang para penyiar) Ehm!

Imam+Zaman: (Kaget) Oh, Maaf, ternyata tamu yang ditunggu telah datang! (bersalaman+cipika-cipiki)

Zaman: (Masuk) E...lho tadi masuk lewat mana Mister?

MR.rius: (ganti) saya sudah berkali - kali ketuk pintu tapi tidak ada yang menyahut, jadi saya masuk lewat cerobong asap. <sinter clause kali>

Imam: (Masuk) Hmm, kenapa gak lewat solokan aja Misterr?<Ahay>

Mr.rius: (Cold)

Zaman: (Menahan Tawa geli)

Imam: (lanjut) Para Mustami’un, beliau inilah penulis Buku yang berisikan kisah-kisah hidup Para pengembara Zirbad, termasuk soka az-zirbadi. Nama beliau Mister-Rius. kedatangannya, sebagai narasumber utama yang akan menyampaikan kisah pengembaraan soka sampai tamat, selain itu, selama proses penceritaan, akan banyak terjadi diskusi diantara kami, untuk itu...

Imam+Zaman: (berdiri tegap+teriak!) Mari kita simak kelanjutan kisahnya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar