Kamis, 18 April 2013

Suami Otak kiri dan suami Otak kanan - Episode 32



Madrasah Rumah Tangga - Part 4 (Metode Pendidikan)

Dunia ini panggung sandiwara
Ceritanya mudah berubah
Kisah mahabrata atau tragedi dari yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara?
(Ahmad Albar / God Bless)

>> hidup adalah pilihan, peran apa yang akan kita mainkan???

* SUAMI OTAK KIRI

Mamah: (GREGETTT) Ayah, tegur si Kaka tuh, udah nganggur, main gitaaar aja, mamah perhatiin juga jarang solat?!

Ayah: (CUEK) Ya sudahlah, dia sudah besar ini, gak pantes diingetin terus...

* SUAMI OTAK KANAN

>> Lebaran (idul fitri)

Ahmad: Ayah, baju Ahmad aja udah berapa kali ganti tiap lebaran, masa ayah baju kokonya itu2 aja? gak malu sama murid2 Pengajiannya? hihi...
Ayah: (Senyum Sembako) sebaik2 pakaian, adalah 'Pakaian Taqwa'

Ahmad: (gak ngerti) itu baju kesayangan Ayah ya? hihi...
Ayah: (tiba2 berlinang air mata + nostalgia)

>>> "FlashBack" Lebaran (Idul Fitri) 24 tahun yang Lalu... <<<

Rowi: Ayah, baju rowi aja udah berapa kali ganti tiap lebaran, masa ayah baju kokonya itu2 aja? gak malu sama murid2 Pengajiannya?
Ayah: (Senyum sembako) sebaik2 pakaian, adalah 'Pakaian Taqwa'...

Rowi: (gak ngerti) Ckckck...
Ayah: mudah2an tahun ini kamu dapet pekerjaan yang cocok y?

Rowi: Amiin...
Ayah: Ayo kita Solat Zuhur!

Tahun demi tahun setelah lulus kuliah, Rowi masih saja menganggur. Hampir setiap hari yang dia lakukan adalah bernyanyi, menonton TV, dan bermain Games, bahkan sampai lupa waktu solat.

......Suatu Pagi yang cerah...

Rowi: (Menyanyikan sebuah lagu dengan gitarnya)
Ayah: (Mengaji) Rowi, Tolong pelanin sedikit suaranya!

Rowi: (saking asiknya, suara ayah tidak terdengar)
Ayah: (Emosi + Mendobrak Pintu kamar rowi + menarik paksa gitarnya) CUKUP!!!

Rowi: (ikut Emosi) Apa - apaan sih ayah? rese banget?!?
Ayah: (Semakin Emosi) Siapa yang Rese, hah?!! (Bentak+Membanting Gitar rowi ke tembok berkali - kali sampai hancur) Ini yang RESE, ini sumber setannya!!!

Rowi: (EMOSI+bentak) AYAAAHH?!

Mamah: (Segera menengahi + menangis) Astagfirullah, Istigfar3x!!!

Rowi: (lantang) Mah, ayah rese nih, ganggu orang lagi asik aja!?
ayah: KURANG AJAR!!! (hampir memukul namun ditahan mamah)!

Mamah: (Memeluk Ayah) Istigfar Ayah..istigfar!!!

Ayah: (Lantang) kamu pikir ini rumah kamu hah? seenaknya aja?! kamu pikir semuanya gratis?! dasar pengangguran! kamu cuma bisa bikin gaduh aja, PERGI!!! PERGI DARI RUMAH INI!!!
mamah: (teriak) AYAH!!!

Rowi: (Lantang) Liat aja nanti, Rowi pasti buktiin semuanya!
(segera pergi dengan gitarnya tanpa memperdulikan mamah)

Pagi yang cerah menjadi kelabu...
Suasana Rumah pun seketika hening...
bahkan untuk waktu yang lama...
hari demi hari Mamah selalu menangis...
bahkan sampai air matanya mengering...

Ayah: (memeluk mamah+berlinang air mata) Maafin ayah mah, ayah khilaf, Ayah juga sayang sama rowi, ayah berjanji akan terus mencari...

Mamah: (hanya menangis)

..........2/3 Malam.........

Ayah:
"Ya Allah, hambaMu ini benar2 khilaf, Maka Ampunilah hamba...
Ya Allah, jangan kau murkai Rowi, karena sesunggunya dia adalah darah dagingku, Anakku, putra didikku, Hamba Ridho kepadanya sebagaimana Hamba mengharapkan kelahirannya...
maka berikanlah taufiq dan hidayahMu!
terangilah kesendiriannya dengan cahayaMu yang tidak pernah padam
mudah2an dia kembali ke jalan yang Engkau Ridhoi...Amiiin"

........11 Tahun berlalu ...........

Seorang pemuda gagah berbusana glamour tengah menyusuri jalan setapak menuju sebuah rusun. Rusun yang kini sepi ditinggal pindah penduduknya karena wilayahnya mulai tandus. Namun beberapa rumah reyot masih tetap bertahan disana,,,

pemuda itu pun memasuki salah satu dari beberapa rumah reyot itu. Persis, itu memang Rumahnya di masa lalu, semasa tinggal bersama orang tuanya. ia pun mulai memeriksa ruangan demi ruangan. Namun, ternyata sunyi, kotor, bahkan tidak ada tanda - tanda kehidupan. ia pun menyandarkan tubuhnya pada tembok di ruangan tengah. sambil menatap langit2, hati dan pikirannya mulai sunyi dan bertanya - tanya, "dimana mereka?"

Tetangga: (kaget) Innalillahi Wa Inna ilaihi Raaji'uunn? Nak Rowi?
rowi: (Kaget) Astagfirullah, (teringat) Bu Qori?! (Memeluk)

Bu Qori: (menatap+berlinang air mata) kamu bahkan sudah gagah dan glamour?
rowi: (senyum sembako) Hehe... Iya bu, makanya rowi pulang, mau kasih kejutan sama ayah dan mamah kalo rowi udah jadi musisi sukses di negara orang!

Bu Qori: (tiba2 air matanya mengalir deras)
rowi: (heran) Lho ibu knp? ibu lihat mamah dan ayah rowi?

bu Qori: (menangis tersedu2)
Rowi: (Jantungnya berdebar)

bu Qori: (tersedu2) ayah dan mamah kamu sudah lama wafat rowi, Rowi: (Tidak Percaya)

Bu Qori: (tersedu2) sejak rowi meninggalkan rumah, ayah tidak pernah berhenti mencari rowi, bahkan sampai jatuh sakit pun ia terus mencari kamu Nak...beliau menyesal atas semua yang terjadi, beliau sungguh masih menyayangi rowi...
rowi: (kosong)

bu Qori: mamahmu lebih dulu wafat dari ayahmu, beliau bahkan terus-menerus menangis sampai mendekati ajalnya...
rowi: (Roboh)

Bu Qori: Mereka menitipkan pesan kepada masyarakat disini, jika rowi kembali, katakan bahwa "Kami Sayang Rowi..."
Rowi: (Bersujud + menangis tersedu2)

.......Tangisan Penyesalan yang panjang.....

>>> Kembali Ke Masa sekarang <<<

Ayah: (berlinang air mata) ini baju kesayangan kakek kamu Ahmad, Ayahnya ayah...kalo memakai baju ini, ayah merasa nyaman dan tentram, teringat kasih sayang mereka yang tulus...seakan2 mereka memeluk ayah setiap saat, mengingatkan solat dan mengaji sepanjang waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar