Kamis, 18 April 2013

Suami Otak Kiri dan Suami Otak Kanan - Episode 26


HYPNO TEACHING (Metode Belajar Alam Bawah Sadar) - Part 2

Tanpa disadari kita sudah banyak belajar dari orang tua kita. orang tua adalah guru dan pembimbing No. wahid, Wakil Allah untuk kita di Dunia. Mengajarkan kita berbicara, merangkak, berdiri dan berlari. kemana pun kaki kita melangkah, kepada merekalah Allah menitipkan RidhoNya. setinggi apapun kita berdiri, kepada merekalah kita patut membungkukkan kepala. selantang apapun suara kita, kepada merekalah kita patut menghaluskan suara. Sungguh, mereka itu lebih mulia daripada apa yang kita bayangkan.

"Al - Quran adalah Sahabat Sepanjang Masa"

* SUAMI OTAK KIRI

Layaknya Kiyai pada umumnya, berharap anaknya bisa seperti dirinya. beliau sekolahkan di sekolah2 islam, pesantren, bahkan sampai ke Madinah. tapi, Iman tetap tidak bisa diwariskan...

Abi: (jengkel) mahal2 disekolahin sampai madinah, untuk membiasakan membaca Qur'an saja kok kamu malas banget?!

anak: Lg gak mud bi,

abi: (heran) kok bisa2nya kamu jawab begitu? dipesantrenin bukanya semakin cinta malah semakin jauh dari Al-Qur'an?

anak: Ibadah itu gak bisa dipaksakan abi!

*SUAMI OTAK KANAN

>> Persiapan mengkhitbah

Abi: (duduk di kursi rodanya dalam keadaan lumpuh dan bisu sembari membaca Qur'an dengan tergagap2)
huda: Abi, hari ini huda mau mengkhitbah Anak orang! doain biar lancar dan diterima! biar abi bisa cpt momong cucu! hehe

abi: (senyum sembako+berbisik) "Doa Abi menyertaimu, Abi tidak akan jauh2 dari Huda"
huda: (menyimak) Amiin. Maksudnya apa sih bi?

abi: (mengacungkan jempol)
huda: RCTI OKEH?! hehe...

umi: kamu sudah yakin bisa menghadapi abinya nuri? beliau kan Al - Hafidz?
abi: umi, jaman sekarang yang laku itu duit, bukan Qur'an...liat tuh si abi, klo udah lumpuh begini emangnya Al - Qurannya bisa diandelin lagi? nemenin huda lamaran aja gak bisa. lagipula huda kan udah pny pekerjaan tetap, insyAllah itu udah jadi modal kuat buat ngeyakinin abinya nuri!
umi: (geleng2) ckckck...ya sudah, umi doain biar lancar!

- Dalam perjalanan menuju khitbah -

tmn huda: bro bokap lo knp? stroke y?
huda: Yah begitu deh, lumpuh+bisu...mungkin krn kebanyakan baca Qur'an kali, hehe

tmn Huda: Parah lo! bokap sendiri diledekin?
huda: Emang kenyataannya gitu kok, kata nyokap gw, dr gw msh di kandungan sampe td pas kita pamit abi gw gak pernah berhenti bacain Qur'an buat gw...Oke, gw ngerti baca Quran tuh penting tp gak perlu Fanatik gitu juga kan? jadinya begitu deh,,,

tmn huda: Astagfirullah, blm tentu krn Qur'annya jg kan bro?
huda: gmn kagak? bayangin ja ye, tiap sebelum tidur sama abis subuh dr gw kecil ampe sekarang, bokap gw gak pernah berhenti bacain gw Qur'an. setiap hari 1 jus itu pasti. HUft, ampe gw bosen...

tmn huda: (kagum) Wah keren bgt bokap lo yak? berarti tiap bulan khatam Quran?
huda: ya begitu deh. tp anehnya bro, bokap gw gak pernah nyuruh gw baca Quran! SERIUS! Sekalipun gak pernah nyuruh gw baca Qur'an! (heran)

- suasana di rumah Nuri (calon istri) sebelum kedatangan huda -

abi: kamu yakin sama huda?
nuri: (murung) Entahlah bi, kata org2, dia jarang baca Qur'an, padahal nuri berharap suami nuri nanti adalah org2 yg membina rumahtangga Qur'ani

abi: klo begitu, biar abi tes bacaan dan hafalannya yah? klo memang begitu parahnya, kita bisa jadikan Alasan untuk menunda lamaran ini, tp jika sebaliknya, apakah nuri bersedia?
nuri: (pesimis) InsyAllah abi...

>> Proses Khitbah

setelah menyantap hidangan rumah dan berbicara banyak soal latar belakang keluarga masing2...

abi nuri: (senyum) iya, nuri sudah banyak cerita tentang huda. sejauh mana huda mengenal nuri?

huda: sebatas di kampus dulu, dan cerita dari teman ke teman, kita juga sudah pernah bertemu dan membicarakan banyak hal...dan sy sungguh2 mencintainya abi

abi nuri: (senyum seribu bahasa) Begini Nak huda, keluarga kami ini dididik dengan fondasi agama. menjadikan Agama sebagai landasan kehidupan. siapapun yang akan menjadi bagian dari keluarga kami, sekurang2nya harus memahami agama. selebihnya barulah mapan ekonominya

huda: (gugup) Oh, iya bi

abi nuri: bagi abi, bisa membaca Qur'an merupakan indikator mendasar seorang muslim, dan menghafalnya merupakan karunia yang luar biasa. abi berharap bisa memiliki menantu yang bisa membaca Qur'an, hafal dan mengajarkannya...

huda: (mulai berkeringat+gugup+tatapan kosong) Oh, iya bi

abi nuri: huda tidak keberatan jika abi tes bacaan dan Hafalan Qur'annya?

huda: (kaget+berkeringat+gugup+tatapan kosong+bisu+mengangguk)

Abi nuri: abi akan mulai dengan surat2 pendek Juz Amma, dan setelahnya abi coba acak surat2 panjangnya yah?

huda: (hanya mengangguk dengan tatapan kosong)

*HENING*

Abi: (Membaca Permulaan 'Qul Family's' (Al ikhlas+Annaas+Al Falaq)
huda: (melanjutkannya dengan baik)

Abi: (Membaca Permulaan Al - Kaafiruun...)
huda: (melanjutkannya dengan baik)

Abi: (Membaca permulaan At-tiin)
huda: (melanjutkannya dengan baik)

abi: (membaca permulaan Addhuhaa...)
huda: (melanjutkannya dengan baik)

Abi: (membaca permulaan Annaba)
huda: (mulai terbata - bata)

Abi: (membaca Ayat Kursi dan Ayat terakhir Al - Baqarah)
huda: (MAsih Aman)

Abi: (Membaca Potongan surat Luqman yg populer)
Huda: (mampu melanjutkan sebagian)

abi: (segera memindahkan ke Surat Al-jin)

*HENING...............................................*

Huda: (kenignnya berkerut + sekujur tubuhnya bercucuran keringan)

abi: (segera memindahkan ke Surat Al - Waqiah)
Huda: (Lumpuh dan bisu)

Abi: (Pindah lagi ke Juz Amma / Al-Muthaffifin)
Huda: (melanjutkan dengan sangat terbata - bata)

Abi: (Pindah ke surat Nuh)
Huda: (Lumpuh dan bisu)

Abi: (Membacakan Surat Ar-Rahman 1 - 10)
Huda: (terBisu lama+tiba2 menangis tersedu2+memejamkan mata)

*HENING...............................................*

Dalam keheningan itu, dalam pejaman mata yang dalam, tiba2 Allah menghadirkan Memory tentang Abinya, tergambar dengan jelas nostalgia sejak ia di kandungan, sejak ia masih kecil, mengisi hari2nya, Menyejukkan malam2nya, Mengantarkan paginya, tidak pernah berhenti sampai hari ini, Masih terdengar jelas, masih teringat jelas, betapa merdunya suara lantunan itu, ayat demi ayat, surat demi surat, juz demi juz,,,,,,,,,,,,,,,,, suara itu, suara yang keluar dari mulut abinya yang kini sudah lumpuh dan bisu,,,tiba2 ia teringat perkataan abinya sebelum berangkat mengkhitbah, "Abi tidak akan jauh2 dari Huda"

Huda: (Memejamkan mata dan Melanjutkan Surat Arrahman dengan baik+tersedu2)
Abi: (Heran sejenak, dan segera membacakan permulaan surat Muhammad)

SubhanAllah, dalam pejaman mata itu, Abi muncul dalam bayangannya dan membisikkan Ayat demi ayat, sebagaimana abi selalu lakukan itu untuk mengantarkan huda tidur semasa kecil...

Huda: (melanjutkan dengan baik)

Abi nuri: (hampir tidak percaya, dan mambacakan permulaan surat Ibrahim)
huda: (melanjutkannya lagi dengan sangat baik)

abi nuri: (berhenti dan tiba2 berlinang air mata) Allahu Akbar...Nak huda, bagaimana bisa dalam kondisi seperti tadi, tiba2 anda sanggup melanjutkan surat2 tersebut, bahkan dengan lantunan Madinah nan merdu? bagaimana anda belajar membaca dan menghafal Qur'an? siapa guru anda nak huda?

Huda: (mulai membuka matanya yang berlinang air mata) guru sy, adalah abi saya sendiri...

" Keridhoan Allah ada pada keridhoan orang tua, dan diantara mereka (para orang tua) ada yg mendidik anak2nya dengan penuh kesabaran dan 'keridhoan', semua itu karena kasih sayang mereka menjadi keridhoan yang hakiki "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar