> Reformasi 1998 - KrisMon - Efek KrisMon - Perekonomian lumpuh - Pengangguran <
Perusahaan kita tengah gulung tikar. kami harap anda faham. mudah - mudahan silaturrahiim kita bisa tetap terjaga.
* SUAMI OTAK KIRI
pulang ke rumah dengan tatapan kosong. pasrah.
>> berbulan - bulan menikmati masa - masa menganggurnya.
mamah: ayah,,,mamah ngerti sekarang kondisi tengah krisis dan sulit, ayah mungkin capek, dll, tp bukan berarti nganggur sampai berbulan2 begini kan? sebagai suami sudah menjadi kewajiban untuk mencari nafkah...
ayah:(kecewa) kok mamah ngomongnya begitu sih?! ayah udah usaha kok! tapi memang blm ada hasilnya, negara kita itu lagi bangkrut, tahu?! ngertiin ayah donk!
mamah: iya mamah mencoba mengerti tapi anak2 dan rumah tangga ini kan butuh biaya Ayah?! kan masih banyak tempat kerja selain di kantor?
ayah: (geram) apah? mah, ayah ini Sarjana lho, bertahun2 kuliah masa harus kerja seperti buruh?
mamah: tapi, ini keadaannya berbeda ayah?!
ayah: udah. kamu gak ngerti, ini soal prinsip ayah!!
* SUAMI OTAK KANAN
pulang ke rumah seperti biasa. tidak ada yang berbeda. tidak ada yang tahu.
>> Setiap Pagi
mamah: (seperti biasa memakaikan dasi untuk ayah) Alhamdulillah yah, ayah gak kena PHK seperti orang lain? mudah2an Allah menjaga rizki kita!
ayah: (senyum seribu bahasa) oke, ayah berangkat dulu ya mamah...(cium kening)
posisi aman. jauh dari jangkauan orang rumah. ayah pun melepakan pakaian kantornya dan bersiap - siap menuju pasar jati negara, mem'banting tulang'. berbekal jaringan dan semangat, setiap harinya ayah menjadi buruh lepas di pasar jati negara. jenis pekerjaan apapun ia lakukan; kuli panggul, parkir, bersih2 dan sesekali menjadi serep tukang ojek.
preman pasar: (heran) Bos, anak buah lo yg satu itu kok kayaknya beda sendiri?
bos: wahaha, dia baru diPHK dari kantornya, die satu2nya anak buah gw yang Sarjana, jebolan UI lagi...
PS: (tercengang) Buset, kok bisa begitu y?
Bos: Efek KrisMon bro, bagi yang lemah dan gengsi, jadi sampah di era ini! tp asal lo tau aja, keluarganya gak tau klo dia kerja beginian, hehe
>> pulang ke rumah (berpakaian kantor)
mamah: (curiga) ayah kok akhir2 ini bau badannya beda?
ayah: (senyum sembako) Ah...perasaan mamah sadja itu, hehe
anak: (menghampiri ayah + bergelayutan di pundaknya) Ayah...besok beliin ade sepatu baru yah? ya yah? sepatu ade udah rusak (cemberut)!
ayah: (SENYUM SEMBAKO) Siap Grak! (hormat militer)!
hari demi hari bekerja, penghasilan ayah baru bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. akhirnya ayah pun memutuskan untuk menambah jam kerjanya sebagai pemulung.
>> pulang ke rumah (berpakaian kantor)
mamah: (khawatir) kok akhir2 ini ayah pulangnya larut?
ayah: (SENYUM SEMBAKO) akhir2 ini pekerjaan banyak lemburannya mah,,,
anak: (menghampiri) ayah, ade mau isi formulir Les bahasa inggris, disini ada kolom pekerjaan orantua. ayah kerjanya apa?
ayah: (bingung) Ehm, E...'Free Land', ya tulis aja free land!
mamah: (curiga)
>> Suatu Malam yang berhiaskan kelelawar
mamah: (menelpon ayah via telpon rumah ke HP) Ayah baik2 aja kan?
ayah: (gugup) Hehehe...Alhamdulillah + Luar Biasa + Allahu Akbar!!
mamah: (curiga) Jangan Gila deh, kok banyak suara mobil?
ayah: ayah lagi di luar kantor mamah, nanti ada lemburan
anak: (meraih telpon) ayah nanti beliin ade martabak bangka yah!?
ayah: SIAP GRAK!
>> membeli martabak
tukang: silahkan pak martabaknya?
ayah: (merogoh semua kantong) *galau* Duh, dimana uangnya yah pak? tadi ada kok pak...
tukang: (SENYUM KESEMEK)
ayah: (terdiam+berpikir keras) pak, uang sy sepertinya jatuh, gmn klo sy gadai kemeja sy? kemeja saya ini harganya mahal lho, nanti klo udah ada uangnya sy bayarin kok pak?
tukang: (BE-TE) ya sudahlah,,,
>> pulang ke rumah (tanpa pakaian kantor)
mamah: (heran) dmn kemeja ayah?
ayah: (gugup) ayah titip di temen ayah
mamah: (geram) JANGAN BOHONGIN MAMAH TERUS!!!
ayah: (gugup) Ssstt...pelan2 ngomongnya mah, bohongin apa sih?
mamah: (berlinang air mata) perasaan mamah kuat kok, pasti ayah sembunyiin sesuatu?! jawab?!
ayah: Iya ini ayah bawa Martabak?! hehe
mamah: (BETE) bukan itu maksud mamah? ngerti gak sih ayah?!
ayah: (peluk mamah erat) ayah gak apa - apa kok, mamah percaya aja sama ayah yah?
anak: (memergoki) Ih..jorok, mamah+ayah pelukan? hihi
ayah+mamah: Hwahaha....
"Meski nafasmu kadang tersengal, memikul beban yang makin sarat, kau tetap bertahan.
keriput tulang pipimu gambaran perjuangan, bahumu yang dulu kekar legam termakan matahari, kini semakin kurus dan terbungkuk, namun semangatmu tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar, kau tetap setia...Ayah..." (Ebiet G Ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar