Senin, 15 April 2013

Suami Otak kiri dan Suami Otak kanan - Episode 25


Apakah mereka yang sukses itu selalu berasal dari kalangan 'miskin' / marjinal / tidak ada / anak yatim / perantau? tidak juga. kita menemukan, bahwa model pendidikanlah yang membentuk karakter sukses mereka. dan Rumah adalah Madrasah (tempat belajar) tertinggi.

* Fenomena *

Sudah mejadi Rahasia umum bahwa Sebagian besar harta Pejabat / orang2 kaya dihabiskan oleh Anak dan Istrinya. Wajar. tapi bagaimana cara mereka menghabiskannya? itu hal yang berbeda.

* KELUARGA SUAMI OTAK KIRI

anak: thanks ya pah udah bantu roni masuk UI lewat jalur 'khusus'
papah: Ah...uang segitu mah gak ada artinya bagi papah, asalkan kamu bisa kuliah di tempat yang bagus!

anak: pah klo gitu roni butuh Baju baru+mobil+BB+laptop, dll untuk kebutuhan kuliah!?
papah: (memberikan ATMnya) pake secukupnya yah...
anak: thanks bgt pah

* KELUARGA SUAMI OTAK KANAN

- dalam ruangan keluarga

papah: (ORASI Sambil berdiri)
"papah aja gak sempat makan bangku kuliah, tapi bisa mendirikan supermarket di seluruh provinsi di indonesia! sedangkan kamu bahkan berencana kuliah di Amerika?? kira2, dengan kuliah itu, nantinya kamu bisa gak melampaui prestasi papah?!?!
Inget ya gian, jangan samakan papah dengan orang tua pada umumnya! Papah gak butuh ijazah / gelar sarjana kamu (membanting berkas)! klo ragu2, lebih baik Gian bantuin papah di perusahaan!?

Gian: (keningnya mengkerut)

mamih: Pah,,,,, gak perlu sekeras itu...!

papah: Maaf mih, tolong tinggalkan papah dengan Gian saja, ini urusan sesama pria!

mamih: (cemberut+meninggalkan ruangan)

Gian: (beridiri + tegas) InsyAllah BISA?! dan Gian berjanji sepulangnya dari amerika akan mengembangkan perusahaan keluarga kita lebih dari ini!!!

papah: (senyum menantang) OKE, papah pegang janji Gian! brp estimasi biaya yg kamu butuhkan selama disana?

Gian: minimal Rp. 500.000.000 (lima ratus juta) pah untuk kebutuhan sehari2?
papah: oke, nanti papah siapin Rp. 10.000.000 (sepuluh juta)

Gian: (heran) Eh? pah???
papah: knp? pokoknya papah cuma bekalin kamu 10 juta u/ kebutuhan sehari2! sisanya Gian cari sendiri disana dan tidak ada uang tambahan lagi. papah yang sudah tua saja bisa cari duit, knp kamu yang muda tidak bisa?! camkan, jangan pulang ke indonesia sebelum lulus!

Gian: (agak jiper)
papah: (Senyum Seribu Bahasa) Bayarlah impianmu dengan kesungguhan, (bukan dengan uang), maka kau akan dapat melunasinya!

Gian: (termotivasi) OKE!
papah: ingat pesan papah, Mulailah semua aktifitasmu dengan "BasmAllah"! dan ucapkanlah "Tidak Ada Daya dan Kekuatan Kecuali Atas Pertolongan Allah" setiap kali dirimu mengalami kepayahan dan kemudahan!

ternyata, hidup di negri orang itu tidak semudah yang dipikirkan. kuliah+cari duit pun membutuhkan energi dan waktu yang cukup. Gian pun terpaksa memperpanjang waktu kuliahnya. hingga akhirnya ia pun berhasil lulus dan pulang kampung.

>> Setelah Beberapa hari di Indonesia

- di Perusahaan

papah: (melihat2 ijazah Gian tanpa expresi)
Gian: Alhamdulillah Gian lulus dengan nilai cukup. bagaimana pah? kapan Gian bisa gabung di perusahaan?
papah: (senyum sinis) Oke. ayo ikut papah ke gudang....

- di gudang perusahaan

papah: (mengumpulkan semua buruh di bagian gudang) Mohon Perhatiannya! ini anak saya satu2nya, namanya Gian!
Gian: (menyapa) Salam kenal semuanya!

papah: Mulai hari ini, Gian akan membantu kalian sebagai buruh biasa di gudang!
Gian: (KAGET+GAK NYANGKA?)?????

papah: sy tegaskan untuk tidak mengistimewakan anak sy! perlakukan dia layaknya buruh lainnya! faham?!
buruh2: faham!!!

siapa sangka sang ayah malah memposisikan anaknya sendiri pada posisi golongan bawah dan harus bekerja banting tulang + bercucuran keringat.

mamih: (geram) KETeRLALUAN! apa maksud papah menempatkan Gian di bagian gudang?! dia kuliah jauh2 ke amerika susah payah, dan ini bentuk penghargaan papah sebagai orang tua!?
papah: (senyum sembako) papah berjanji akan menjelaskan semua ini pada waktunya yah?!

bertahun - tahun Gian menjadi buruh di bagian gudang, di perusahaan ayahnya sendiri. tanpa ada kejelasan kenaikan pangkat, namun ia coba untuk bertahan sekuat mungkin walaupun hatinya sesekali bertanya, "begitu teganya kah papahku ini?" energi yang dikeluarkan dan gaji yang ia terima pun sama dengan buruh lainnya. gaji tersebut ia pergunakan dengan baik untuk membeli kebutuhan sehari - hari karena papah sudah tidak mensupport uang sepeser pun untuknya.

>> suatu hari, dalam bisingnya gemuruh suasana gudang

pembantu rumah (PR) : (berlari tergesa2 menghampiri Gian) Gian...
Gian: Oy Bro...hehe, santai, santai, santai, knp? ada apa?
PR: (gugup + bingung)
Gian: (curiga) knp bro?
PR: (murung) bokap!!!
Gian: (jantungnya berdebar) KENAPA BOKAP GW?!?!!!!
PR: (berlinang air mata) tadi gak lama setelah lo berangkat, beliau kena serangan jantung, dan sayangnya beliau gak bisa terselamatkan...
GIAN: (roboh)

* HAMPA *

>> 1 minggu sepeninggal papah, masih dalam suasana duka cita

- Ruangan Keluarga

Asisten papah: berdasarkan surat kuasa ini, tuan Gian Resmi menjadi pimpinan perusahaan yang baru!
gian: (bisu)
Asisten papah: Oya, ketika anda masih di amerika, beliau menitipkan surat ini kepada sy, untuk disampaikan pada anda setelah beliau wafat nanti,
gian: (membuka surat tsb):

"Wahai Gian Anakku tersayang...
Hari dimana Gian membaca tulisan ini, adalah hari perpisahan kita
hari ini adalah waktu yang tepat u/ membuktikan semua janji2mu pada dirimu sendiri

Maafkan atas semua perlakuan papah,
beginilah cara papah menyampaikan Rasa cinta
papah batasi kebutuhanmu agar Gian bisa mandiri
Bukannya papah tidak bangga atas prestasimu (ijazah / gelar),
papah lebih bangga ketika gian mampu melewati masa2 sulit dengan mandiri
bersungguh2 dalam bermimpi dan mampu menemukan jatidiri

papah tempatkan gian di bagian paling 'bawah' di perusahaan ini,
semata - mata agar Gian mengerti:
betapa sulitnya papah membangun usaha ini, belajarlah menjadi 'Besar'!
betapa sulitnya para buruh itu membanting tulang, belajarlah menghargai mereka!
betapa bahagianya menerima gaji dari keringatmu sendiri, belajarlah bersyukur!
betapa rumitnya mengatur siklus persediaan masuk dan keluar, belajarlah teliti!
Nanti, ketika dirimu menggantikan posisi papah,
kau akan Mengerti Bagaimana harus Melanjutkannya dengan baik!

ingatlah selalu pesan2 papah semasa hidup
papah berharap kita bisa bertemu lagi di kampung halaman nenek moyang kita (syurga)
Percayalah bahwa Papah Sayang Kamu, Anakku, Gian!"

[Orang yang dimaksud dalam kisah ini, Sekarang sudah benar2 berhasil membuat kota2 besar di Indonesia Macet krn banyaknya pelanggan yang mengantri untuk berbelanja...]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar