Minggu, 14 April 2013

Suami Otak Kiri dan Suami Otak kAnAn - Episode 23



GAGASAN => VISI (Cara Pandang Jauh Ke depan / Impian)

Pembaca yang terhormat. Diantara kita ada yang berusaha menyelesaikan masalah demi masalah dalam hidupnya dengan mengurutkannya dalam beberapa poin dan menjawabnya satu per-satu. Metode seperti ini bisa kita temukan dalam psikotes. ada juga yang berusaha menyelesaikan masalahnya secara 'substitutional' (menyelesaikan masalah dengan masalah lainnya), mediasi, tawakkal, dll...dari sekian banyaknya orang dan metode yang digunakan, Hanya Segelintir Orang yang menyelesaikan masalah demi masalah dalam hidupnya melalui sebuah Gagasan. Lagi - lagi kita berbicara soal 'CARA PANDANG'. hal ini pula yang membedakan Sarjana Teknik dengan Thomas Alfaedison, Sarjana Sastra dengan Buya Hamka, Sarjana Informatika dengan Bill Get, Sarjana Ekonomi dengan Bob Sadino, dll

- di sebuah Pulau tanpa nama yang tidak terlihat di PETA Indonesia -

beberapa tahun ini, Pulau kecil ini dalam keadaan darurat. seringkali mengalami abrasi yang mengakibatkan bibir pantai terkikis dan rusaknya ekosistem biota laut. cuaca sering kali badai. Pasangnya air laut bisa mencapai pemukiman warga dan merusak perkebunan dan pertanian. diperkirakan 20 tahun lagi pulau ini akan tenggelam.

penduduk pulau ini tidak sampai 500 kepala keluarga. mereka yang tinggal saat ini adalah keturunan kelompok pengembara yang dahulu menempati pulau ini.

>> Rapat Pulau

Suami otak kiri (soki) : setelah mempertimbangkan saran dari pemerintah yang pernah berkunjung kesini dan hasil jejak pendapat dengan para tokoh masyarakat, saya selaku pimpinan pulau, menginstruksikan kepada seluruh Penduduk untuk Hijrah ke 'Pulau Pemerintah'!

penduduk: (pasrah + bisu terpaku)

Suami Otak kanan (soka): (berdiri) Maaf pak, sy izin bicara. sy menghargai keputusan bapak - bapak besar disana, tapi untuk kali ini izinkan saya sekali lagi untuk menyampaikan sebuah konsep 'Pulau Terpadu' yang nantinya akan menyelesaikan berbagai pesoalan pulau kita tanpa perlu hijrah ke 'Pulau Pemerintah'!

soki: (senyum sinis) maaf pak soka, kali ini konsep apalagi yang anda tawarkan? gagasan anda selama ini pun belum bisa dibuktikan dan banyak merugikan?! Bukan saatnya coba2! kita sedang dalam keadaan darurat, tawaran dari pemerintah solusi terbaik saat ini?!

soka: (mengencangkan suaranya) pak, hijrah itu bukan Solusi terbaik, apakah pemerintah benar2 akan menjamin kehidupan seluruh penduduk kita yang hijrah? bukankah kita pernah mendengar bahwa disana masih banyak warga miskin yang tidak terurus??? Kita manusia, dibekali akal dan pikiran, seharusnya bisa kita maksimalkan untuk menyelesaikan masalah ini!

soki: (geram) CUKUP!!! SILAHKAN anda pilih jalan anda sendiri, bagi mereka yang mau selamat dan berkembang, ayo ikut dengan kami!!

soka: Mohon dengarkan saya pak, konsep saya kali ini menyimpulkan gagasan2 sy sebelumnya! dan ingat, warga kita masih belum siap hijrah ksana!?

soki: ( tidak menghiraukan)

proses hijrah pun dimulai. sebagian besar warga memilih hijrah, mereka yang hijrah adalah penduduk yang dikategorikan hidup berkecukupan. sedangkan mereka yang terdiri dari Anak - anak yatim, jompo, miskin dan cacat, memilih tetap di pulau. diantara mereka yang menetap, dikarenakan cintanya terhadap tanah leluhur, keadaan ekonomi / fisik, putus asa dan ada pula yang mencari setitik harapan. Namun, keluarga soki dan soka pun berencana hijrah.

>> detik - detik sebelum hijrah

soka: (menoleh ke belakang, memandangi penduduk yang memilih menetap di pulau, diam terpaku)
mamah: (menarik tangan ayah) ayah ayo naik kapal?!

soka: (termenung+terpaku, hatinya terketuk, berlinang air mata) mah, kita netep di pulau ini saja yuk?! (menatap tulus + senyum sembako)
mamah: (terdiam melihat tatapan ketulusan ayah, seperti dahulu saat memintanya menjadi istri)...........Yuk!

soki: (mengampiri) Apa – apaan pak soka ini! Ayo naik kapal!?
Soka: Maaf pak, sy tidak bisa meninggalkan mereka disini

Soki: sudahlah, mereka itu kan terdiri dari anak2 yatim, dhuafa, jompo dan cacat...lambat laun pun mereka akan lenyap ditelan lautan! Sedangkan org seperti anda, pasti mendapatkan posisi bagus di pulau pemerintahan!
Soka: (Geram) bukankah Wasiat terakhir Nabi kita sebelum wafat adalah, “Peliharalah solat dan lindungilah orang2 lemah diantara kalian!”? sy memang membutuhkan bantuan, tapi bukan berarti BERGANTUNG! Menggantungkan diri kita kepada manusia (pemerintah) hanya akan membuat kita jadi Penjilat!!

Soki: (kecewa) jangan sok ideal pak!! Lantas apa yg akan bpk perbuat disini?! Melawan kekuatan Alam, HAH?! Mustahil!!
Soka: (TEGAS)TIDAK ADA DAYA & KEKUATAN KECUALI ATAS PERTOLONGAN ALLAH! !

soki: dasar keras kepala...

kapal pengungsian terakhir pun berangkat...

soka: (berdiri dihadapan segelintir penduduk yang menetap di pulau) Mohon perhatiannya, Sy punya sebuah Konsep Pulau Terpadu, sy bernama ‘Pulau hutan BAKAU’. Konsep ini akan menyelesaikan banyak masalah di pulau kita! Namun, untuk mewujudkannya, sy butuh orang2 yang mau berusaha dan komitmen! Asal disiplin dan sabar, dalam 10 - 20 tahun lagi, bukan hanya menahan pasangnya air, dan abrasi, kita bahkan bisa meningkatkan taraf ekonomi pulau ini!

Setelah beberapa kali rapat konsep dan teknis. Penduduk pulau yang tadinya putus asa dan pasrah pun mulai berpikir untuk membantu. hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun bibit bakau ditanam, dibudidayakan dan dilestarikan. Namun, tim yang terdiri dari segelintir orang pun semakin lama semakin berkurang karena faktor usia, wabah penyakit dan keadaan. Kehidupan mereka semakin sulit karena kondisi pulau semakin memburuk, sumber daya pangan semakin sulit, sehingga mereka seringkali kelaparan. keadaan ini membuat banyak orang berputus asa dan menyerah. soka tidak pernah berhenti walaupun tinggal diri dan keluarganya saja yang berusaha....

mamah: ayah, untuk apalagi terus2an memperjuangkan ini? toh sudah tidak ada lagi yang peduli?!
ayah: (memegang kedua pundak mamah) Sabarlah Biadadariku sayang, sesungguhnya jalan menuju kejayaan dan kebenaran, memang sunyi dan terasing?!

Mamah: (berlinang air mata meratapi penderitaan mereka) iya...

>> 5 tahun,,,10 tahun,,,15 tahun,,,berlalu

Soka Wafat dan disusul istrinya 2 tahun kemudian...

>> 10 tahun sepeninggal mereka

Pemerintah Republik Indonesia, yang terdiri dari Presiden+wakil, menteri kehutanan, menteri pariwisata dan jajarannya, menghadiri peresmian sebuah pulau pilot proyek dunia, pulau hutan bakau.

acara pun diawali dengan sambutan kepala pulau:
“....
yang saya hormati pemerintah republik indonesia. Terimakasih telah menyempatkan hadir. salam hormat dan bangga, kami sampaikan juga kepada Almarhum dan Almarhumah “kekasih mangrove” beserta keturunannya yang telah bertahan dan membangun pulau ini, (berlinang air mata kekaguman)...20 tahun bukanlah waktu yang sebentar...(tiba2 menangis tersedu2), Astagfirullah...maafkan atas tangisan ini, sy hanya tak kuasa ketika membayangkan, seandainya sepasang kekasih mangrove itu duduk diantara kalian, menggunakan pakaian mewah dengan kehidupan yang serba kecukupan, sayangnya mereka bahkan belum sempat melihat ‘wajah pemerintah’. sekarang, Buah kesabaran mereka telah berhasil membangun pulau ini tanpa bantuan pemerintah sekalipun...
Panorama hutan bakau yg megah ini sudah berhasil menyedot turis dalam dan luar negri, akibatnya perekonomian penduduk meningkat. Balai – balai penelitian pun mulai di bangun, para pelajar dan mahasiswa selalu memadati pulau kami...

Say: Selamat tinggal air pasang dan abrasi... Selamat tinggal ‘pulau tertinggal’...

TERIMA KASIH

"Ajak teman anda gabung di Halaman ini!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar