Jumat, 18 November 2016

PENGANTAR PENULIS

  •        Bentuk Tulisan

 Tulisan yang anda baca ini bukanlah Karya ilmiah yang perlu menjelaskan berbagai sumber referensi dan analisis. Tulisan ini bukan pula catatan sejarah yang mesti memuat Peristiwa, Tokoh dan Penanggalan berserta sumber – sumbernya, apalagi Kitab Fiqih yang memuat Hukum – hukum Agama berdasarkan Al – Qur’an, Al – Hadits, Ijma’ Ulama dan Qiyas. Tulisan ini benar – benar bukan termasuk kategori tersebut.

Berdasarkan bentuknya, Karya Tulis ini berupa Gabungan 'Drama' & 'Prosa' 'Fiksi' yang juga memadukan unsur 'Novel' dan 'Cerpen' sekaligus yang dibingkai dalam sebuah Karangan bernuansa ilmiah dan alamiah. Dikatakan 'Drama' karena banyak mengandalkan dialog sebagai pembentuk alurnya. Dikatakan juga 'Prosa' karena mengandung juga susunan alur yang bebas dan terperinci. Dikatakan juga 'Fiksi' karena mengandung juga susunan alur yang memperhatikan sistematika penceritaan. Dikatakan juga 'Novel' karena secara umum dirangkai berdasarkan cerita yang panjang tentang kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya berikut watak dan sifat tokoh – tokohnya. Dikatakan juga 'Cerpen' karena terdapat juga sistematika alur 'cerita' pendek dalam bentuk 'Puzzle'. Dikatakan juga 'Cerita' karena mengandung Peristiwa, Hal dan kejadian yang mengisahkan Pembicaraan, perbuatan, pengalaman, penderitaan, perbandingan, perbedaan dan sebagainya. Dikatakan juga 'Puzzle' karena alur ceritanya bongkar - pasang alias tidak urut, namun tetap memperhatikan konsep hubungan antara satu cerita dengan cerita lainnya.

Karangan itu sendiri merupakan Rangkaian Hasil pemikiran dan perasaan penulis dalam satu kesatuan tema yang utuh. adapun dikatakan Ilmiah karena terdapat materi – materi ilmu pengetahuan. Dikatakan juga Bernuansa Alamiah karena menyinggung fenomena nyata dan apa adanya.

  • Penjudulan


 Mengapa diberi judul ‘Suami Otak Kiri’ dan ‘Suami Otak Kanan’?

Pemberian judul seperti pemberian nama yang tidak mutlak bisa dimaknakan secara bahasa, melainkan bisa mengalami perubahan bahkan penambahan dari pemaknaan asalnya. Pada Prinsipnya nama disandarkan pada maksud si pemberi nama. Dalam 'keyakinan' kami, nama bisa Bermakna do’a pada yang diberi nama. Ketika seseorang dinamai ‘Malik’ (Bahasa Arab) yang secara denotatif bermakna Raja / penguasa, belum tentu makna itu yang dimaksud oleh si pemberi nama, melainkan bisa jadi si pemberi nama bermaksud menyandarkan nama tersebut kepada Imam ‘Malik’ yaitu Salah seorang Tokoh Ulama pendiri Mazhab Maliki. Penambahan atau perubahan makna 'Malik' dari asalnya ‘Penguasa’ menjadi ‘Ulama’ termasuk dalam pembahasan jenis kata konotatif. Begitu juga dengan judul karangan kami ini. Selaku pemberi judul, penulis memiliki Maksud khusus tentang makna ‘Suami Otak Kiri’ dan ‘Suami Otak Kanan’, sebagaimana kedudukan ‘bahasa ilmiah’ dalam berbagai disiplin ilmu yang berbeda.

Lalu, mengapa ‘Suami’?

Secara Leksikal, Suami adalah pria yang telah beristeri. Adapun Sebagai Manusia, Suami merupakan makhluk berakal budi. Dia juga seorang kepala keluarga yang bertanggungjawab atas isteri dan anak - anaknya. Dia juga seorang anak yang diamanahkan berbakti kepada kedua orang tua dan menjalin silaturahim kepada saudara - saudara kandungnya. Dia juga seorang Makhluk sosial yang bermasyarakat. Dia juga seorang pribadi yang memiliki hasrat dan cita - cita. Maka, berdasarkan penjabaran tersebut, secara kontekstual kami memilih kata suami sebagai simpul pertalian makna umum dan khusus yang saling terikat di dalamnya.

Apa yang dimaksud dengan 'Otak Kiri' dan 'Otak Kanan'?

Pengertian 'Otak Kiri' dan 'Otak Kanan' dalam karangan ini bukan berarti Salah dan Benar atau Buruk dan Baik, bukan pula menjelaskan fungsi Otak Kiri dan Kanan secara ilmiah. Kami berlepas diri dari pengertian tersebut. ‘Otak Kiri’ dan ’Otak Kanan’ dalam karangan ini digambarkan sebagai proses berpikir dari kiri ke kanan, bisa juga bermakna Biasa dan Unik, Sempit dan Luas, Logis dan Tidak Logis, Pesimis dan Optimis, dll. Adapun Penentuan ‘Otak Kiri’ dan ‘Otak Kanan’ merupakan Hak prerogratif Penulis (suka – suka penulis). Bahkan, Seorang Adolf Hittler pun bisa termasuk golongan ‘Otak Kanan’, tergantung dari sudut mana anda memandang, karena setiap kita memiliki sisi baik dan buruk yang bisa diambil hikmahnya. Anda cukup menikmatinya sembari minum kopi Robusta Lampung, kemudian mengambil pelajaran yang baik menurut pemahaman anda masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar