Sabtu, 25 Januari 2014

Suami Otak Kiri Dan Suami Otak Kanan - Episode 65

(NB: Baca Episode serupa, sebelumnya. Episode Lanjutan - Dalam Perjalanan Menembus Impian; keliling Dunia)

>> di Ruangan Akhwat, dalam sebuah Masjid, di suatu Negara, Dalam Perjalanan Menuju Hongkong <<

Istri Soka (IS): (Selesai Solat Ashar + Membenahi Diri)

Wanita Lain (WL): (Terpana) Wah... Kalung Yang Indah?

IS: (Senyum Delima) Terimakasih, bukan hanya indah, kalung ini juga menyimpan Cerita dan Misteri,

WL: (Mendadak penasaran) Benarkah? Sudikah anda menyampaikah Cerita dan Misteri itu? (Senyum Penuh Harapan)

IS: (Senyum) Yup,,,

# MENAPAK TILAS MASA LALU#

Suatu Siang yang gersang, di sebuah Pondok Pesantren, tepatnya di kediaman Kiyai (Ayahnya IS), ramai di penuhi para santri. Namun kali ini Bukan keramaian majelis Ilmu melainkan Mencari Kalung Peninggalan Almarhumah Isterinya yang baru hilang.

Kiyai: (Sayembara) Barang siapa yang dapat menemukannya, akan bapak berikan Lima Puluh Ribu (Betapa besarnya di masa itu)!

Para Santri: (Tercengang + termotivasi)

***

Hari demi hari berlalu, namun usaha mereka Nihil. Sang kiyai pun turut bersedih, betapa kalung itu begitu berharga dengan sejuta kenangan di dalamnya.

IS: (Terharu) Sabar Ya Ayah...mudah - mudahan kelak ada seseorang yang mengembalikannya?

Kiyai: (Senyum) Aamiin Ya Allah Tuhan semesta Alam, kita semua mengharapkan Hal itu...

***

Ketika Burung - burung Hantu Bernyanyi, seorang Pemuda Pengembara melangkahkan kakinya dengan mantap penuh Optimis. tatapanya fokus dan sesekali jauh menerawang. Ia Menyelusuri tepian Sungai di sebuah Perkampungan.

Langkahnya pun terhenti. Seketika itu pula ia menemukan sebuah kalung berlian yang diuntai dengan benang merah. kontan kalung itupun dipakaikan di lehernya, berharap ada yang mengenali kalung tersebut agar ia bisa mengembalikannya.

***

Malam semakin sunyi, Langkah - langkah pemuda itu semakin lelah. Pengembaraannya pun berlabuh sementara di sebuah Masjid, di dalam Pondok Pesantren yang indah dan nyaman.

***

- Bada Tahajud, dalam keheningan malam yang tersisipkan 'Auman' (ngorok) para santri -

Kiyai: (Memperhatikan Pemuda Asing yang tengah mengelilingi ruangan masjid, seperti tengah mengamati sesuatu) Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh (Senyum Tulus)?!

Pemuda: (Menoleh+Senyum Tulus) Wa 'alaikum Salaam Warahmatullahi wabarakaatuh wa maghfiratuh wa ridhwaaanuhu (Menghampiri kiyai dan mencium tangannya)

Kiyai: Hendak kemana Wahai Pemuda yang penuh semangat??

Pemuda: Hendak Merantau, mengadu nasib di Ibu Kota sekaligus menuntut ilmu wahai Pak Kiyai...

Kiyai: (Tiba - tiba, Pandangannya mulai terfokus pada Kalung yang dipakai Pemuda itu + terdiam + Tersadarkan) SubhanaAllah, darimana anda mendapatkan kalung itu?

Pemuda: (Melirik kalung tersebut) aku menemukannya di tepian sungai yang mengalir cukup jauh dari pondok ini pak kiyai. apakah anda mengenalnya?

Kiyai: (Teringat) Astagfirullah, Oh ternyata disitu...(Tersenyum Lega+Bahagia) Hehe, Alhamdulillah, itulah kalung yang selama ini kami cari...Ternyata Allah menitipkannya kepadamu Wahai Anak Muda

Pemuda: (Senyum Bahagia) Benarkah? Aku turut berbahagia Pak kiyai...(melepas kalung itu) Silahkan (memberikannya pada kiyai)

Kiyai: (menerimanya dengan riang) Wahai anak muda, Janganlah tergesa - gesa, setelah subuh, ikutlah dengan bapak ke rumah!

***

- di Teras Rumah Kiyai -

Kiyai: Wahai Pemuda, Bapak sudah bertekad, bagi siapa yang menemukan kalung ini, akan diberikan uang sejumlah lima puluh ribu. Maka ambilah uang ini sebagai bentuk terimakasih! (menyodorkannya kepada sang pemuda)

Pemuda: (Senyum Sembako) Wah Terimakasih Pak Kiyai (Nada Menolak), akan bermanfaat jika Pak Kiyai memberikannya kepada para santri yang membutuhkan, aku hanya sekedar mengantarkannya, tidak ada daya kecuali atas pertolongan Allah.

Pertemuan singkat itu pun berlalu, sang pemuda melanjutkan perjalanannya.

Kiyai: (Terharu + menangis) Ya Allah kelak Nikahkanlah Puteriku dengan pria seperti orang yang mengembalikan Kalung ini kepadaku!

# KEMBALI KE MASA INI#

IS: Ayahku pun Wafat. Jadilah aku seorang Anak yatim Piatu. aku pun mengambil kalung itu, harta warisan, merantau ke Ibu kota dan tinggal bersama sanak saudara disana.

WL: (Klimax Penasaran) Akhirnya????

... Hening Sejenak ...

IS: (Senyum Haru + mata berkaca - kaca) ternyata Allah mengabulkan Do'a Almarhum ayahku, kini Pemuda Pengembara itu sudah menjadi suamiku dan ia tengah melanjutkan pengembaraannya menuju jalan yang mudah - mudahan Allah meridhoinya...Amiin Ya Allah tuhan semesta alam...(Tak kuasa menahan rindu)

WL: (Berlinang Air mata) Oh...Romantisnya, (hanyut dalam kesedihan) tapi Bagaimana pertemuan kalian bisa terjadi?

>> BERSAMBUNG <<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar